Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

40 Jiwa masih terjebak di Palopo

PALOPO, Sulsel: Sekitar 40 warga dari RW 3, Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat masih terisolir oleh sisa tanah longsor sampai tiga hari pasca longsor di Kota Palopo, Sulsel. Hal ini dikemukakan Camat Wara Barat Idris Kaso di Palopo, kemarin siang. Menurut dia, warga tersebut tidak dapat keluar­ dan dievakuasi dengan cepat karena akses jalan keluar terputus akibat masih ada ribuan kubik tanah menutupi.

Pemkot tata kampung nelayan

MANADO: Pemkot Manado akan menata ruang baru di kawasan pesisir untuk dijadikan kawasan perkampungan nelayan. “Kawasan pesisir yang sebagian besar berada­ di utara akan direvitalisasi supaya selain menjadi permukiman, juga menjadi pendukung pariwisata sebab diatur sebagai kawasan pengembangan nelayan,” kata Kepala Bappeda Manado Revin Lewan, kemarin. Lewan mengatakan kawasan dimaksud mencakup Bailang di Kecamatan Bunaken, serta Karangria di Kecamatan Tuminting.

Rumput laut Seram 135 ton

AMBON: Lima kelompok nelayan yang membudidayakan rumput laut di Desa Wael, Kabupaten Seram Bagian Barat, setiap tahun mampu menghasilkan 135 ton. “Hasil panen saya rata-rata 1,8 ton per tahun­ sejak Mei 2007. Tapi kalau digabungkan dengan empat kelompok nelayan lain, jumlahnya­ cukup besar,” kata Ketua Kelompok Budidaya Rumput Laut Sukamaju La Idris M. Thalib, kemarin. Lima kelompok nelayan yang mengembang­kan­ rumput laut itu masing-masing ber­anggota 15 orang.

Jumat, Agustus 28, 2009

Bank Sulut emisi bond Rp350 miliar

MAKASSAR: MAKASSAR: PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi­ Utara (Bank Sulut) akan menerbitkan obligasi Rp350 miliar dengan­ tenor lima tahun yang diharapkan berlangsung November 2009.

Jumlah emisi obligasi IV itu masih bisa bertambah hingga menjadi Rp500 miliar, namun harus memperoleh persetujuan baru lewat rapat umum pemegang saham (RUPS).Pemilihan penjamin pelaksana emisi dilakukan mulai 1 September.Rencana penerbitan tersebut­ akan menggunakan tahun buku September 2009. Bank Sulut­ terakhir kali mengeluarkan­ obligasi­ pada tahun 2005 senilai Rp200 miliar yang jatuh tempo Mei 2010.

Plt Direktur Utama Bank Sulut Jeffrey J. Wurangian­ mengatakan persiapan­ emisi diserahkan­ kepada­ tim khusus­ di bawah Pemimpin­ Divisi­ Pengembangan Bisnis dan Pembinaan Cabang Revino M. Pepah. Pihaknya, kata dia,­ telah berpengalaman dengan­ obligasi sejak tahun 1990 ketika­ obligasi I dilempar ke pasar.


Perseroan telah menunjuk PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk memeringkat Bank Sulut dan emisi obligasi IV. Obligasi III memperoleh rating­ idBBB juga oleh Pefindo.“Kami terus koordinasi dengan­ tim Bank Sulut sendiri maupun perusahaan penjamin pelaksana emisi yang akan ditunjuk dari hasil seleksi bulan depan,” katanya, kemarin.

Pemimpin Divisi Pengem-bangan­ Bisnis dan Pembinaan­ Cabang Revino M. Pepah menjelaskan jumlah Rp350 miliar ditetapkan dalam RUPS November 2008 disesuaikan dengan kebutuhan perseroan.“Tapi ada kemungkinan­ kami naikkan sampai Rp500 miliar dengan menyimak perkembangan­ situasi. Hanya hal ini masih perlu persetujuan pemegang saham,” paparnya.Revino menuturkan pener-bitan­­ paling cepat terlaksana­ November­ 2009 atau selambatnya­ Februari 2010.

Waktu yang dibutuhkan untuk­ administrasi penerbitan obligasi di Badan Pengawas Pasar­ Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) hingga pencatatan di bursa sekitar 50-60 hari. Penjamin emisi harus­ mela-kukan­ registrasi kelengkap­an­ dokumen­ emiten. Registrasi­ perusahaan yang pernah emisi obligasi­ biasanya lebih cepat.Setelah itu, mengurus administrasi­ dan perizinan di Bapepam-LK kemudian pencatatan­ di bursa.

Perkuat modalRevino mengatakan emisi obligasi IV diharapkan memperkuat permodalan sekaligus­ mengantisipasi obligasi III yang jatuh tempo tahun depan.Saat ini, rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit Bank Sulut sekitar 15,53%, lebih tinggi dari Maret 2008 13,15%.

BPD ini mengantongi dana pihak ketiga Rp2,7 triliun dengan­ mayoritas simpanan giro dan deposito. “Kami akan memakai hasil obligasi untuk memperkuat modal dan meningkatkan penyaluran kredit,” kata Revino.Laporan keuangan triwulan II Bank Sulut baru akan dirilis bulan­ depan. Per Maret 2009, total asetnya mencapai Rp3,1 triliun atau meroket 42% dari periode sama tahun lalu.

Kredit yang disalurkan sebesar­ Rp1,7 triliun, naik 47% dari triwulan I 2008. Pertumbuhan­ itu mendongkrak pendapatan bunga 21%.Meski demikian, terpangkas-nya­ margin bunga bersih menyebabkan pendapatan bunga bersih hanya naik 12% menjadi Rp55 miliar.

Seiring dengan itu, Bank Sulut­ meningkatkan beban penyisihan penghapusan aktiva produktif dari Rp3 miliar menjadi Rp8 miliar. Laba tahun berjalan triwulan I 2009 sebesar Rp16,5 miliar, turun 5% dari periode sama tahun lalu.

RUPS-LB bank berusia­ 48 tahun­ itu pada November 2008 menetapkan komposisi Direktur Utama Xaverius Mapandy, Direktur Umum Bobby Makasutji, Direktur­ Kepatuhan Ridwan Nggilu, dan Direktur Pemasaran­ Jeffrey J. Wurangian.Xaverius baru-baru ini mengundurkan­ diri. Posisinya untuk sementara digantikan Jeffrey.

»» read more

BPPMD Jateng tawarkan proyek Rp18 triliun

MAKASSAR: Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Jawa Tengah mengajak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Selatan menggarap 106 proyek dengan total investasi­ Rp18 triliun di provinsi tersebut.Kepala Promosi dan Kerja sama Investasi BPMD Jateng Dhoto Dewantono mengatakan 106 proyek ini meliputi enam kategori, yakni infrastruktur, properti, manufaktur, pertambangan­ dan energi, pariwisata, dan agribisnis.

“Kami menindaklanjuti pertemuan Gubernur­ Sulsel­ dan Jateng beberapa­ waktu lalu. Kesepakatan bersama ini untuk menciptakan pemerintahan bersih, pembangunan ekonomi, dan kemasyarakatan,” kata Dhoto di sela-sela bertemu pengurus Kadin­ Sulsel di Makassar, kemarin.­

Dia mengatakan penduduk Jateng mencapai 32 juta orang. Jumlah yang sangat besar itu belum terlayani dan terserap kebutuhannya di semua sektor. “Potensi pasar Jateng mencapai 32 juta yang sebagian besar­ kebutuhannya­ belum terpenuhi. Kami mengajak­ pengusaha­ di Sulsel mengambil bagian dalam proyek itu,” ucap dia.

Khusus di bidang pertanian dan pariwisata, BPPMD Jateng menawarkan pertukaran SDM, pelatihan, dan pengetahuan dengan studi banding.­
Dhoto juga mengajak kerja sama menghidupkan pariwisata Toraja sebagai ikon Sulsel dan kerja sama menggali potensi kelautan.


“Hanya­ dua pelabuhan dikunjungi­ kapal pesiar mewah, yakni Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang dan Benoa, Bali. Kami siap bantu memajukan pariwisata,” kata dia. Dhoto menambahkan sektor pariwisata di Sulsel­ tidak berjalan­ karena­ tidak ada dokumen­ dan komitmen yang mengikat.­

Ketua Kadin Sulsel­ Zulkarnaen Arief mengatakan Jateng maju dari sisi ekonomi, pemerintah,­ infrastruktur, dan SDM yang patut dicontoh. Dia mengatakan penawaran sejumlah proyek akan disosialisasikan kepada anggota Kadin.

»» read more

Klaster komoditas Sultra dipetakan

KENDARI: Setelah sejumlah investor batal melakukan investasi di Sulawesi Tenggara, pemerintah provinsi mulai menelurkan ide baru untuk menarik investasi. Salah satu upaya adalah memetakan wilayah komoditas­ unggulan lewat program Bahteramas­ (Bangun Kesejahteraan Masyarakat).

Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Sultra Sukamto Toding mengatakan pemetaan komoditas bertujuan memperjelas data potensi dan produksi, seperti rumput laut, kakao,­ padi, ikan, dan sapi lokal.“Kami sudah menentukan wila-yah komoditas unggulan seperti rumput laut di Kabupaten Buton, kakao di Kolaka dan Kolaka Utara, padi di Konawe Utara dan Konawe Selatan, industri pengolahan ikan di Kendari dan Bau-bau, serta sapi lokal di Muna,” ujarnya, kemarin.

Sukamto mengatakan selama ini investasi komoditas unggulan masih­ minim disebabkan belum ada peta potensi yang dapat dijual kepada investor khususnya industri­ pengolahan. Selain itu, produksi yang terbatas juga menghambat minat investasi.“Selama ini produksi komoditas­ kitakan masih spot, belum terpadu sehingga potensi dan jumlah produksi itu sulit kita dapatkan,” tukasnya.

Petani di Sultra umumnya ingin menanam semua komoditas sehingga sulit fokus meningkatkan produksi. Dengan pemetaan klaster komoditas, diharapkan pemprov lebih mudah menjual potensi.Saat ini, konsep pelaksanaan pemetaan komoditas masih­ digodok­ tim teknis, namun diupayakan­ realisasinya­ tahun ini. Setelah jadi, pemprov akan mengajukan ke DPRD untuk disahkan.

“Kami harapkan penggodokan pedoman pelaksanaan bisa selesai sebelum pelantikan anggota DPRD baru Oktober mendatang.”

»» read more

Selasa, Agustus 25, 2009

Sulut incar pasar MICE di timur

MAKASSAR: Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bertekad meningkatka­n pangsa pasar di sektor­ penyelenggaraan­ MICE (meeting, incentive, ­conven­ti­­­on­­­­­, exhibition) di kawasan timur Indonesia menanding­i Makassar di Sulawesi Selatan­.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulut Boyke Rompas mengatakan Gubernur Sinyo Harry Sarundajang telah menyuruh dinas provinsi serta kabupaten/kota mengupayakan pelaksanaan konvensi nasio­nal di daerah itu.

Gubernur, kata Boyke, juga memerintahkan pejabat terkait membenahi fasilitas MICE agar daerah ini semakin menarik di mata penyelenggara. Upaya bersolek tersebut terus dilakukan dua tahun terakhir.

“Gubernur meminta SKPD (satuan­ kerja perangkat daerah) di Sulut membujuk instansi di atasnya­ agar menggelar MICE di sini, entah itu skala nasional maupun internasional,” kata Boyke melalui telepon selulernya, kemarin.


Dia mengatakan provinsi yang terletak di ujung utara jazirah Pulau­ Sulawesi itu sangat­ siap menjadi tuan rumah wisata konvensi. Pihaknya, kata Boyke, sudah terbukti sukses ketika mengadakan konferensi kelautan dunia (world ocean conference/WOC) dan Sail Bunaken.

“Anda lihat sekarang jalan ke Bandara Sam Ratulangi Manado tidak lagi sepi, sudah jadi empat jalur. Semua ini bagian dari tekad Sulut menjadi daerah unggulan wisata­ MICE,” katanya.Pelebaran jalan menuju Bandara Sam Ratulangi dilaksanakan awal tahun ini untuk persiapan WOC. Total perbaikan infrastruktur termasuk faktor bandara tersebut diperkirakan menelan dana Rp380 miliar.

Sementara itu, investasi swasta­ sepanjang tahun 2008 hingga jelang WOC pada Mei 2009 diprediksi mencapai Rp1,5 triliun.Sejumlah hotel berbintang baru kini berdiri di Manado, a.l. Hotel Peninsula, Travelo, Grand Kawanua/Novotel, Quality, dan Grand Central. Jumlah kamar hotel berbintang saat ini mencapai 2.300 unit.

