Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, September 01, 2009

Penetapan harga gas sebelum akhir 2009

MAKASSAR: BP Migas­ berharap­ penetapan harga gas bumi dari perut sumur baru di Lapangan Walanga dan Sampi-sampi, yang akan dieksploitasi­ PT Energy­ Equity Epic Sengkang bisa dilakukan sebelum­ akhir 2009.

Setelah harga jual bersifat­ mengikat, yaitu memperoleh penetapan Menteri ESDM, kontrak­ penjualan­ gas (gas sales agreement/GSA) dengan­ pihak pembeli termasuk­ PT Energy Sengkang dapat berlaku efektif.Energy Sengkang, perusahaan afiliasi­ Energy Equity, membutuhkan pasokan gas untuk pembangkit baru berkapasitas 60 megawatt di daerah yang sama yang semula ditargetkan terwujud Agustus 2009.

Namun, Departemen ESDM dan BP Migas menunda izin penjualan gas dari bukaan sumur baru dengan alasan menunggu kesepakatan­ harga baru yang akan disesuaikan dengan tren harga gas dunia.Kepala BP Migas (Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) Kalimantan dan Sulawesi Agus Suryono mengatakan pihaknya dan Departemen ESDM ingin harga gas lebih tinggi agar negara mendapat keuntungan maksimal.

Menurutnya, posisi Energy Sengkang­ dan Energy Equity sebagai dua perusahaan dengan satu induk membuka kemungkinan penjualan gas terlalu murah.“Dulu harga gas murah, tetapi sekarang­ terus naik karena orang beralih dari diesel. Kami mau memastikan negara memperoleh manfaat sebesarnya dari eksploitasi gas tersebut,” kata Agus melalui telepon selulernya, kemarin.Saat ini, peralatan pengeboran termasuk rig telah siap di lokasi.

Harapan
BP Migas, sambungnya, memahami harapan sebagian pihak agar pembangkit listrik Energy Sengkang yang kini menyuplai 195 MW untuk­ Sulawesi Selatan dapat secepatnya ditambah sesuai rencana 60 MW.“Harapan itu juga menjadi pertimbangan untuk mempercepat. Mudah-mudahan sebelum tutup tahun sudah ada keputusan,” jelasnya.


Dalam kegiatan usaha hulu migas, faktor yang mendasari penentuan harga gas alam cair, a.l. keekonomian pengembangan­ lapangan,­ optimalisasi pendapatan negara, serta prinsip kewajaran bisnis.­Pemerintah lazim menerapkan empat formula penjualan gas bumi domestik, yaitu flat, eskalasi, formula terkait harga minyak, serta formula terkait produk dan harga minyak.

Formulasi flat (fixed rate) dipakai untuk pembeli dari sektor pembangkit listrik­ dan industri sebelum tahun 2004 ketika harga BBM domestik rendah serta untuk memacu pemanfaatan gas dalam negeri.Saat itu, penggunaan gas terbatas pada flare dan jual beli gas jangka pendek.Formula eskalasi adalah penjualan dengan harga mengikuti pertumbuhan­ ekonomi dan kenaikan harga minyak dunia. Skema ini untuk pembeli dari kelompok pembangkit listrik dan industri.

ormula terkait harga minyak umumnya­ digunakan pembeli pada kelompok bisnis hulu dan hilir minyak­ serta ekspor.Sementara itu, penjualan dengan formula terkait harga produk dan minyak biasanya untuk pembeli dari industri petrokimia sebagai bahan baku (amonia, pupuk, dan methanol).

17 MMSCFD
Agus mengatakan pengembangan PLTG Sengkang 60 MW membutuhkan pasokan gas sekitar 17 MMSCFD (juta kaki kubik) per hari. Berdasarkan catatan Bisnis, produksi gas Lapangan Kampung Baru sebesar 38 MMSCFD per hari, naik dari 23 MMSCFD pada 2005.

Eksploitasi di Lapangan Walanga dan Sampi-sampi pada tahap awal diperkirakan mampu menghasilkan 16 MMSCFD per hari. “Sumur baru yang akan dibor sebenarnya belum 100% pasti ada gasnya.”General Manager PLN Sulselrabar Haryanto­ WS mengatakan pihaknya sangat­ menunggu pasokan­ listrik­ baru PLTG Sengkang­ sebab tak ada pilihan lain yang sama murahnya dan sanggup cepat berproduksi seperti proyek ini.