Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Juli 22, 2009

Askindo: Utilitas pabrik kakao merosot

MAKASSAR: Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) menyoroti perlambatan produksi 11 dari 16 pabrik pengolahan kakao di Indonesia. Ketua Umum Askindo Halim Razak mengungkapkan pabrik kakao itu berada di Makassar, Bandung, Surabaya, Medan, Kendari, dan Jakarta.

“Saat ini industri tidak bekerja­ full capacity, ada lima yang running well. Jadi bukan karena masalah bahan baku kakao,” kata Halim di sela-sela diskusi dengan Duta Besar Swiss di Hotel Imperial Aryaduta Makassar, kemarin. Perlambatan pengolahan kakao, ungkap dia, disebabkan masalah internal manajemen antara investor dan tenaga kerja. Tidak terkait dengan keterbatasan produksi kakao nasional. “Kami tegaskan produksi kakao Indonesia masih tumbuh meski kecil. Masalah internal manajemen yang kami tidak mengerti sehingga mesin-mesin pengolahan­ kakao terhenti,” ucap dia.

Batam
Halim mengungkapkan, untuk memperbaiki sektor kakao, perlu dilakukan peninjauan kembali keberadaan industri di Makassar, Surabaya, Bandung, Medan, Jakarta, dan Kendari. Dia meminta­ industri pengolahan dipusatkan di Provinsi Batam. Kata dia, Batam berada di kawasan paling strategis untuk ekspor serta memudahkan investor dan importir melihat langsung produksi kakao.

Selain itu, menekan biaya ekspor ke Malaysia, Singapura, China, Filipina, Brasil, dan Amerika Serikat. Jika dapat diwujudkan, Batam akan mengolah kakao bubuk, cake, dan butter. Selain itu, membuat kakao olahan yang sudah dicampur dengan kakao fermentasi.­

“Umumnya masyarakat Eropa dan Amerika menyukai kakao yang sudah terfermentasi karena­ alasan aroma. Ini menjadi tantangan­ petani Indonesia yang selama ini hanya mengandalkan olahan tradisional,” ujar dia.

Halim menambahkan pertemuan dengan Dubes Swiss untuk meningkatkan ekspor kakao ke Eropa. Selama ini kakao Indonesia sulit menembus pasar Eropa. Ekspor ke Eropa hanya berkisar 2%-3% dari total ekspor kakao per tahun. Kesulitan disebabkan kualitas rendah dan tidak difermentasi.