Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Senin, Juli 06, 2009

Surplus dua juta ton masih terjangkau

MAKASSAR: Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulawesi Selatan masih optimistis dapat menjangkau target surplus beras dua juta ton tahun ini kendati angka ramalan II (ARAM II) menunjukkan sasaran itu cukup jauh. Seperti diketahui, untuk mencapai surplus beras dua juta ton, produksi padi harus menembus 5,08 juta ton gabah kering giling (GKG) yang jika dikonversi ke beras sekitar 3,18 juta ton. Konsumsi lokal dan pengadaan beras Bulog sekitar sejuta ton.

Tetapi, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel pekan lalu mengeluarkan prediksi dalam bentuk ARAM II bahwa produksi padi daerah itu tahun ini diperkirakan hanya sekitar 4,14 juta ton, terdiri atas 4,11 juta ton padi sawah dan 0,03 juta ton padi ladang.
ARAM II memasukkan realisasi panen Januari-April dan memprediksi peluang panen Mei-Agustus serta September-Desember. BPS masih akan merilis data ARAM III yang notabene lebih akurat dibanding ARAM II pada September atau Oktober.

Kepala Dinas Pertanian Sulsel Lutfi Halide mengatakan masih ada musim tanam April-September yang menurutnya bakal lumayan besar. Sejumlah daerah yang memakai sistem irigasi teknis juga dapat menanam kembali segera setelah panen.

Dia menyebut pihaknya telah membagikan bibit padi hibrida ke beberapa daerah sentra produksi, a.l. Luwu Raya, Sidrap, Pinrang, dan Bone yang bila dijumlahkan dapat mencapai 90.000 hektare.

“Produktivitas padi hibrida ini tinggi sekali antara 10 ton per ha bahkan ada yang mencapai 13 ton, sedangkan rerata produktivitas benih biasa 4-5 ton.

Saya yakin bisa (surplus dua juta ton),” katanya melalui telepon genggam saat dihubungi di Jakarta, pekan lalu.Lutfi menuturkan dinas terkait sepanjang tahun ini telah mengupayakan berbagai cara untuk memompa produksi padi.

Dia mengatakan seluruh upaya tersebut sejauh ini berjalan lancar dan pemantauan di lapangan juga menunjukkan aktivitas menanam relatif lancar.

“Masih banyak daerah sentra yang belum masuk musim tanam. Sementara di sektor timur yang menggunakan pompanisasi dan irigasi teknis bisa menanam lagi setelah panen,” ungkapnya.

Output ARAM II hanya naik tipis 1,4% atau 56.140 ton dibanding angka tetap (ATAP) 2008 yang berada di kisaran 4,08 juta ton. Kenaikan dipicu pertambahan luas panen sebesar 4.560 hektare menjadi 840.853 ha serta peningkatan produktivitas 0,4 kuintal per ha ke tingkat 49,23 kuintal per ha.

Dinas Pertanian memproyeksikan luas panen harus meroket hingga 868.411 ha dengan produktivitas 58 kuintal atau 5,8 ton per ha agar produksi dapat mencapai 5,08 juta ton GKG. Dengan demikian, dari berbagai sisi, yakni produksi, luas panen, hingga produktivitas, output ARAM II menunjukkan pertumbuhan pada tahun 2009 masih jauh dari sasaran.

Sulit Pendapat agak berbeda disuarakan Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Laode Sarman saat diminta tanggapannya mengenai hasil ARAM II. Menurutnya, surplus beras dua juta ton sangat sulit diwujudkan menyusul minimnya realisasi perluasan lahan dan relatif rendahnya produktivitas.

Namun, Laode menambahkan sasaran tersebut memang tidak mustahil digapai asalkan terjadi perkembangan yang luar biasa. “Saya rasa itu (target surplus) akan sulit. Memang masih ada waktu setengah tahun ini siapa tahu terjadi sesuatu yang luar biasa, tapi saya tetap beranggapan sulit sekali mencapainya tahun ini,” kata Laode.

Laode yang juga pakar tanaman pangan itu mengemukakan harga padi dan beras di tingkat petani sepanjang tahun ini cukup baik sehingga tidak menimbulkan disinsentif berupa alih tanam lahan.

Dia mengatakan persoalan yang dihadapi murni masalah teknis yang meliputi kemampuan mencetak sawah baru dalam jumlah lebih besar serta peningkatan produktivitas.