Sulut juga memetik investasi berupa kota satelit seluas 180 hektare Grand Kawanua International City oleh PT Wenang Permai Sentosa,­ anak usaha PT AKR Land Development. Nilai investasi hingga­ 2016 menembus Rp1 triliun.AKR Land Development adalah perusahaan properti yang 100% sahamnya dimiliki PT AKR Corporindo Tbk yang selama ini lebih dikenal bergerak di sektor kimia dan distribusi bahan bakar minyak (BBM).

Grand Kawanua merupakan kota mandiri yang akan dilengkapi­ hotel, perkantoran, pusat perbelanjaan,­ gedung konvensi, kondotel, dan rumah konvensional mewah (landed­ house). Grand Kawanua Convention Centre (GKCC) berkapasitas 3.000 orang telah digunakan untuk WOC pada Mei 2009.

Meningkat
Ketua Kamar Dagang dan Industri­ (Kadin) Sulut Dino Vega menandaskan jumlah kegiatan MICE di daerah itu terasa makin meningkat dalam 1,5 tahun terakhir.“Selama 1,5 tahun ini jumlah kegiatan MICE terus meningkat. Perbaikan infrastruktur dan promosi mulai membuahkan hasil,”­ ujarnya.


Pada 2007, total pertemuan nasional dan internasional yang tercatat di Manado sekitar­ 30 kali. Jumlah itu berlipat­ dua setahun berikutnya­ dengan­ 20 kali di antaranya berskala­ internasional.­
Dino mengatakan sektor­ konvensi daerah itu paling tepat dipaketkan dengan­ keunggulan wisata alam (eco tourism)­ khususnya bahari yang telah cukup dikenal secara nasional­ bahkan internasional.


“Di sinilah keunggulan Manado dan Sulut dibanding daerah lain. Kami punya infrastruktur lumayan bagus dan wisata alam sangat menjanjikan,” tuturnya.Dino menyarankan festival kuliner­ dan kebudayaan yang pernah­ maupun bakal digelar di Sulut dilakukan secara berkala agar pelaku usaha terkait mengetahui persis apa yang dapat ditawarkan kepada calon pengunjung.

»» read more

Pemkot Makassar anggarkan gaji guru Rp332 miliar

MAKASSAR: Dinas Pendidikan Kota Makassar menerima APBD-P sebesar­ Rp475,5 miliar atau 36% dari total Rp1,19 triliun. Dari jumlah ini, Rp332,8 miliar atau sekitar 70% di antaranya dialokasikan untuk­ gaji 8.000 guru.

Kepala Dinas Pendidikan­ Makassar Natsir Azis mengungkapkan­ alokasi gaji guru naik 70% karena 50% guru sudah berstatus PNS, termasuk kenaikan golongan dan penambahan jumlah, serta kenaikan gaji berkala.Dari total anggaran pendidikan, belanja tidak langsung tercatat sebesar Rp384,5 miliar dan belanja langsung Rp88,05 miliar.Natsir menolak tudingan­ bahwa anggaran pendidikan dan fisik tidak mendapat perhatian.

Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum memperoleh anggaran Rp196,9 miliar, terdiri atas belanja tak langsung Rp6,7 miliar dan belanja langsung Rp190 miliar.Dalam rapat paripurna di DPRD Makassar, kemarin, Sekretaris Pemkot Anis Zulkarnain Kama menjelaskan Dinas Pendidikan dan Dinas PU merupakan penerima anggaran terbesar.

APBD-P 2009, sambung dia, mencakup pendapatan daerah Rp1,19 triliun dan belanja daerah Rp1,3 triliun sehingga mengalami defisit Rp108,9 miliar. Perubahan itu secara kumulatif meningkat Rp73,28 miliar atau 6,5% dibanding APBD pokok 2009 Rp1,1 triliun.

Dia menjelaskan penda-patan­ asli daerah­ (PAD) direncanakan naik 7,7% dari Rp160,4 miliar menjadi Rp172,7 miliar. Menurutnya, dari tujuh jenis pajak daerah yang direncanakan, jumlahnya berubah menjadi Rp112,9 miliar atau meningkat sebesar­ Rp6,4 miliar dari target awal Rp106,5 miliar.

Anis mengatakan perubahan­ anggaran juga terjadi pada retribusi daerah menjadi Rp43,88 miliar. Jika dibanding rencana penerimaan APBD 2009 Rp40,70 miliar, terjadi kenaikan­ Rp3,17 miliar.

»» read more

Permintaan elpiji diduga naik 15%

MAKASSAR: PT Pertami­na­ memperkirakan permin­ta­an tabung elpiji di Sulsel­ dan sekitarnya selama Rama­dan naik 10%-15% dari 250 matrik ton (MT) menjadi 280 MT per hari.

Sales Representative Gas Domestic Pertamina Region V Tiara Thesaufi menjelaskan­ permintaan­ elpiji­ diduga terus meningkat­ terutama dua minggu jelang Idul Fitri.Dia mengatakan sejak konversi minyak tanah ke elpiji tiga kilogram dilakukan, permintaan telah melesat dari 175 MT menjadi 250 MT sekarang.

“Kenaikan kebutuhan disebabkan masyarakat sudah­ menjalankan program­ konversi mitan ke gas elpiji ukuran tiga kg,” kata Tiara di sela-sela sosialisasi penggunaan elpiji tiga kg di Makassar, Minggu.Dia menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan, Pertamina menyiapkan 1.800 MT gas, terdiri 1.000 MT di depot dan 800 MT disiagakan di kapal yang setiap saat siap merapat. Stok tersebut untuk enam hari.

Dia menjamin Pertamina siap menambah pasokan sewaktu-waktu jika permintaan melebihi perkiraan. Di wilayah itu, Pertamina tercatat memiliki 33 agen elpiji, yakni 15 agen tabung ukuran 12 kg dan 18 agen tiga kg.Soal harga, kata Tiara, Pertamina tetap komitmen pada harga Rp69.000 untuk 12 kg dan Rp12.750 ukuran tiga kg. Di tingkat SPBU dan agen diprediksi naik menjadi Rp75.000 ukuran 12 kg dan Rp13.000–Rp14.000 tiga kg.

Namun, katanya, Pertamina tidak menjamin harga di tingkat pengecer yang dapat menembus Rp80.000–Rp90.000 untuk 12 kg. “Pertamina tidak berwenang melakukan pemantauan harga elpiji karena menjadi tanggung jawab Disperindag dan pemerintah setempat,” katanya.

Tapi, lanjut dia, Pertamina­ menjamin harga gas tidak akan naik di tingkat Pertamina dan SPBU.Sejauh ini, Pertamina telah membagikan tabung tiga kg dan kompor gas kepada 624.000 rumah tangga sasaran (RTS) di Makassar, Gowa, dan Maros.BUMN ini menargetkan penyaluran di Sulsel mencapai 1,17 juta RTS untuk 15 kabupaten. Namun, peningkatan RTS tetap diantisipasi.­

»» read more

Senin, Agustus 24, 2009

Daerah di KTI bisa contoh Sulut

MAKASSAR: Provinsi lain di kawasan timur Indonesia (KTI) yang memiliki­ potensi pari-wisata­ dan MICE seha-rusnya­ dapat meniru Sulawesi Utara yang sukses melenggang­ ke panggung dunia lewat WOC dan Sail Bunaken.

Selain berdampak pada melonjaknya­ tingkat kunjungan wisatawan asing dan domestik, dua kegiatan internasional yang memanfaatkan kelimpahan potensi­ bahari tersebut berhasil­ menggenjot konsumsi dan investasi­ di Sulut.Secara tahunan, level konsumsi­ daerah itu pada triwulan­ I dan II 2009 masing­-masing­­­ tumbuh mencapai 8,53% dan 2,86% atau lebih tinggi dibanding­ periode­ sama 2008 di tengah krisis ekonomi global yang masih meruyak.

Demikian pula, investasi fisik meroket 10,03% dan 23,67% y-o­-y­ pada periode yang sama seiring­ bermunculannya proyek persiapan WOC dan Sail Bunaken,­ a.l. pelebaran jalan menuju Bandara Sam Ratulangi, perluasan terminal penumpang, pembangunan Grand Kawanua City, dst.Total investasi swasta di Sulut­ terkait WOC diperkirakan hampir­ Rp1,5 triliun. Anggaran perbaikan infrastruktur yang dikeluarkan pemerintah sekitar Rp380 miliar belum termasuk biaya penyelenggaraan acara sekitar Rp41 miliar.

Ketua Asosiasi Perusahaan Biro Perjalanan Indonesia­ (Asita) Sulsel Irham Ilyas mengatakan­ cukup banyak daerah­ lain di wilayah timur Indonesia yang mempunyai potensi bahari seperti­ Manado. “Di luar bahari, kita bisa tawarkan­ pegunungan karst di Pangkep yang layak masuk­ world heritage, phinisi, La Galigo,­ dan banyak lagi. Kesuksesan­ Manado­ tahun ini makin membuktikan­ satu daerah­ bisa maju dari pariwisata,”­ katanya, kemarin.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga mengaku­ iri dengan keberhasilan Sulut.­ Padahal, katanya, dari segala­ aspek,­ Sulawesi Selatan tidak­ kalah­ dibanding provinsi tersebut.“Event internasional yang digelar di Manado sukses luar biasa­ baik secara promosi maupun ekonomi. Terbukti langkah­ serius pemda menggarap­ pariwisata­ telah melahirkan investasi ratusan miliar rupiah di bidang hotel dan convention hall,” tukasnya.

Hotel baruKPSejumlah hotel berbintang baru di Manado tahun ini, a.l. Hotel Peninsula, Travelo, Grand Kawanua/Novotel, Quality, dan Grand Central. Total jumlah kamar­ hotel berbintang saat ini mencapai 2.300 unit.Anggiat menilai pemerintah­ Manado dan Sulut berani berinvestasi setidaknya dalam dua hal. Pertama, investasi tenaga profesional­ termasuk mengangkat­ mantan Menteri Pariwisata Joop Ave sebagai konsultan.

Kedua, investasi citra (image)­ dengan menggelontorkan­ anggaran­ cukup besar bagi aspek­ promosi dan pemasaran. “Bagi saya dua itu kunci sukses mereka.­ Pak Joop Ave adalah maestro pariwisata, Sulsel harusnya­ libatkan pakar yang setara,”­ imbuhnya.Selama semester I 2009, total­ kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut selalu melampaui­ angka psikologis 1.500 orang per bulan. Jumlah­ ini jauh melebihi semester I 2008 yang rerata berada di bawah 1.500 orang per bulan

Pada triwulan II 2009, total penumpang pesawat ke Sulut diperkirakan mencapai 154.343 orang, naik hampir 7% dari periode serupa tahun lalu.

MomentumDinas Pariwisata dan Kebudayaan Sulut Boyke Rompas mengatakan Konferensi Kelautan Dunia (world ocean conference/WOC) dan Sail Bunaken merupakan ide pemda yang dijual kepada pemerintah pusat dan dunia internasional.Dia mengatakan keduanya akan menjadi momentum besar bagi provinsi itu untuk memacu sektor pariwisata secara lebih cepat dibanding sebelumnya.

“Kami menggali potensi yang ada dan keluarlah ide WOC. Ini ide Pak Gubernur Sarundajang dan semua pihak bahu-membahu­ mewujudkan,” kata Boyke saat dihubungi, kemarin.Menurutnya, seusai WOC dan Sail Bunaken, pemda sudah­ siap dengan pagelaran berikut­ yang tetap mengeksploitasi kelimpahan­ bahari. Selain itu, festival kebudayaan, wisata kuliner, hingga MICE (meeting, incentive, convention, exhibition).

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulut Dino Vega mengatakan pemda setempat harus memperjuangkan agar sekretariat CTI (coral triangle initiative) dan beberapa organisasi­ lingkungan internasional mengambil­ tempat di Sulut.“CTI, WWF, dan sejenisnya. Itu nanti duitnya akan lari ke sini, termasuk mengangkat citra Sulut. Filipina sudah mundur, sekarang saingan tinggal Bali untuk CTI tapi saya melihat Bali tidak perlulah karena sudah sangat terkenal,” ujarnya.

Dino mengatakan Sulut harus mencontoh Sydney atau Los Angeles­ dalam mengelola wisata setelah sukses menggelar acara seperti WOC yang hampir setara dengan persiapan olimpiade.“Jangan seperti Montreal Kanada yang begitu selesai kegiatan­ besar ternyata tidak berlanjut,” pungkasnya.

»» read more

58% Jalan provinsi di Sultra rusak berat

KENDARI: Sepanjang 694 kilometer jalan­ provinsi di Sulawesi Tenggara rusak berat akibat kendaraan yang melintas melebihi kapasitas.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dody P Djalante mengatakan beban kendaraan­ kerap mencapai dua kali lipat kapasitas badan jalan. “Kondisi jalan provinsi memang sangat memprihatinkan. Kendaraan terkadang membawa beban hingga 20 ton, sedangkan kapasitas jalan hanya delapan sampai 10 ton,” ujar Dody di Kendari­, pekan lalu.

