Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Senin, September 07, 2009

Sermani turunkan­ produksi seng

MAKASSAR: Pabrik seng PT Sermani Steel di Makassar­ mengurangi produksi menyusul harga baja kembali melonjak 50% dari Rp6.000 menjadi Rp9.000 per lembar.Produksi turun dari 30.000–36.000 ton menjadi­ 12.000–14.000 ton per tahun,­ di mana produksi hanya sekitar 40 ton per hari atau jauh dari maksimal­ 70-80 ton per hari.

Managing Director PT Sermani Steel Rudy S. Syamsuddin­ menjelaskan­ pihaknya tetap memproduksi seng setiap hari, namun disesuaikan dengan­ permintaan pasar. Dia menerangkan­ pembatasan stok mulai dilakukan triwulan­ I sampai II 2009.

“Harga baja mulai turun di kuartal IV 2008, namun kembali naik awal 2009 hingga sekarang. Harga baja bahkan pernah menyentuh Rp12.000,” kata Rudy, pekan lalu.Kenaikan harga baja dunia­ membuat perusahaan yang berdiri tahun 1969 ini mengurangi stok hingga 50%. Kondisi ini diperparah anjloknya permintaan seng hingga 50% karena beralih ke atap genteng.

Menurutnya, kondisi pasar­ dan harga baja membuat pabrik cap rusa ini sulit­ menaikkan produksi.Akibat lesunya permin-taan­ pula, keuntungan perusahaan agak menurun bahkan nyaris merugi.

Rudy mengatakan saat ini mulai ada gejala permintaan seng kembali normal, khususnya di kabupaten. Sekitar 95% seng Sermani dipasarkan di Sulsel dan 5% di Sulawesi, Maluku, dan Papua. Dia mengaku segmen pasar seng mulai terbentuk kembali dengan peralihan fungsi dari atap rumah ke pemanfaatan dinding industri, militer, dan peternakan.

Beralih
Untuk kembali mening-katkan­ peluang pasar, Sermani berencana beralih teknologi dengan memproduksi seng modern,­ seperti­ multiroof dan dilapisi­ aspal.


“Perumahan modern tidak­ lagi menggunakan seng sebagai atap sehingga pasar terus tergerus. Kami berencana ekspansi ke seng multiroof dan menyasar pasar industri,” ujar dia.

Untuk rencana ini, sambung Rudy, pihaknya menyiapkan investasi sekitar­ Rp40 miliar dengan lokasi pabrik di Kawasan Industri Makassar (Kima).

Investasi juga disiapkan untuk meremajakan sejumlah­ mesin agar siap memproduksi hingga 36.000 ton per tahun.