Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Juli 29, 2009

Inco lanjutkan PLTA Karebbe 90 MW

MAKASSAR:PT International Nickel Tbk (Inco) memastikan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Karebbe 90 MW senilai US$410 juta di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, dapat berjalan setelah mendapat lampu hijau pemda.

Pemkab Luwu Timur (Lutim) dan Manajemen PT Inco pada Senin 29 Juni 2009 malam di Malili melakukan pertemuan untuk menyelesaikan permasalahan menyangkut Proyek Dam Karebbe.Pertemuan tersebut akhirnya menyepakati Inco dapat melanjutkan proyek dam penopang PLTA Karebbe itu dengan memenuhi sejumlah persyaratan yang disampaikan pemda, termasuk mengenai IMB.
Dalam kesempatan itu, pemda diwakili Bupati Lutim Andi Hatta Marakarma beserta jajaran, sedangkan Direktur External Relations Inco Edi Permadi bersama Manajer Community Relations and Provincial External Relations Sawedi Muhammad.Edi Permadi mengatakan lis-trik­ PLTA Karebbe akan dipakai pabrik pengolahan nikel di Sorowako dan sebagian untuk masyarakat di sekitar perusahaan yang disalurkan melalui pemda. “Inco akan memenuhi kewajiban sebagaimana peraturan pemerintah dan UU secara segera. Inco berterima kasih kepada bupati sehingga Proyek Dam Karebbe bisa berjalan kembali,” kata Edi, kemarin.
Dia menuturkan pada prinsipnya sudah ada jalan lapang dari pihak pemda untuk meng­urus IMB, izin crusher, izin tambang C di Balambano, Main Dam, jalan, dan infrastruktur pendukung lainnya.Edi menegaskan bupati telah memberikan arahan agar Inco bisa melanjutkan proyek Karebbe tersebut secepatnya. Menurut dia, bupati sangat mendukung keberadaan investasi di Lutim. Fasilitas PLTA Karebbe merupakan satu dari tiga proyek yang menjadi fokus belanja modal Inco tahun ini. Dua lainnya adalah konversi batubara dan fasilitas penangkap debu (electrostatic precipitators/ESP) pada tanur pereduksi.PLTA Karebbe diharapkan menekan biaya produksi untuk mempertahankan tingkat keuntungan dalam jangka panjang.­
Inco pernah menikmati lonjakan harga nikel pada 2007 mencapai US$50.000 per ton, namun akhir-akhir ini turun ke US$11.000-12.000 per ton. Perseroan juga masih melanjutkan kajian pembangunan­ pabrik pengolahan nikel berkapasitas 30.000 ton per tahun di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dengan investasi US$1,1 miliar-US$1,2 miliar. Proyek ini masih menunggu izin Amdal. Selama triwulan I 2009, produksi Inco berupa nikel dalam matte sebesar 16.200 ton, turun 6,36% dari triwulan IV 2008. Bahkan, dibanding periode sama 2008, penurunan mencapai 20%.
Inco telah memperkirakan penurunan produksi sampai 20% tahun ini seiring keputusan­ menghentikan pemakaian pembangkit listrik tenaga termal mulai Oktober 2008 guna menjaga tingkat keuntungan.
Dalam perkembangan lain, Kerukunan Wawainia Asli Sorowako (KWAS), sebuah lembaga perkumpulan warga asli Sorowako, menuntut PT Inco tidak melakukan PHK kepada warga KWAS. Ketua KWAS Andi Duding­ mengingatkan Inco mengenai komitmen untuk memberdayakan­ warga lokal. “Saya minta warga KWAS tidak ada yang di-PHK. Kalau tetap dilakukan, kami akan turun dan mengajak warga kami di tiga kecamatan,” tegasnya.
Manajer Government Relations and Communication Tri Rachman Batara mengemukakan tengah berlangsung proses komunikasi ke internal dan eksternal perusahaan terkait rencana pengurangan tenaga kerja. “Belum ada surat resmi PHK kepada 87 karyawan sebagaima-na­ dilansir sebagian media di Sulsel. Yang ada komunikasi terkait restrukturisasi, disampaikan apa saja yang akan diperoleh karyawan,” ujar Tri.