Menurutnya, perbaikan jalan telah dianggarkan dari APBD Provinsi Sultra tahun 2009 sebesar Rp110 miliar. Namun, anggaran tersebut hanya cukup untuk membiayai jalan sepanjang 52 km.

“Perbaikan jalan ini membutuhkan dana besar, kami sudah anggarkan dari APBD Rp110 miliar. Itu pun hanya cukup­ untuk perbaikan 52 km terbagi di beberapa­ kabupaten seperti Buton Utara dan Buton,” jelasnya.

Untuk membantu mengatasi situasi itu, Dody berharap Dinas Perhubungan Sultra­ segera membangun jembatan timbang­ untuk mengontrol beban kendaraan yang melewati jalan.

Sekretaris Dinas Perhubungan Sultra Ratna Ningsih mengatakan pihaknya telah mengusulkan anggaran pembangunan­ jembatan timbang di sejumlah titik yang menghubungkan beberapa kabupaten. Namun, yang disetujui baru dua, yaitu di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan dan Kecamatan Abeli Kabupaten Konawe.

Sejauh ini, Sultra hanya memiliki satu jembatan timbang di Kolaka sebagai pintu masuk kendaraan dari Sulawesi Selatan. Namun, jembatan tersebut tidak berfungsi optimal dan sering dilewati kendaraan bermuatan di atas 20 ton.

»» read more

Bank Sulsel janji pacu kredit produktif

KENDARI: MAKASSAR: Direksi baru PT Bank Sulsel berjanji memenuhi tuntutan pemegang saham untuk memacu kredit produktif agar lebih berdampak bagi sektor riil.

Direktur Utama Bank Sulsel Elong Tjandra mengatakan fokus pihaknya adalah kredit produktif ke segmen mikro dan kecil. Dia mengakui bank yang sahamnya dimiliki pemda se-Sulsel dan Sulbar itu selama ini terlalu banyak memberi kredit konsumtif.

Hingga Juli 2009, rasio kredit produktif baru sekitar 24% total pinjaman, selebihnya konsumtif. Elong menegaskan angka itu akan dikerek ke level 35% dalam periode direksi baru.

“Fokus kita adalah kredit kecil, selama ini perbankan seperti melupakan sektor­ itu,” katanya dalam peneguhan­ direksi oleh Gubernur Sulsel mewakili pemegang saham di Makassar,­ Jumat pekan lalu.

Elong mengatakan direksi­ juga bakal mencari­ opsi sumber likuiditas baru sekaligus mengurangi ketergantungan­ kepada simpanan pemerintah.

Gubernur Syahrul Yasin Limpo menuturkan BPD tersebut harus menjadi mitra pemerintah daerah dalam pembangunan untuk kesejahteraan rakyat.

“Jika BPD mendukung langkah­ pemerintah,­ bukan­ tak­ mungkin pertumbuhan­ ekonomi Sulsel­ makin baik,” katanya.


Akhir tahun lalu, outstanding kredit Bank Sulsel­ sekitar Rp3,3 triliun atau naik 32% dari 2007.Penempatan­ pada Bank Indonesia maupun giro di bank lain menurun.

Penempatan di BI dalam bentuk giro dan lainnya dipangkas dari Rp889 miliar­ menjadi Rp186 miliar. Penempatan­ di bank lain naik 35% ke Rp735 miliar.

Dana pihak ketiga berupa giro, tabungan,­ dan deposito tahun lalu merosot dari Rp3,03 triliun menjadi Rp2,74 triliun.

»» read more

Jumat, Agustus 21, 2009

Wika bangun pabrik aspal buton

KENDARI: BUMN PT Wijaya Karya Tbk (Wika) berencana membangun pabrik aspal cair di Kabupaten Buton, Sulawesi­ ­­Tenggara, pada 2010.Sebagai tahap awal, perusahaan pelat merah tersebut telah membangun pabrik mini di Cibinong untuk menguji teknologi pabrik aspal padat menjadi cair.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sultra Dody P. Djalante mengatakan­ Wika telah menyatakan­ minat menggelontorkan investasinya­ sejak­ awal tahun ini. Aspal Buton­ menjadi­ salah satu komoditas­ andalan­ Sultra yang dilirik perusahaan­ itu. “Rencana ini disambut baik pemerintah sebab aspal buton selama­ ini cenderung diabaikan, padahal potensi dan kualitasnya cukup bersaing,” katanya kepada Bisnis di Kendari, kemarin.

Menurut Dody, deposit aspal di Kabupaten Buton masih cukup besar mencapai 700 juta ton. Dia mengatakan Wika menyampaikan optimisme dapat mengelola pabrik dengan baik sebab telah diuji coba di pabrik mini.Produksi aspal cair nantinya akan disalurkan untuk kebutuhan aspal dalam negeri. Dody menuturkan rencana Wika juga telah mendapat lampu hijau dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

“Produksinya akan dipasarkan untuk kebutuhan dalam negeri sebab selama ini kita harus ekspor aspal dengan harga jauh lebih mahal,”­ tambahnya.Namun, Dody mengaku belum mengetahui berapa tepatnya nilai investasi yang bakal dikucurkan serta kapasitas produksi pabrik tersebut.

Produksi aspal Buton masih berupa aspal padat yang dikelola sejumlah perusahaan pemegang kuasa pertambangan seperti PT Sarana­ Karya dan PT Kapal Api.Aspal ini masih jarang dimanfaatkan khususnya di Provinsi Sultra. Beberapa waktu lalu, aspal padat Buton pernah dimanfaatkan­ oleh Dinas Pekerjaan Umum untuk­ mengaspal jalan di areal Pusat Promosi­ dan Informasi Daerah (P2ID).

Dody mengatakan harga aspal­ Buton lebih mahal dibanding aspal­ daerah lain disebabkan biaya­ produksi lebih besar. Perbedaan­ biaya­ terutama terletak pada penggunaan­ teknologi, di mana teknologi produksi aspal Buton lebih sederhana.Lebih jauh, dia mengemukakan­ Wika juga berminat mengelola potensi marmer di Kecamatan Moramo,­ Kabupaten Konawe Selatan,­ namun karena alasan biaya produksi yang besar perusahaan itu membatalkan rencana investasi.

Izin KPPada kesempatan itu, Dody mengatakan­ investasi aspal Buton­ Wika terhadang persoalan izin kuasa­ pertambangan (KP). Pasalnya,­ izin KP telah habis dibagikan kepada perusahaan­ lain.“Wijaya Karya sebenarnya ingin­ segera memulai investasi ini. Sayangnya­ izin KP di kawasan pertambangan aspal telah habis,” tuturnya.

Atas hal itu, Wika diketahui telah meminta secara khusus kepada­ Gubernur Sultra Nur Alam agar dicarikan jalan keluar. Menurut Dody, pemerintah seharusnya bisa mencabut izin KP perusahaan yang tidak aktif serta mengalihkannya ke Wika.

Menanggapi permintaan Wika, jelas Dody, Gubernur Sultra berjanji­ akan mengupayakan perusahaan itu segera memperoleh izin KP sehingga bisa beroperasi pada 2010 mendatang. Kehadiran perusahaan itu diharapkan mampu mendukung rencana Gubernur Nur Alam untuk menjadikan Sultra salah satu pusat industri tambang nasional.

Kadar
Berdasarkan catatan Bisnis, potensi­ dan cadangan deposit aspal buton sekitar 650 juta ton dengan kadar aspal 10%-40%.Aspal Buton terletak 1,5 meter­ di bawah permukaan tanah.­ Bandingkan­ dengan kadar­ aspal alam di Amerika Serikat hanya 12%-15% dan Prancis (Danau­ Trinidad)­ 6%-10% serta ratusan­ meter di bawah permukaan tanah.


Lokasi aspal terletak di Pulau Buton,­ yaitu Waisiu, Kabungka,­ Winto, Wariti, Lawele, dan Epe dengan luas areal mencapai 70.000 hektare membujur dari Teluk­ Sampolawa­ di sebelah selatan sampai­ Teluk Lawele di utara.Potensi aspal telah dikelola beberapa perusahaan, a.l. PT Sarana Karya dengan KP eksploitasi aspal­ mulai berlaku 1 Januari 1991 sampai 1 Januari 2001. Wilayah konsesinya 8.000 ha dan produksi 500.000 ton per tahun.

Kendala dalam pengelolaan aspal­ ini adalah belum dapat bersaing­ dari segi mutu dengan aspal minyak­ dan perlu investasi besar dengan teknologi baru untuk mengekstraksi­ aspal. Produksi aspal Buton hanya menyumbang sekitar 1,46% total kebutuhan aspal nasional. Tahun 2008, produksi aspal Buton hanya mencapai 17.500 ton dari 1,2 juta ton kebutuhan nasional.


Sementara itu, jumlah produksi aspal nasional per tahun hanya 600.000 ton sehingga sisanya diimpor.Tahun lalu harga aspal minyak­ mencapai US$540 atau setara Rp5,4 juta per ton. Harga aspal Buton­ jauh lebih murah, yaitu US$250 atau Rp2,5 juta per ton.

»» read more

Kredit BPR Hasa Mitra melambung 30%

MAKASSAR: PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasa Mitra membukukan­ pertumbuhan kredit 30% dalam delapan bulan terakhir hingga Agustus dibanding posisi akhir tahun­ lalu.Komisaris Hasa Mitra­ Yonggris mengatakan per 19 Agustus lalu, total kredit disalurkan telah mencapai Rp140 miliar. Pada 2008, posisi kredit sekitar Rp107 miliar.

Yonggris menjelaskan kenaikan kredit dibarengi­ peningkatan jumlah nasabah­ sekitar 40% dari 2008. Tahun lalu, jumlah­ nasabah 8.000 orang, namun­ kini naik menjadi 11.000 nasabah.Untuk debitur, lanjut­ Yonggris, juga naik dari 2.500 orang menjadi 4.000 orang. “Aset yang dimiliki Hasa Mitra pun mengalami­ peningkatan sebesar 30%, yaitu dari Rp116 miliar pada 2008 menjadi Rp147 miliar saat ini,” tukasnya, kemarin.

Menurutnya, meskipun ada­ kendala funding,­ tetapi­ Hasa Mitra bisa mengalami pertumbuhan cukup pesat. “Peningkatan itu terjadi karena banyaknya masyarakat yang memohon­ kredit. Juga bunga yang kami berikan sangat rendah­ hanya 11% flat per tahun,” ujar Yonggris.

Dia menambahkan biasanya­ penyaluran kredit terbesar terjadi pada bulan Juni atau Juli menjelang tahun ajaran baru, serta Lebaran seperti saat ini. Yonggris mengatakan selain­ bunga cukup rendah,­ kepercayaan masyarakat­ juga memegang­ peranan penting.

Hasa Mitra, lanjutnya,­ memberikan solusi finansial­ khususnya­ di sektor­ usaha kecil menengah, serta sektor konsumer. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) turun­ dari tahun lalu 0,40% menjadi 0,19%.

Yonggris mengung-kapkan­ pihaknya telah berencana menambah satu kantor cabang di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, dan satu kantor kas di daerah Daya Makassar dalam waktu dekat. Hasa Mitra juga mulai mengoperasikan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) pada peringatan HUT ke-4 bulan Oktober tahun ini.

»» read more

Lima Muda peroleh kredit Mandiri

MAKASSAR: PT Lima Muda memperoleh fasilitas­ pembiayaan dari PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp15 miliar untuk pengadaan 75 unit taksi Toyota Limo.Kredit yang dikucurkan dua tahap ini untuk memperkuat 200 unit armada Lima Muda yang sudah beroperasi.

Direktur Utama Lima Muda Bachder Djohan menjelaskan pihaknya menerima kucuran kredit Bank Mandiri sebanyak dua kali. Tahap pertama­ pinjaman, kata dia, mencapai Rp7 miliar untuk pengadaan 35 unit taksi Toyota Limo. Adapun tahap kedua sebesar Rp8 miliar untuk pembelian 40 unit taksi serupa.


“Pembiayaan ini bukan untuk peremajaan, tapi memperkuat taksi Lima Muda yang sudah ada,” kata Bachder, kemarin. Dia menjelaskan kredit dari Bank Mandiri merupakan kelanjutan dari fasilitas yang sudah diberikan sejak tahun 2004.

Saat ini, tuturnya, jumlah­ taksi Lima Muda sebanyak 200 unit, terdiri atas 100 unit mobil merek Timor dan 100 Toyota­ Soluna.­

Prospek
Bachder mengatakan pihaknya­ menambah jumlah­ taksi­ sebab me-lihat­ prospek­ bisnis­ transportasi di Makassar menjanjikan. “Melihat perkembangan­ kota yang begitu pesat,­ prospek bisnis taksi sangat­ menjanjikan.­ Dari total taksi yang kami miliki,­ 91% dalam kondisi­ beroperasi­ dengan normal,”­ tutur dia.

