Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Juli 22, 2009

Kredit modal kerja Mei 2009 melesat

MAKASSAR: Posisi kredit modal kerja di Sulawesi Selatan selama Mei 2009 bertambah Rp479 miliar dibanding bulan sebelumnya sekaligus mencatat kenaikan bulanan tertinggi sejak Juni 2008. Total kredit modal kerja di provinsi dengan penyerapan kredit perbankan terbesar di wilayah timur Indonesia itu ter­­catat telah mencapai Rp12,75 triliun per Mei. Jumlah ini naik masing-masing 2,6% dan 16,8% terhadap Desember 2008 dan Mei 2008.

Lonjakan pinjaman itu di­­­­ni­­­­lai mencerminkan apresiasi dunia usaha terhadap tren penurunan suku bunga. Setelah empat bulan sebelumnya terus berada di bawah level akhir 2008, kredit modal kerja menemukan momentum untuk bergerak ke atas mengiringi bunga kredit yang perlahan menyusut.

Mayoritas atau sekitar 64% pertumbuhan plafon baru tersebut mengucur ke sektor perdaga­ngan. Hampir 20% diterima oleh debitur di sektor­ industri pengolahan.­Selebihnya, atau 16% plafon sisanya, tercatat mengalir ke sektor konstruksi, jasa-jasa sosial, dan pertanian.

Pada Mei 2009, total kredit perbankan di Sulsel telah mencapai Rp32,2 triliun. Sebanyak Rp12,75 triliun merupakan kredit modal kerja, Rp6,13 triliun kredit investasi, dan Rp13,33 triliun kredit konsumsi.

Khusus yang terakhir, posisinya relatif terpaku dibanding April. Outstanding kredit konsumsi meningkat 17% dari bulan sama tahun lalu. Kepala Cabang PT Bank BCA Tbk Makassar Hendrik Sia mengatakan kredit modal kerja biasanya akan menggeliat lincah apabila persepsi debitur atas situasi ekonomi membaik, atau ketika menjelang momen tertentu seperti Lebaran.

Dia menerangkan plafon kredit modal kerja umumnya tidak akan turun sebab debitur hanya mencicil bunga. Kenaikan terjadi karena ada pelepasan kredit baru.
“Kredit modal kerja naik atau turun itu karena ada pelepasan baru atau ekonomi bagus। Kalau इनikasi ekonomi bagus, orang akan pakai,” kata Hendrik, kemarin।

Menurutnya, pihaknya juga­­ merasakan kenaikan pema­­kai­an kredit modal kerja, namun belum signifikan. Hendrik menduga peningkatan out-s­tanding tersebut juga dipicu pelepasan kredit usaha rakyat (KUR) oleh bank BUMN.Kepala Bagian Bisnis Program PT Bank BRI Tbk Makassar Oka Maharjana membantah dugaan tersebut। Dia mengata­kan pencairan KUR tidak akan sebesar itu dalam waktu hanya sebulan.

Ekspansi
Oka mengaku lebih condong­ mensinyalir telah terjadi eks­pansi dunia usaha yang memi­cu­ permintaan kredit baru. Namun, dia mengingat­kan pelepasan plafon baru tidak berarti jumlah kredit yang digunakan (used plafond) juga meningkat. “Tetapi kalau angkanya sampai hampir Rp500 miliar, menurut saya itu pasti ada ekspansi baru. Total plafon yang ada tidak lagi memadai sehingga dikucurkan baru,” ujarnya.

Pemimpin PT Bank Danamon Tbk Wilayah IV Andrew Wongjaya mengatakan pertumbuhan kredit pada Mei sudah sejalan dengan tren koreksi suku bunga. Di samping itu, selama triwulan II dan III tahun berjalan, siklus bisnis sektor riil dan perbankan juga biasanya meningkat cukup signifikan. “Beberapa bulan lagi Lebaran. Kemungkinan para pengusaha sudah mempersiapkan modal kerja untuk menambah stok,” papar Andrew.

Dia menerangkan perkem­bangan pada bulan Mei tersebut dapat menebalkan optimisme bahwa roda perekonomian mulai bergerak. Di sisi lain, pengaruh krisis ekonomi glo­bal tampaknya benar-benar tidak terlalu besar di Indonesia dan Sulsel. Sepanjang tahun ini, posisi kredit perbankan di Sulsel naik 1,3% dibanding akhir Desember. Secara nominal pertumbuhan outstanding kredit tercatat sebesar Rp488 miliar.