Kepala Cabang NV Hadji Kalla, Arianto, menjelaskan­ Taksi Lima Muda merupakan operator­ ketiga yang menggunakan Toyota merek Limo. Dua operator lain, yakni Bosowa dan Gowata juga menggunakan tipe yang sama.

Bosowa Taksi sudah mengoperasikan 50 Toyota­ Limo dan Taksi Gowata merealisasikan 20 unit dari pemesanan 50 unit.
Pemilihan Toyota Limo, kata Arianto, karena kendaraan­ ini memiliki­ ruang­ kabin lapang dengan­ bentuk aerodinamis.­


Dia menambahkan operator­ juga antusias­ memesan Limo karena harga on the road yang lebih murah berkisar Rp155 juta per unit. “Kendaraan Limo merupakan built up dari Thailand­ sehingga pemesanan­ membutuhkan­ waktu dua sampai tiga bulan,”­ ucapnya.Menurut Arianto, pihaknya­ bekerja sama dengan­ Bank Mandiri untuk­ penjualan lewat fasilitas perbankan.

»» read more

Selasa, Agustus 18, 2009

PLTG Sengkang II-III tetap jalan

MAKASSAR: Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan rencana investasi PT Energi Sengkang dalam proyek pembangkit listrik­ tahap II-III tetap jalan, namun­ dibicarakan­ setelah presiden terpilih­ Susilo Bambang Yudhoyono­ membentuk kabinet baru.

Pemprov akan memediasi masalah antara PT Energi Seng­kang dan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) soal pembelian harga gas sebagai bahan baku pembangkit tersebut. Namun, kata Syahrul, pembicaraan baru dimulai lagi dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru.

“Memang benar soal investasi­ proyek pembangkit listrik tenaga­ gas (PLTG) tahap II-III Energi Sengkang belum bisa jalan karena belum ada persetujuan harga gas dari Energi Equity Epic Seng­kang untuk proyek tersebut,” kata Syahrul kepada wartawan, Minggu.Namun, lanjut dia, izin investasi PLTG tahap II-III berkapasitas 120 MW sudah disetujui Pemprov Sulsel dan PT Perusahaan Listrik Negera (PLN) sebagai­ pembeli.

“Kami sudah beberapa kali pertemuan dengan­ Energi Seng­kang­ mengenai rencana­ investasi tersebut.­ Mereka sangat akomodatif­ melaksanakan ketentuan harga beli gas sesuai keputusan­ BP Migas­ dan Menteri ESDM,” katanya. Hanya saja, lanjut dia, semua keputusan perlu surat Menteri ESDM. “Kalau sekarang tidak cukup waktu untuk mengurus sehingga itu kita tunggu menteri baru saja,” paparnya.

Syahrul menegaskan investasi kelistrikan akan mendapat dukungan Pemprov mengingat kebutuhan listrik daerah itu masih­ sangat besar. Tidak hanya Energi­ Sengkang, tapi ada beberapa proyek kelistrikan yang sudah direkomendasikan.

Ada hambatan
“Ini semua kami laksanakan untuk mendukung program pemerintah Sulsel di mana pada 2010 daerah ini akan mencanang­kan diri sebagai daerah tujuan investasi untuk pengembangan industri. Karena itu, soal tersedianya listrik sangat strategis,” tegas Syahrul.Dia mengatakan sepanjang tak ada aturan dilanggar dan ketentuan harga beli gas dari Energi­ Equity ke perusahaan afiliasi Energi Sengkang tidak merugikan negara, rencana investasi ini akan berjalan mulus.

Sebagaimana diketahui, Energy­ Sengkang hingga saat ini belum mendapat lampu hijau dari BP Migas untuk membeli gas bahan baku PLTG tahap II-III yang seharusnya sudah mulai dibangun perusahaan penanaman modal asing (PMA) itu pada tahun 2009.Pembelian belum disetujui BP Migas sebab kedua perusahaan, yakni Energy Sengkang dan Energi­ Equity berada dalam satu holding.

“Kedua perusahaan bisa saja membuat kesepakatan­ pembelian gas, namun karena gas tersebut milik negara tidak serta merta kesepakatan­ bisa dilaksanakan,” kata Kepala BP Migas Kalimantan dan Sulawesi Agus Suryono kepada Bisnis, belum lama ini. Menurutnya, permohonan Energy­ Sengkang untuk pengembangan kelistrikan di Kab. Wajo tersebut sudah diajukan ke BP Migas di Jakarta, namun hingga­ kini belum ada persetujuan karena masih dalam kajian.

Energi Equity sebagai perusahaan yang mengelola gas sebenarnya tidak hanya menerima permintaan dari Energy Sengkang, tetapi juga beberapa perusahaan seperti PT Indonesia Power, PT Makassar Power, dan PT Aneka Tambang Tbk.
Agus mengatakan harga jual gas harus diawasi agar kedua perusahaan tidak­ melakukan kontrak berharga­ murah. “Kalau­ Energi Equity­ menjual ke Energy­ Seng­kang dengan murah, negara­ dirugikan,” ujarnya.


Karena itu, lanjutnya, mekanisme penetapan harga kontrak­ jual beli harus dipelajari­ dulu. “Sepanjang kesepakatan tidak­ merugikan negara, peluang­ Energy Sengkang melanjutkan proyek PLTG tahap II-III bisa dilaksanakan,” paparnya.Pejabat Eksekutif Energy Seng­kang Dick Shilly pernah mengatakan bahwa setelah beroperasinya­ proyek ekspansi tahap I PTLG Sengkang, pihaknya telah menyiapkan rencana tahap II pada Juni 2009.

Proyek tahap II-III rencananya menambah listrik Sulawesi Selatan dan Barat 120 MW. Bahkan, saat ini sebagian kebutuhan rencana proyek sudah berada di lokasi proyek di Wajo.Untuk pengembangan PLTG, Energi Equity mempersiapkan eksplorasi lapangan gas Walanga­ dan Sampi-Sampi, Wajo.

»» read more

Panin Rumah Idaman bukukan Rp103 miliar

MAKASSAR: PT Bank Panin Tbk membukukan­ transaksi Rp103 miliar selama Pameran Panin Rumah Idaman bersama Real Estate­ Indonesia (REI) di Makassar 8-16 Agustus 2009. Total rumah terjual sebanyak 328 unit. “Transaksi mampu melampaui target Rp60 miliar,” kata Business Banking Manager Bank Panin Makassar Hudli Huduri seusai penutupan di Mal Ratu Indah, Minggu.

Dalam pameran itu, Panin menyerahkan penghargaan bagi stan favorit PT Mitra Sari Makassar dan stan terbaik PT GMTD Tbk. Hudli menjelaskan keberhasilan melampaui­ target­ itu di luar prediksi awal. Bahkan, target tahun­ ini dipatok lebih rendah dari realisasi tahun 2008 sebesar Rp80 miliar mengingat dampak krisis ekonomi global.

Menurutnya, kondisi tersebut membuktikan dunia­ properti di Makassar­ mengalami kemajuan setelah terpuruk pada semester I 2009.Hal ini juga terlihat dari permohonan KPR sebanyak­ 599 unit rumah dengan nilai total Rp230 miliar dalam pameran yang masih diproses.­

Dia mengatakan fasilitas KPR untuk 328 unit rumah tersebut sudah bergulir. Mayoritas merupakan­ rumah tipe 54. Dia menyatakan Panin Rumah Idaman tahun ini sangat baik dibanding tujuh­ pameran serupa sebelumnya.

Perpanjang
Hudli mengatakan Panin akan memperpanjang masa penawaran bunga KPR 10,50% yang diberikan selama pameran hingga 8 September 2009.“Permintaan masyarakat pada event ini sangat memuaskan. Kami akan memperpanjang promosi bunga KPR 10,50% hingga­ 8 September, termasuk kerja sama dengan REI untuk subsidi bunga KPR hingga 0%,” ujarnya.

Dia mengatakan perkembangan selama pameran itu membuat pihaknya semakin optimistis mampu mencapai target outstanding KPR sebesar Rp1 triliun akhir tahun ini.Sampai akhir Juli 2009, outstanding kredit Bank Panin Makassar sudah mencapai Rp2 triliun.

Hudli menambahkan Bank Panin mengangkat tema pilihan terbaik, bunga terbaik, dan harga terbaik pada pameran.Pilihan terbaik karena­ pameran diikuti 36 pengembang papan atas di Sulsel. Bunga terbaik KPR 10,5% fix satu tahun dan subsidi bunga pengembang 0%-7,5%.

Selain itu, harga terbaik karena memberikan harga rumah terjangkau dengan kualitas tinggi. Bank Panin memiliki 15 kantor di Sulsel dan akan menambah satu di Watampone, Kabupaten Bone, dalam waktu dekat.

»» read more

Pelindo IV incar empat tersus di KTI

MAKASSAR: PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) mengincar kerja sama bisnis­ untuk pelayanan kapal di setidaknya­ empat terminal khusus (tersus)­ atau pelabuhan unit pelaksana teknis (UPT) di wilayah timur Indonesia pada 2010.Direktur Utama Pelindo IV Alfred Natsir­ mengatakan masih terbuka lebar potensi untuk melakukan penetrasi pelayanan di sejumlah tersus dan pelabuhan UPT. Saat ini, kata dia, pihaknya telah ada di 17 tersus dan UPT di kawasan timur.

“Kami harapkan pada 2010 bisa menjalin kerja sama dengan tersus atau pelabuhan baru seperti Bintuni, Waisile, Buli, dan Obi,” katanya, pekan lalu.Empat tersus dan UPT yang disebutkan Alfred terletak di Papua Barat, Maluku Utara, dan Halmahera Utara. Selain segmen pemanduan, BUMN kepelabuhanan itu juga membidik segmen pelayanan tunda dan tambatan kapal.

Alfred mengatakan kerja sama dengan­ tersus dan UPT merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup baik selama ini. Ke depan, paparnya, Pelindo IV berharap dapat memperluas kerja sama hingga pada kegiatan pelayanan barang.“Di Tersus PT Cargill, misalnya, kami mendapatkan kontribusi bagi hasil tidak saja dari pelayanan pemanduan, tetapi juga dari pelayanan tunda dan tambatan,” jelasnya.

Menurutnya, Pelindo IV kini juga mencoba memperbesar kontribusi pendapatan dari angkutan curah di kawasan timur. Pasalnya, dia memperkirakan di masa mendatang pertumbuhan arus peti kemas tidak setinggi periode sebelumnya dan cenderung terjadi peralihan ke komoditi curah.

“Model kerja sama yang ditempuh adalah melalui pemasaran dan pengoperasian­ barge, karena kami bisa menjadi pemasar dan telah punya jaringan­ yang baik dengan perusahaan batu bara, CPO, LNG, dan lainnya,” imbuh Alfred.Dalam kurun lima tahun terakhir, pendapatan Pelindo IV tumbuh rerata 20% per tahun, sedangkan laba melesat 40% per tahun.

Pendapatan Pelindo IV tahun lalu sebesar Rp688,6 miliar terdiri atas pendapatan usaha Rp612,9 miliar dan pendapatan di luar kegiatan usaha Rp75,7 miliar. Adapun laba tahun 2008 mencapai Rp202 miliar.Kenaikan pendapatan terutama ditopang peningkatan trafik arus kapal, barang (derum), dan peti kemas. Arus penumpang tahun lalu justru menurun sekitar 1% dibanding 2007.

»» read more

Jumat, Agustus 14, 2009

Kadin jajaki pembangkit listrik

MAKASSAR: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Perusahaan Daerah (Perusda) Sulsel membentuk­ tim untuk menjajaki kerja sama pembangunan pembangkit­ listrik dan pengadaan mesi­n genset sewa bagi PLN Wilayah Sulselrabar.

Ketua Kadin Sulsel Zulkarnaen Arief menjelaskan pihaknya dan Perusda akan mempelajari lokasi­ potensial yang diajukan PLN. Rencananya, pembangkit yang dibangun memanfaatkan sumber daya alam seperti tenaga­ angin di Selayar.Selain itu, tenaga air, gas alam, serta batu bara di wilayah utara Sulsel. Menurutnya, sangat banyak potensi alam yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis untuk dijadikan listrik

“Pekan depan Kadin dan Perusda membentuk tim kerja. Ini merupakan peluang bisnis yang ditawarkan PLN,” kata Zulkarnaen seusai bertemu General Manager PLN Sulselrabar Haryanto­ WS, kemarin.

Rencana
Dia mengatakan PLN memperlihatkan peta rencana pembangkit listrik 2009–2018 di Sulselrabar yang mencakup sekitar 21 pembangkit (lihat ilustrasi untuk 15 pembangkit).“Ini merupakan peluang yang menguntungkan bagi pemprov dan pengusaha untuk mengatasi krisis listrik di Sulsel dan Sulbar,” ungkap dia.

Direktur Utama Perusda Haris Hodi mengatakan dalam kerja sama ini PLN bertindak sebagai­ pembeli listrik dari pihak ketiga. Teknologi yang dipakai akan disesuaikan dengan investasi. Jika menggunakan tekno-logi­ tinggi maka rencana pembangunan­ akan menggunakan tenaga asing.

Namun, Haris mengungkapkan Kadin dan Perusda tidak akan mendatangkan investor asing­ untuk modal­. “Kita harus bisa menggunakan kemampuan dan pendanaan lokal. Kalaupun ada tenaga asing, hanya sebatas konsultan dan pelaksana proyek serta pelaksana peng­adaan mesin,” tutur dia.Rencana membentuk tim kerja, sambungnya, akan dikoordinasikan dengan pemprov yang diyakini akan merestui. Haris memperkirakan cetak biru Kadin dan Perusda bisa siap sebelum akhir 2009.

Dia optimistis jika rencana berjalan, krisis listrik di Sulsel dan Sulbar akan dapat teratasi. Selain itu, dapat membangkitkan sektor­ industri, misalnya­ perumahan, kawasan industri, dan sektor produktif lain.

Beli
General­ Manager­ PLN Sul-sel­rabar Haryanto­ WS mengatakan pihaknya berkomitmen membeli semua produksi listrik dari pihak ketiga, baik yang diproduksi melalui genset ataupun pembangkit listrik.Rencana pembangkit 2009–2018 itu, kata Haryanto, dapat digunakan Kadin dan Perusda untuk melakukan eksplorasi listrik tanpa keterlibatan PLN.

Dia menerangkan jika Kadin dan Perusda terlibat maka akan sangat membantu mengatasi krisis listrik di Sulsel dan Sulbar. Menurutnya, PLN kesulitan mendanai pembangkit di Indonesia, termasuk di Sulselrabar.Selain itu, kebijakan pemerintah menekankan rencana pembangunan pembangkit listrik harus melihat potensi alam daerah, misalnya air, angin, panas bumi, dan batu bara.

“Jangan ada lagi pembangkit yang menggunakan BBM, tapi semua pihak sudah harus memikirkan teknologi non BBM yang ramah lingkungan dan efisiensi,” ujarnya.Dia juga menjelaskan sistem ke­listrikan khusus Sulsel, yakni daya terpasang 651 MW, daya mampu 530 MW, beban puncak 527 MW, dan cadangan hanya 4 MW.

Dengan produksi yang terbatas tersebut, kata dia, PLN sukar memenuhi kebutuhan masyarakat Sulsel dan Sulbar. Untuk itu PLN akan melepas proyek rencana kelistrikan 2009–2018 kepada pihak ketiga.
“Silakan eksplorasi semua­ sumber alam yang dapat dijadikan­ energi listrik. PLN akan membeli,” tuturnya.­

»» read more

Ekspor kakao diperkirakan 140.000 ton

MAKASSAR: Produksi kakao Sulawesi Selatan tahun ini menurun se­iring program peremajaan­ dan rehabilitasi. Meski demikian, daerah ini masih mampu mengekspor 140.000 ton kakao.

Kepala Dinas Perkebunan Sulsel Burhanuddin Mustafa mengatakan ekspor kakao ini didorong kerja keras untuk mempertahankan Sulsel sebagai salah satu penghasil kakao terbesar di Indonesia. Daerah yang dikenal sebagai lumbung kakao, yakni Luwu Raya, Bone, Soppeng, Wajo, dan Pinrang. “Saat ini memang kurang lebih 10% lahan kakao tidak berproduksi­ karena intensifikasi­ la-han.­ Makanya produksi­ kakao menurun­ tahun­ ini, tapi kita masih­ bisa ekspor,” ujar Burhanuddin,­ kemarin.

Dia menjelaskan peremajaan mencakup lahan 4.300 hektare dan rehabilitasi 20.900 ha.Menurut Burhanuddin, peremajaan dan rehabilitasi yang dikenal dengan program Gerakan Nasional (Gernas) Kakao ini untuk meningkatkan produksi dan mutu.

Pada 2013, pemerintah­ menargetkan luas areal­ mencapai 270.000 ha dengan produksi 300.000 ton per tahun. Nilai ekspornya diharapkan menembus US$750 juta–US$900 juta. Sementara itu, tenaga­ kerja yang terserap sebanyak­ 315.000 kepala­ keluarga dengan pendapatan Rp30 juta–Rp40 juta per tahun.

Saat ini, kata dia, pihaknya telah mendapatkan­ 700.000 bibit pohon untuk ditanam­ di areal baru. Dalam tiga atau empat­ tahun mendatang, produktivitas lahan diproyeksikan mencapai dua ton per ha. “Setiap tahun kami selalu mengadakan perluas­an lahan, tetapi itu juga tergantung dari dana APBD. Namun, pemerintah akan tetap membantu meskipun tidak ada dana APBD,” tukasnya.

»» read more

KENDARI: Kondisi hutan jati di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, sangat memprihatinkan karena hampir seluruh kawasan hutan itu nyaris habis terbabat oknum yang tidak bertanggung jawab. Kerusakan hutan telah mencapai 26.000 hektare.

Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Muna La Ode Mukadimah mengatakan pihaknya telah melakukan pengamatan pada seluruh kawasan hutan dan tampak beberapa titik kawasan hutan jati telah rusak parah. “Kerusakan hutan di Kabupaten Muna sudah berada pada ambang memprihatin­kan karena mencapai sekitar 26.000 ha. Itu umumnya berada pada kawasan hutan produksi,” kata La Ode kepada wartawan, kemarin.

Menurutnya, pihaknya telah mengusulkan rehabilitasi kawasan hutan jati melalui proyek hutan tanaman rakyat (HTR) kepada Menteri Kehutanan RI. “Usulan kami sudah diterima di Departemen Kehutanan RI dan sedang dalam proses untuk merealisasikan program tersebut,” ujarnya.

Dia menambahkan tim dari Balai Inventarisasi dan Pemetaan Hutan Provinsi Sultra juga telah melakukan verifikasi lapangan di Kabupaten Muna.
Kabupaten Muna terkenal sebagai daerah­ penghasil kayu jati berkualitas tinggi di Tanah­ Air. Namun, kini kawasan hutan kayu jati daerah ini tinggal kenangan masa lalu karena hampir seluruh kawasan tidak tampak lagi seperti tahun 1970-an.


Kawasan hutan jati di Muna sebelumnya seluas 60.000 ha, terutama tampak di sepanjang jalan poros seperti Jl. Poros­ Tampo-Raha-Tongkuno. Sekitar 10 tahun silam di lokasi tersebut masih berdiri tegak pepohonan kayu jati yang cukup besar dan padat. Sayangnya,­ saat ini semua pohon itu lenyap entah ke mana diduga karena ditebang habis oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

»» read more

Pembiayaan Bank Sulsel Syariah­ Rp68 miliar

MAKASSAR: Bank Sulsel Syariah mencatat total pembiayaan pada triwulan I 2009 sebesar Rp68 miliar atau tumbuh sekitar 120% dibanding triwulan I 2008 Rp31 miliar.Pemimpin Cabang Bank Sulsel Syariah Iswadi Ayub mengatakan pertumbuhan itu ditopang kerja sama linkage program ke sektor pertanian dan perkebunan.

Lembaga yang berfungsi mencegah­ hingga menghukum praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ini biasanya menerima laporan dari anggota masyarakat yang mengetahui atau pelaku usaha yang terlibat dalam transaksi. Kepala KPPU Balikpapan Anang Triyono mengungkapkan lebih dari 80% laporan dan bakal perkara yang masuk terkait tender proyek pembangunan yang diselenggarakan pemerintah kabupaten dan kota di Kalimantan.

Menurutnya, pembia­yaan ke sektor agroindustri mencakup a.l. komoditi kakao, sutra, jagung, dan rumput laut. Nasabahnya tersebar di Sulsel dan Sulbar. Sepanjang 2008-2009, tutur dia, besaran pinjaman modal kerja rata-rata di bawah Rp50 juta dan kredit menengah Rp100 juta–Rp500 juta.Penyaluran tersebut melalui tiga kantor cabang di Makassar, Maros, dan Sengkang yang bekerja sama dengan sekitar 30 lembaga mikro, terdiri dari koperasi, BMD, BPR, dan BPRS.

“Bank Sulsel Syariah mengutamakan kerja sama linkage program yang lebih memahami­ karakteristik dan kebutuhan­ pelaku usaha mikro di daerah,” ucap Iswadi.Penyaluran modal ker-ja­­­ di tiga kacab tersebut­ rerata Rp1 miliar–Rp1,5 miliar per bulan. Sejauh ini, katanya,­ rasio pembiayaan bermasalah (FDR) relatif terjaga di level 0,5%.

Dia mengungkapkan untuk memperluas la­yanan, pihaknya juga membuka loket online di seluruh kantor cabang Bank Sulsel konvensio­nal di Sulsel dan Sulbar.Total aset Bank Sulsel Syariah per Maret 2009 sebesar Rp130 miliar, sedangkan dana pihak ketiga Rp30 miliar.

Iswadi menambahkan pihaknya berencana membuka tiga kacab baru di Kabupaten Bone, Palopo, dan Bulukumba­ yang diperkirakan berope­rasi sebelum akhir­ tahun 2009.

»» read more

Rabu, Agustus 12, 2009

80% Kasus persaingan­ usaha terkait pemda

BALIKPAPAN: Komisi Pengawas­ Persaingan Usaha (KPPU) Balikpapan menyatakan­ 80% laporan tentang persaingan usaha tidak sehat di Kalimantan yang diterima lembaga itu terkait dengan proses tender di pemerintah daerah.

Lembaga yang berfungsi mencegah­ hingga menghukum praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat ini biasanya menerima laporan dari anggota masyarakat yang mengetahui atau pelaku usaha yang terlibat dalam transaksi. Kepala KPPU Balikpapan Anang Triyono mengungkapkan lebih dari 80% laporan dan bakal perkara yang masuk terkait tender proyek pembangunan yang diselenggarakan pemerintah kabupaten dan kota di Kalimantan.

Saat ini KPPU tengah meneliti empat laporan yang semuanya berhubungan dengan proyek pemda. Total nilai proyek yang ditelusuri sebesar Rp6,3 miliar.Dia mengatakan ketika hendak menelusuri, KPPU kerap terbentur pihak terlapor yang enggan bekerja sama. “Ada laporan masuk, tapi pihak terlapor dalam hal ini panitia lelang belum memberikan dokumen.­ Ada itikad tidak baik karena mereka­ selalu mengulur waktu,” kata Anang, awal pekan ini.

Dalam pembuktian, KPPU menggunakan unsur per se illegal, yaitu sekedar membuktikan ada tidak­nya perbuatan. Selain itu, pembuktian rule of reason yang mempertanyakan eksistensi perbuatan sekaligus dampaknya.Dalam konteks dugaan persekongkolan pada tender proyek pemda, KPPU berkepentingan atas harga yang wajar dan pencegahan penggelembungan anggaran (mark up). Di samping itu, masyarakat berpotensi dirugikan jika pemenang tender bekerja seram­pangan dengan kualitas rendah.

Dinas PU
Anang mengungkapkan cukup banyak laporan kasus yang bisa segera ditindaklanjuti KPPU untuk­ diteliti, a.l. tender peningkatan jalan­ Dinas Pekerjaan Umum Bontang, di mana ada dua proyek bermasalah karena kejanggalan proses dan penetapan pemenang.

Dia menjelaskan KPPU tak mudah meneliti laporan dugaan persekongkolan usaha tersebut. Pasalnya, petugas atau instansi terkait kerap tak bekerja sama, mulai dari membuka dokumen hingga memberi keterangan. Padahal, KPPU perlu keterangan­ lengkap baik dari pelapor dan terlapor.­ Ini demi pembuktian kebenaran atas dugaan adanya persekongkolan.

“Dengan mengulur waktu seperti­ itu, merugikan mereka sendiri. Sebaliknya, jika dokumen lelang itu diberikan kepada KPPU dan kami periksa, bisa jadi laporan tersebut tidak benar,” kata Anang.Proyek Dinas Perhubungan Kaltim dalam pembangunan rambu suar di Sungai Sesayap, Samarinda,­ senilai Rp2,2 miliar juga bermasalah.­

Dari laporan sejumlah pihak ke KPPU, ada dugaan persekongkolan panitia dengan pemenang tender. “Akan kami lihat kronologinya seperti apa. Kami akan meminta keterangan dari terlapor segera,” kata Anang. Anang mengatakan dari empat kasus senilai Rp6,3 miliar yang tengah ditelisik, tiga kasus terus dilanjutkan sedangkan proyek peng­adaan barang cetakan Dispenda Kukar akan ditutup. Laporan itu dianggap selesai karena KPPU melihat ada perubah­an perilaku dari pelaku usaha terkait.

»» read more

BI kritik perilaku dana pemprov

KENDARI: Pemprov Sulawesi Tenggara dan 12 kabupaten/kota di provinsi ini baru menyalur­kan dana besar-besaran pada akhir tahun. Praktik ini menuai kritik pihak Bank Indonesia Kendari.Pemimpin Kantor BI Kendari Lawang M. Siagian dalam pemaparan tinjauan dan proyeksi perekonomian Sultra triwulan II kemarin, mengatakan dana pemda berupa anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang disimpan di perbankan biasanya baru mengucur jelang akhir tahun.

“Dari data yang kami peroleh, DPK (dana pihak ketiga) pemerintah hanya tersalur besar-besaran nanti Desember. Sepanjang 11 bulan, dana hanya nongkrong di bank,” kata Lawang.Seharusnya, menurut dia, dari Januari hingga Desember penyaluran anggaran itu konsisten.

“Jika kita buatkan grafik, itu sangat jelas pada Desember garisnya langsung menukik turun yang menggambarkan dana digelontorkan besar-besaran,” tambahnya.Dia khawatir alokasi keuangan seperti itu membuat pemda hanya bekerja dari sisi administratif dan mengabaikan sisi realisasi penggunaan anggaran.

Lawang menyebutkan pihak perbankan termasuk BI sendiri merasakan dampaknya karena terpaksa­ ikut lembur menyelesaikan laporan masuk dari anggaran pemerintah. Dia mengungkapkan data dan grafik tahun 2006 hingga triwulan II 2009 menunjukkan dana baru tersalur secara massif pada Desember. Dana pemerintah tersebut cukup besar hingga Rp1 triliun.Kalau dana sebesar ini bisa konstan disalurkan ke masyarakat, manfaatnya­ jauh lebih besar.

»» read more

Distribusi elpiji segera pakai kartu kendali

MAKASSAR: PT Pertamina (Persero) tahun ini berencana mendistribusikan elpiji bersubsidi ukuran­ tiga kg secara tertutup dengan mengguna­kan kartu kendali agar tepat sasaran.
Sales Representative Gas Domestik Pertamina Region V Tiara Thesaufi mengatakan proses distribusi elpiji tiga kg itu tidak jauh berbeda dengan minyak tanah bersubsidi.


“Program ini rencananya­ akan bergulir­ tahun 2009, namun teknisnya masih menunggu­ instruksi Departemen ESDM untuk diujicobakan selama tiga bulan,” katanya di Makassar, kemarin.Tiara mengatakan distribusi tertutup ini untuk menghindari penyalahgunaan elpiji oleh industri dan warga berpenghasilan tinggi.

Dijelaskan, program konversi minyak tanah ke elpiji merupakan upaya pemerintah menghemat energi. Untuk itu, masyarakat yang berhak menerima elpiji adalah yang berpenghasilan di bawah Rp1,5 juta per bulan.

Di Sulsel, rencananya elpiji tiga kg disalurkan bagi 1,17 juta kepala keluarga. Hingga akhir Juli lalu, realisasi penyaluran sudah 75% di 15 kabupaten/kota. Diperkirakan akhir tahun ini distribusi tersebut tercapai 100% dan dilanjutkan ke kabupaten/kota lainnya.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral­ Sampara Salman mengatakan jelang Ramadan program konversi minyak­ tanah ke elpiji harus dilakukan lebih bijak.Menurutnya, sampai akhir tahun ini minyak tanah sebaiknya tetap tersedia sebab masyarakat masih membutuhkan.

Dia menilai salah satu kendala pemakaian elpiji adalah warga harus membeli sesuai ukuran tabung. Berbeda dengan minyak tanah yang bisa dibeli sesuai kebutuhan dengan wadah sendiri.“Minyak tanah bisa diperoleh per liter dan kurang membebani,” ujarnya.

»» read more

Pengadaan beras Bulog lambat

MAKASSAR: Perum Bulog Divisi Regional Sulawesi Selatan melaporkan pengadaan beras hingga Agustus baru 260.000 ton dari target 600.000 ton.“Pengadaan beras di Sulsel berjalan lambat dengan pengadaan di bawah 50% dari prognosa 600.000 ton,” kata Kepala Bulog Sulsel Herman Agus Machmud kepada Bisnis, kemarin.

Dia mengatakan perdagangan beras antarpulau ikut menghambat langkah­ Bulog. Pengusaha memi­lih menjual beras ke luar sebab harganya berkisar Rp5.000-Rp6.500 per kg, lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP) Rp4.600 per kg yang jadi patokan Bulog.

Dia menjelaskan permintaan beras Sulsel berasal­ dari Kalimantan, Ambon, dan Papua. Herman menyebutkan seharusnya pengadaan beras Bulog Sulsel saat ini mencapai 400.000 ton.Untuk mengantisipasi kondisi itu, Bulog melaksanakan percepatan peng­adaan dengan membentuk satgas unit pengolahan gabah beras (UPGB) dan berkoordinasi dengan 600 mitra kerja.

Dalam bagian lain, Herman­ mengemukakan dengan pengadaan baru 260.000 ton, tidak memungkinkan bagi Bulog Sulsel untuk ikut mengupayakan ekspor beras. Menurutnya, ekspor hanya­ mungkin dilakukan jika peng­adaan sudah melampaui 70% prognosa 2009.

Pengadaan beras hingga Agustus dipersiapkan untuk memenuhi program movement nasional (movnas), beras miskin (raskin), dan kebutuhan lokal yang diperkirakan hingga 18 bulan ke depan. “Kami akan memantau. Jika di akhir Agustus pengadaan bisa mencapai 400.000 ton, Bulog Sulsel akan mengajukan permohonan ekspor ke kantor pusat,” ungkap dia.

Data Bulog menunjukkan pengadaan baru 260.000 ton, sedangkan stok di dalam gudang 185.000 ton, sehingga total mencapai 445.000 ton.Dari jumlah ini, 117.000 ton sudah disalurkan dalam bentuk movnas dan 74.000 ton raskin.

»» read more

Selasa, Agustus 11, 2009

Pelindo IV kejar laba Rp500 miliar

MAKASSAR: PT Pelabuhan­ ­Indonesia IV (Persero) mengincar perolehan laba Rp500 miliar pada tahun 2014 atau meroket hampir 150% dibanding pencapaian­ pada tahun lalu Rp202 miliar.

Direktur Utama Pelindo IV Alfred Natsir mengatakan angka tersebut merupakan target tetap yang sangat mungkin diraih setelah menyimak perkembangan kinerja keuangan dalam lima tahun terakhir.Dengan laba semakin besar, Pelindo IV berharap dapat menjadi BUMN kepelabuhanan yang disegani­ di Tanah Air. Kemampuan untuk ekspansi lahan maupun fasilitas pelabuhan juga diharapkan meningkat seiring dengan itu.

Dia mengatakan untuk merengkuh sasaran lima tahun ini, pihaknya membagi sasaran keuangan­ dalam dua tahap, yaitu fase 2009-2010 serta 2011-2014.Fase pertama, jelasnya, adalah tahap konsolidasi di mana perseroan menetapkan target laba 10%-20% sesuai kondisi eksternal yang masih terpukul krisis ekonomi global.

“Fase kedua 2011-2014 adalah tahap pertumbuhan kembali. Kita harus memperjuangkan tingkat pertumbuhan laba 20%-40%,” kata Alfred saat rapat kerja Pelindo IV di Makassar, kemarin.Menurutnya, lompatan kinerja yang cukup tinggi tersebut dapat diwujudkan dengan intensifikasi pendapatan dan penerapan tarif jasa kepelabuhan yang layak. Status sejumlah terminal konvensional­ juga akan ditingkatkan.

Pelindo IV siap terus berinvestasi dan mengembangkan terminal eksisting serta menjajaki segmen usaha baru. “Kami juga melakukan direct call kapal peti kemas luar negeri,” tuturnya.BUMN ini mengelola 19 pela-buhan­ peti kemas, belum termasuk pelabuhan konvensional. Daerah operasinya meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Tumbuh 40%
Dalam lima tahun terakhir, pendapatannya tumbuh rerata 20% per tahun, sedangkan laba melesat 40% per tahun. Pada 2006, labanya­ untuk pertama kali mencapai di atas Rp100 miliar dan terus naik hingga Rp202 miliar tahun lalu.Pada 2008 pula, untuk pertama kali laba Pelindo IV tidak berada di posisi buncit terhadap tiga Pelindo lain, yakni melampaui Pelindo I yang hanya Rp157 miliar.

Kenaikan laba diikuti peningkatan­ likuiditas. Kas perseroan yang pada 2004 hanya Rp47 miliar, dalam waktu lima tahun menanjak ke Rp247 miliar. Pada 2006, perseroan melunasi seluruh utang jangka panjang sebesar Rp200 miliar kepada beberapa lembaga keuangan asing, a.l. Asian Development Bank, Nordic Investment Bank, Japan Exim Bank, dan Islamic Development Bank.

Bersamaan dengan itu, kemampuan investasi juga terangkat. Pada tahun ini, dana investasi diperkirakan mencapai Rp263 miliar, padahal 2004 baru Rp9,5 miliar.Alfred mengatakan pihaknya menghadapi ancaman kehilangan pendapatan akibat penerapan UU No.17 Tahun 2008 yang menetapkan pembentukan otoritas pelabuhan­ sehingga Pelindo hanya sebagai salah satu operator terminal.

Total pendapatan yang tergerus bisa mencapai Rp159 miliar per tahun, terdiri atas jasa labuh sekitar Rp55 miliar, jasa pandu Rp30 miliar,­ serta jasa di terminal khusus dan TUKS (terminal untuk kepentingan sendiri) Rp90 miliar.
Ada pula kewajiban membayar royalti atau konsesi atas pelimpahan­ pengelolaan jasa kepelabuhanan, a.l. PNBP pandu Rp1,5 miliar serta jasa tunda Rp1,2 miliar per tahun.


“Ini berarti, segmen usaha bisa hilang, yang masih dikelola harus bayar royalti atau PNBP, sekaligus kami harus bersaing merebut pasar,”­ kata Alfred.Arus peti kemas tahun ini juga diperkirakan hanya naik 2%-4% dibanding tahun lalu akibat krisis.

»» read more

Ekonomi Sulut bergerak naik

ManadoPerekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2009 tumbuh 11,09% dibanding triwulan I. Jika dibandingkan dengan triwulan sama tahun 2008 (y-o-y), pertumbuhan sebesar 8,3%.Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut merilis data tersebut di Manado, kemarin. Kepala BPS Jasa Bangun mengatakan secara kumulatif ekonomi Sulut semester I 2009 dibanding­ semester sama tahun 2008 tumbuh 7,9%.

Jasa mengatakan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi selama triwulan II adalah listrik, gas dan air bersih dengan pertumbuhan 18,6%.Berikutnya menyusul­ sektor perdagangan,­ hotel, dan restoran sebesar 15,4%, serta pengangkutan­ dan komunikasi mencapai 14,5%.

Sementara jika dibandingkan­ dengan triwulan I, sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah pengangkutan dan komunikasi 18,6%, perdagangan, hotel, dan restoran 17,8%, serta pertanian 14%. Sumber pertumbuhan tertinggi triwulan II adalah sektor pedagangan, hotel, dan restoran dengan share sebesar 2,28%.

Tercatat hampir semua komponen triwulan II tumbuh baik dibanding­ triwulan sebelumnya maupun triwulan II 2008.Ekonom Universitas Sam Ratulangi Manado Vecky Rumate memerkirakan akan terjadi kenaikan­ volume­ usaha di sektor tertentu sekitar 50% selama Agustus ini karena adanya­ event Sail Bunaken. Peningkatan, kata dia, terutama pada sektor perdagangan, hotel, restoran, dan transportasi.

“Alasannya, para tamu akan mengonsumsi semua sektor yang disebutkan tadi,” kata Rumate.­Namun, Rumate ber­asumsi setelah kenaikan mencapai puncak maka akan ada penurunan. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi akan merangkak naik lagi. “Itu sudah jadi teori ekonomi,” katanya. Dia menambahkan jika infrastruktur belum memadai maka pertumbuhan ekonomi akan sulit naik signifikan.

»» read more

Penumpang pesawat­ capai 861.600 orang

MAKASSAR: Arus penumpang­ angkutan udara­ melalui Bandara­ Sultan­ Hasanuddin Makassar­ tahun ini diyakini­ mampu melampaui jumlah tahun 2008. Realisasi selama semester I 2009 telah mencapai 57% dari total tahun lalu sekitar­ 1,52 juta orang.Sepanjang tahun ini hingga Juni, jumlah penumpang­ pesawat tercatat 861.617 orang. Total penumpang terbanyak pada Mei mencapai 152.711 orang, yakni 151.062 pengguna jasa rute domestik dan 1.649 internasional.

Sementara itu, pada Juni kemarin, angkanya sedikit turun ke 152.445 orang terdiri atas 150.541 jalur domestik dan 1.904 internasional. Dengan demikian, penumpang domestik turun 0,34%, sedangkan internasional naik 15,5%.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Suprijanto mengatakan jumlah penumpang selama semester I yang melebihi separuh total sepanjang tahun lalu menunjukkan mobilitas pelaku usaha dan warga biasa tetap normal di tengah kepungan dampak krisis ekonomi global.

Dia menyebutkan Bandara Hasanuddin sejauh ini masih menjadi hub penerbangan domestik di kawasan timur Indonesia sehingga lalu lintas­ penumpang­ termasuk yang hanya untuk transit cukup tinggi.“Kita berharap mudah-mudahan arus penumpang pesawat ini tetap positif sampai akhir tahun agar dapat membantu menggerakkan perekonomian,” katanya, baru-baru ini.

“Tahun lalu, konsumen moda transportasi udara sebesar 1,52 juta orang atau tumbuh 4,3% dibanding­ 2007.­ Terminal baru Bandara Hasanuddin yang diperkirakan mampu menampung tujuh juta orang per tahun mulai dioperasikan pada awal Agustus 2008.Lalu lintas penumpang udara diperkirakan kembali melonjak signifikan pada Agustus dan September bertepatan dengan Bulan Ramadan dan musim mudik Idul Fitri.

»» read more

Senin, Agustus 10, 2009

Pupuk Kaltim bangun pabrik di Sulsel

SIDRAP, Sulsel: Badan usaha milik negara PT Pupuk­ Kalimantan­ Timur (Persero)­ berencana membangun delapan­ pabrik pupuk organik­ di Sulawesi Selatan untuk menopang stok bahan baku produksi pertanian tersebut di daerah.

Rencananya, delapan pabrik itu disebar di delapan kabupaten, yakni Luwu, Bulukumba, Sidrap, Bone, dan Wajo. Selain itu, Pinrang, Soppeng, dan Enrekang.
Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Hidayat Nyakman mengatakan pembangunan pabrik pupuk organik itu diharapkan membuat pasokan­ lebih­ memadai


Menurutnya, sudah seharusnya terdapat beberapa pabrik pupuk di Sulsel sebab daerah ini lumbung pangan nasional. Dia menyebut pembangunan diproyeksikan berjalan tahun depan, sedangkan studi kelayakan awal telah dilakukan. “Makanya hari ini dilakukan penandatanganan MoU untuk merealisasikan itu dan diharapkan tahun depan sudah mulai berjalan,” kata Hidayat dalam sambutannya saat panen raya pupuk organik di Sidrap, pekan lalu.

Ketika dikonfirmasi seusai acara, Hidayat belum bersedia memberi keterangan­ lebih rinci mengenai rencana tersebut termasuk perkiraan biaya investasi dan kapasitas tiap pabrik.Pupuk Kaltim merupakan perusahaan produsen pupuk urea dan amoniak terbesar di Indonesia. Saat ini perseroan memiliki lima pabrik urea berkapasitas total 2,98 juta ton per tahun serta empat pabrik amoniak berkapasitas 1,85 juta ton per tahun.

Lima pabrik
Pupuk Kaltim telah memproduksi pupuk organik dengan merek Zeorganik. Perseroan bekerja sama dengan mitra usaha telah membangun lima pabrik pupuk organik di Parepare (Sulsel), Banyuwangi (Jatim), Demak (Jateng), Lombok Timur (NTB), dan Badung (Bali).BUMN ini tengah mengembangkan pembangunan Pupuk Kaltim-5 sebagai pengganti Kaltim-1 yang mulai tua dan kurang efisien dalam penggunaan bahan baku. Total investasi Kaltim-5 diduga mencapai US$870 juta.

Pada semester I 2009, Pupuk Kaltim membukukan laba usaha belum diaudit Rp370,5 miliar, melampaui target rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) Rp323 miliar.Perseroan menikmati pendapatan­ Rp3,7 triliun­ atau turun dibanding­ semester I 2008 Rp5 triliun. Beberapa tahun terakhir­ kinerja­ keuangan­nya membaik seiring efisiensi gas hingga 30 mmbtu per ton pupuk.

ubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan kemampuan Sulsel dalam memproduksi beras tak perlu diragukan. “Ini yang membuat infrastruktur pertanian terus ditingkatkan,” katanya.Sulsel menargetkan surplus beras tahun ini mencapai dua juta ton. Untuk itu, produksi padi harus menembus 5,08 juta ton gabah­ kering giling (GKG) yang jika dikonversi ke beras sekitar 3,18 juta ton.Berdasarkan angka ramalan II BPS, produksi padi Sulsel tahun ini hanya sekitar 4,14 juta ton GKG.

»» read more

Kalla bidik penjualan tumbuh 300 unit

MAKASSAR: Meski secara nasional penjualan Toyota mengalami penurunan sekitar 30%, PT Hadji Kalla sebagai main dealer di Sulsel, Sulbar, Sultra, dan Sulteng tetap optimistis melampaui penjualan tahun lalu.Direktur Operasi PT Hadji Kalla Hariyadi Kaimuddin mengatakan tahun ini pihaknya menargetkan penjualan bertambah 300 unit dibanding tahun lalu.

Sampai Juli 2009, katanya, penjualan perusahaan milik keluarga Wapres Jusuf Kalla itu mencapai 1.118 unit.“Jumlah itu naik dibanding Juli tahun lalu hanya 1.050 unit. Kami optimistis penjualan bisa seperti tahun lalu, bahkan melebihi,” jelas Hariyadi, pekan lalu.Dia mengatakan penjualan tahun ini didominasi tipe Toyota Avanza. Kontribusi Avanza terhadap total penjualan mencapai 60%.

“Masyarakat banyak membeli Avanza karena melihat kapasitasnya serta hemat BBM. Sebenarnya tahun lalu permintaan untuk Avanza juga cukup tinggi, hanya saja pabrik yang terbatas,” ujarnya.Menurut Hariyadi, tahun lalu kontribusi Avanza hanya 40% dari total penjualan. Hingga Juli tahun ini, mobil tersebut sudah terjual 621 unit.

Dia meyakini angka penjualan dapat terus meningkat pada Agustus menjelang Lebaran.Hariyadi mengemukakan pihaknya berencana menggelar pameran pada 13-17 Agustus nanti untuk­ mendongkrak angka­ penjualan bulan Agustus.

Selain itu, Hadji Kalla juga banyak memberikan promosi, a.l. subsidi bunga untuk tipe Avanza, Innova, Yaris, dan Dyna sebesar 0% sampai 3%. Calon pembeli dimungkinkan menawar diskon uang muka (DP) dengan pihak leasing agar konsumen bisa lebih mudah memiliki mobil.

“Bagi pembeli tunai, kami menyediakan banyak hadiah, seperti asesoris, bebas biaya asuransi, ditanggung biaya servis, dan lain-lain,” ujar Hariyadi.

»» read more

Jumat, Agustus 07, 2009

Green Energy garap bio etanol

GOWA, Sulsel: PT EN3 Green Energy, perusahaan­ penanaman modal asing­ asal Korea Selatan, berencana membangun pabrik bio etanol (bahan bakar nabati) di Sulsel pada 2010 dengan perkiraan nilai investasi US$50 juta.

EN3 Green Energy sejak September 2008 memulai aktivitas produksi chip ubi kayu di Takalar dan pada Mei 2009 di Gowa. Seluruh chip ubi kayu disuplai ke pabrik produsen bahan bakar nabati (BBN) di luar negeri­.Selain untuk produsen BBN, produknya juga dipasok ke sektor industri seperti pangan, pakan­ ternak, glukosa/sirup, pulp/kertas, tepung tapioka, tekstil, dan farmasi.Ke depan, EN3 Green Energy­ berminat memiliki pabrik yang memproduksi sendiri BBN. Dalam rencana investasi tersebut,­ perusahaan ini akan bekerja sama dengan Pemerintah­ Provinsi Sulsel.

Saat ini, pabriknya di Desa Nirannuang, Kecamatan Bontomarannu, Gowa memiliki kapasitas produksi chip ubi kayu sekitar 25.000 ton per tahun dengan luas lahan 3,9 hektare. Sementara itu, di Desa Cikoang, Kecamatan Mangarabombang, Takalar, produksinya sebesar 75.000 ton per tahun dan luas lahan 3,6 ha.Presiden Direktur PT EN3 Park Chang Ho mengatakan pembangunan pabrik BBN akan menyerap­ tenaga kerja cukup­ banyak sebab tiap pabrik mempekerjakan sedikitnya 250 karyawan,­ belum termasuk pekerja kebun dan pedagang pengumpul.­


“Dua pabrik ini menyerap tenaga kerja sebanyak 500 orang. Ini tentu membantu pemerintah setempat untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” katanya­ usai peresmian aktivitas pabrik chip ubi kayu di Gowa, kemarin.Menurut Park, BBN adalah energi­ alternatif yang diperkirakan makin banyak digunakan di masa mendatang sebab sumber daya nabati akan mengurangi polusi dan dampak negatif bagi lingkungan.

Deputi Bidang Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ahmad Kurniawan mengatakan peng­adaan pabrik BBN tersebut diharapkan mendorong investor lain melakukan hal serupa.Di samping itu, pengembangan­ industri dipastikan membuka lapangan kerja baru. Dijelaskan, chip ubi kayu sebagai bahan baku sebagian berasal dari lahan sendiri dan selebihnya membeli dari produksi rakyat. “Tentu daya beli masyarakat­ pada tingkat menengah ke bawah akan meningkat,” katanya­.

Potensi lahan
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan dukungan­ atas pembangunan pabrik itu bentuk keseriusan pemprov mengantisipasi krisis energi.­ Di Sulsel, katanya, potensi lahan umbi-umbian mencapai ratusan ribu ha yang tersebar di beberapa kabupaten/kota. Khusus Kabupaten Gowa, lahan tersedia sekitar 226.000 ha dan Takalar 20.000 ha.Syahrul mengatakan salah satu kendala pengembangan pabrik BBN adalah menjaga harga bahan baku tetap stabil agar petani dan masyarakat menikmati pendapatan yang laik.

Dia menyebutkan saat ini harga­ ubi kayu di daerah itu sekitar Rp320 per kg. Produktivitas lahan per ha mencapai 16 ton. Pada kesempatan itu, Gubernur menginstruksikan pejabat dinas terkait memperhatikan persoalan kestabilan harga.
Dia membandingkan dengan­ harga komoditi pertanian lain seperti jagung dan beras yang saat ini cukup baik. Harga jagung­ mencapai Rp2.400 per kg di tingkat petani.


Dia berharap peningkatan­ produksi komoditi unggulan dapat membantu mengurangi­ pengangguran. Selain itu, menekan kemiskinan yang hingga Juli 2009 tercatat 9,8%.“Ke depan, kita harus memikirkan bersama bagaimana supaya petani ubi dan masyarakat lebih sejahtera,” pungkasnya.­

»» read more

PLTG Sengkang 60 MW sudah normal

MAKASSAR: PLTG Seng­kang GT21 60 MW yang mengalami kerusakan dan harus diperbaiki sejak 15 Juli telah mulai beroperasi­ secara normal pada 1 Agustus 2009.Seiring dengan itu, daya mampu kelistrikan Sulsel kembali mencapai posisi maksimal 531 MW. PLTG GE I dan II milik PLN di Tello, Makassar, yang sempat didera gangguan juga sudah dipakai lagi.

General Manager PT PLN Sulselrabar Haryanto WS mengatakan kondisi itu membuat pihaknya sangat berharap pasokan daya selama Ramadan mendatang optimal agar wilayah itu terhindar dari pemadaman­ bergilir.Dia menjelaskan PLTG Sengkang GT21 punya PT Energy Sengkang di Kabupaten Wajo sukses melewati masa perbaikan. Sejauh ini tak ada gejala kerusakan lain pada mesin­ yang baru bekerja akhir tahun lalu itu

“PLTG Sengkang GT21 on the grid pada malam 31 Juli 2009 dan sampai saat ini beroperasi dengan baik,” kata Haryanto saat dihubungi, kemarin.Seperti diketahui, akibat turun mesin tersebut dan gangguan pembangkit di Tello, PLN terpaksa memadamkan listrik bergilir di Sulsel mulai 15 Juli. Daya mampu anjlok menjadi tinggal 460 MW, padahal beban puncak seringkali menyentuh 480 MW.

Pemadaman khusus di Makassar dilakukan rerata 30 menit sampai satu jam di tiap daerah pada malam hari. Meski tidak setiap hari, kejadian itu kontan memicu protes dari warga maupun pelaku usaha yang terpaksa menghentikan aktivitas lebih awal.


Pasokan listrik Sulselbar diperoleh dari lima pembangkit utama, yakni PLTA Bakaru 126 MW, PLTD Suppa 65 MW, PLTU Tello 147 MW, PLTA Bili-bili 20 MW, dan PLTG Seng­kang 195 MW.PLN pada November 2008 menerima pasokan baru dari PLTG Sengkang 60 MW. Tambahan itu membuat daya mampu di Sulsel menembus 500 MW.

Namun, usia sejumlah pembangkit yang sudah uzur menyebabkan produksi kadang tidak optimal dan harus sering menjalani perawatan. Maret lalu PLN mengerjakan overhaul PLTA Bakaru 63 MW yang dibarengi pemadaman bergilir selama hampir 60 hari.

Rencana
Pada kesempatan sama, Haryanto mengatakan PLN sejauh ini tidak berencana melakukan pemeliharaan rutin pada salah satu pembangkit selama Ramadan. Hal itu untuk mencegah kekurangan pasokan.

Menurutnya, BUMN kelistrikan tersebut terus mencermati kondisi pembangkit di Sulsel agar dapat berfungsi maksimal. Potensi gangguan sekecil apapun sedapat mungkin dicegah sejak dini.“Kami akan pertahan­kan daya mampu listrik ini sampai dengan Lebaran.­ Tidak ada rencana pemeliharaan,” tukasnya.

»» read more

Sulut poles layanan­ terpadu satu pintu

ManadoInternational Finance Corporation (IFC) Indonesia dan Pemprov Sulut meneken kerja sama untuk mendukung implementasi­ pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dan melakukan analisis dampak kebijakan (RIA) di daerah itu.PTSP dan RIA tersebut dalam rangka mendorong reformasi prosedur perizinan usaha dan membangun iklim investasi yang lebih baik.

Communication Officer IFC Indonesia Novita Wund mengatakan penyederhanaan proses perizinan­ usaha sangat penting untuk mening­katkan jumlah investasi domestik­ dan asing serta menciptakan lapangan­ pekerjaan di Sulut.Dia menuturkan proyek uji coba ini bagian dari komitmen IFC mendukung inisiatif pemerintah pusat untuk memperkuat peran pemda dalam membangun perekonomian setempat.

Selain itu, mengangkat kapasitas mereka dalam memfasilitasi dan memberikan pendampingan teknis bagi pemerintah kabupaten/kota. Novita menjelaskan Pemerintah Sulut merupakan salah satu dari dua provinsi di Indonesia yang berkesempatan melakukan proyek uji coba dalam implementasi PTSP dan RIA.

Wund mengatakan Sulut dipilih setelah sebelumnya Provinsi Bali pada tahun 2008 berdasarkan adanya­ keinginan besar dari pemerintah­ daerah.Sekretaris Provinsi Sulut Robby Mamuaja mengakui peningkatan kualitas prosedur perizinan usaha sangat penting untuk meningkatkan investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Head of Advisory Services IFC Indonesia Brigit Helms mengemukakan pengalaman di Bali bakal menjadi bekal pihaknya menggelar kerja sama serupa di Sulut.Di Bali, kata dia, kerja sama dengan­ pemda telah menghasilkan proses perizinan usaha yang lebih sederhana dan murah bagi pelaku bisnis. Dia berharap kesuksesan serupa dapat terjadi di bumi nyiur melambai.

Sulut termasuk daerah yang potensial untuk investasi domestik dan asing di beberapa sektor,­ a.l. pariwisata, perdagangan, perkebunan,­ dan perikanan. Daerah ini juga kerap menjadi lokasi ajang internasional seperti Konferensi Kelautan Dunia baru-baru ini maupun yang akan datang Sail Bunaken.

“Kami telah bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah di Bali mengurangi jumlah hari dan biaya yang dibutuhkan dalam mendapatkan izin usaha dan kami senang membawa pengalaman kami ke Sulut,”­ ujar Brigit.

»» read more

Kamis, Agustus 06, 2009

Manado berpacu menuju wisata dunia

Manado:Bermimpi menjadi­ kota pariwisata dunia 2010. Kota ini dan seluruh­ Provinsi Sulawes­i Utara percaya diri karena menyimpan­ banyak potensi­ wisata yang unik dan sukar ditemukan duanya di muka bumi.

Dalam rangka mewujudkan mimpi, digelarlah beragam kegiatan internasional termasuk Sail Bunaken yang pelaksanaannya tinggal sepekan mendatang.Laut Bunaken yang sejak lama merupakan primadona Sulut menawarkan keindahan alam bawah laut.Terdapat 20 titik penyelaman di Taman Nasional Bunaken, 12 di antaranya di Pulau Bunaken dan menjadi incaran eksplorasi para wisatawan.

Beragam jenis ikan dengan warna-warni menakjubkan, karang hidup, moluska, dan tumbuhan laut lainnya.Taman ini bersisian dengan pulau lain yang juga destinasi wisata favorit. Di utara terdapat Pulau Bunaken, Manado Tua, Montehage, Siladen, Nain, dan sebagian wilayah pesisir Tanjung Pisok. Bagian selatan meliputi separuh pesisir Tanjung Kelapa.

Selain membiru dengan destinasi wisata maritim, Sulut memiliki pegunungan, danau, dan perbukitan.Kepala Dinas Pariwisata Sulut Boyke Rompas mengatakan provinsi itu memiliki ratusan tempat wisata. Dengan koleksi tempat wisata yang menjamur inilah Manado ingin menjadi tersohor di mata dunia internasional layaknya Bali.“Kita ingin menjadi kota wisata seperti Bali atau Jogja, tapi kita bukan the second Bali,” tegas Rompas.

Dia menuturkan Bali dikenal dunia dengan wisata budaya, tetapi Manado ingin diingat sebagai destinasi wisata maritim.Ketika perhatian internasi-onal­ sudah tertuju ke Sulut lewat­ pariwisata, roda perputaran ekonomi diharapkan semakin baik.“Dengan demikian masyarakat akan mendapatkan multiplier effect,” kata Rompas.

Kendala
Sayangnya, mimpi kota wisata terganggu oleh masih minimnya infrastruktur baik menuju maupun di lokasi wisata. Tentu akan menjadi ironi bila jargon kota wisata dunia sudah digembar-gemborkan, tetapi infrastruktur belum memadai sehingga mengurangi kenyamanan pengunjung.Pemerintah, kata Rompas, menyadari strategi memacu pariwisata Sulut harus juga dengan menggencarkan promosi kesiapan infrastruktur.

“Gencar melakukan promosi ke luar, infrastruktur harus terus dibenahi dari dalam,” ujarnya menjelaskan strategi pemerintah.Kondisi ideal itu terasa masih jauh. Tengok saja Bunaken. Pengembang yang memiliki kawasan pantai telah menjatah 16% lahan untuk pemerintah dengan harapan dibangun dermaga dan disediakan taksi air guna memudahkan akses.Di lahan itu, masyarakat pun bisa menjajakan berbagai kerajinan khas Sulut.

Namun, menurut peng­amatan Bisnis baru-baru ini, sampai sekarang kondisi terminal di Kali Jengki masih memprihatinkan. Tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata hanya ditulis di atas kertas dan ditempel begitu saja di papan tripleks. Turis berduit dan pejabat bisa naik perahu dari kawasan belakang pusat perbelanjaan Boulevard. Namun, bagi yang berkocek tipis, jalan ke perahu lewat bebatuan dan tangga darurat di Kali Jengki terpaksa dilakoni.

Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado Vecky Rumate mengatakan visi Manado kota wisata dunia agak sulit diwujudkan dalam waktu dekat. Meski demikian, dia menekankan hal itu tidak mustahil bila semua pihak berusaha.“Kalau Manado ingin menjadi kota wisata seperti Singapura itu sulit, tapi saya kira bukan hal mustahil. Dengan punya Bunaken saja sudah hebat, karena tidak ada taman laut seperti Bunaken di dunia ini,” tutur Rumate.

Mengenai infrastruktur, katanya, bisa menjadi bumerang jika pemerintah tidak siap. Dia memperkirakan kebutuhan anggaran infrastruktur tidak sampai triliunan rupiah sebesar pembangunan infrastruktur di Singapura.Sebagai contoh, pengadaan WC di tempat wisata seperti Tangkoko, misalnya, tentu tidak mahal. Tangkoko merupakan hutan lindung yang dihuni beragam spesies burung dan hewan langka.

Dia mengingatkan pentingnya konsolidasi pemerintah Sulut dengan kabupaten/kota dalam mengoptimalkan potensi destinasi wisata. Selain itu, tak kalah penting­ memperbaiki infrastruktur yang masih kurang di sana-sini. Lebih cepat lebih baik. Bukan begitu?

»» read more

Gubernur janji percepat Sutet

KENDARI: Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam berjanji mempercepat pengajuan rekomendasi pinjam pakai hutan untuk­ pembangunan tapak transmisi saluran udara tegangan­ tinggi (Sutet­) PLTU Ni’i Tanasa.Rekomendasi pinjam pakai taman hutan rakyat (Tahura) Nipanipa Kota Kendari dari Menteri Kehutanan merupakan syarat yang harus dipenuhi sebelum pembangunan tapak transmisi tersebut.

“Pemprov mengawal pengajuan rekomendasi hingga disetujui sebab hal ini penting mengingat­ PLTU akan menyuplai listrik 2x10 MW ke sistem Kendari. Mudah-mudahan izin pinjam pakai Tahura Nipanipa secepatnya disetujui,” jelas Gubernur, kemarin.

Dia juga menjamin pembangunan tapak itu tidak akan merusak kondisi hutan sebab ukuran tapak cukup kecil dan berada di pinggir hutan konservasi.

Anggaran
Sebelumnya, General Manager PT PLN Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara­ (Sultanbatara) Haryanto WS mengatakan anggaran pembangunan transmisi Sutet 70 KV sepanjang 12 km yang melalui Tahura Nipanipa telah disetujui sebesar Rp38 miliar.

Jumlah itu telah dicairkan, namun pembangunan transmisi terkendala izin pinjam pakai hutan dari Menteri Kehutanan.Haryanto meminta Pemerintah Provinsi Sultra­ dalam waktu dekat mengajukan rekomendasi pinjam pakai hutan agar proyek transmisi dapat segera dimulai.

“PLN juga menyiapkan­ rencana darurat jika rekomendasi­ pinjam pa­kai­ hutan tersebut ditolak. PLN akan membangun transmisi­ 20 KV mengikuti­ jalan­ raya sepanjang 16 km,” papar Haryanto.

»» read more

Pelindo IV reklamasi pantai 220 ha akhir 2010

MAKASSAR: PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV menargetkan reklamasi pantai perairan­ dangkal­ di Kecamatan Ujung Tanah­ untuk perluasan Pelabuhan­ Makassar dimulai akhir 2010. Sekretaris Pelindo IV Alif Abadi­ mengatakan rencana reklamasi tersebut telah mendapat pengesahan­ Menteri Perhubungan.

Hal ini meneruskan rekomendasi Pemerintah Kota Makassar sesuai Keputusan Menteri No.2 Tahun­ 2004 tentang Pengembangan­ dan Reklamasi Pantai seluas 220 hektare.­ Rencana pengembangan dan reklamasi pantai telah mendapat rekomendasi dari Pemkot Makassar­ dan pengesahan dari Menteri Perhubungan melalui Kepmen. Proyek pengembangannya sendiri akan dilakukan akhir 2010,” kata Alif, kemarin.

Dia mengatakan setelah pihaknya mendapat pengesahan dari Menhub,­ Pelindo IV mempersiapkan pengajuan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) kepada­ Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan pihak terkait.Menurutnya, Amdal untuk pengembangan reklamasi pantai itu telah dibahas sejak April 2008 dan saat ini sudah memasuki tahap perampungan.

“Setelah mendapatkan pengesahan dari Menhub, kami mulai membahas Amdalnya. Diharapkan prosesnya bisa berjalan sempurna­ hingga akhirnya memasuki tahap­ perampungan 2010 nanti,” ungkapnya.­Menurutnya, reklamasi bakal dilakukan bekerja sama dengan­ Pemkot­ Makassar, termasuk persiapan­ dan pengembangan­ rancangan­ induk (master plan) yang sudah memperoleh persetujuan wali kota.

Selain itu, masih menunggu penetapan dari menteri serta menjaring investor melalui tender. Untuk­ tahap pertama, Pelindo IV akan mereklamasi perairan dangkal seluas­ 220 ha.Alif mengatakan pihaknya telah mensosialisasikan rencana reklamasi­ kepada warga setempat dan pihak lain. Dari areal yang direklamasi, 30 ha akan digunakan untuk pengembangan pelabuhan dan 20 ha untuk­ kawasan fasilitas umum yang nantinya dikelola oleh Pemkot Makassar.

»» read more