Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, November 27, 2008

Penyerapan kredit di KTI tumbuh pesat

Laporan Kwan Men Yon

MAKASSAR: Rasio penyaluran kredit (loan to deposit ratio/LDR) di kawasan timur Indonesia dalam enam bulan terakhir selalu berada diatas 80%, bahkan sempat menyentuh 91,21% pada Agustus 2008. Pemimpin Bank Mandiri TbkWilayah X Agus Fuad mengatakan tingginya LDR mewakili pandangan perbankan terhadap KTI sebagai pasar yang kian menjanjikan. Menurutnya, anggapan bahwa dana masyarakat lebih banyak diserap ke Jakarta dan jarang mengalir kembali ke daerah dengan sendirinya gugur oleh perkembangan tersebut.

Berdasarkan data Bank Indonesia, nominal pinjaman baru yang diguyurkan di KTI tahun ini mencapai Rp28,3 triliun. Posisi kredit pada September di wilayah yang tahun ini meliputi 14 provinsi itu tercatat sebesar Rp132,8 triliun. Ekspansi kredit dari sisi nominal itu jauh meninggalkan besaran dana masyarakat yang berhasil dihimpun sebanyak Rp14,6 triliun. Total DPK di kepulauan Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua per September Rp150,07 triliun.

“Penyaluran pinjaman di KTI terdongkrak oleh maraknya proyek-proyek baru terutama di sektor infrastruktur energi, perkebunan, dan perdagangan. Sektor perdagangan termasuk paling stabil selama ini,” kata Agus, baru-baru ini. Agus menambahkan Sulawesi Selatan merupakan daerah yang paling menarik di KTI bagi perbankan menyusul besarnya permintaan kredit. Rasio LDR Sulsel September menembus 121%.

Daerah lain yang diminati—seperti tampak dari ekspansi pinjaman dan outstanding—a.l. Kalsel (LDR 101%), Kaltim (79%), Kalteng (106%), dan Sulut (123%). Sulsel dan Kaltim menyerap kredit terbesar masing-masing Rp31,4 triliun dan Rp29,8 triliun. Ada delapan provinsi di KTI yang mencatat LDR di atas 100% pada September. Di samping empat yang telah disinggung di atas, lainnya adalah Sultra, Sulteng, Sulbar, dan Gorontalo.

Sementara itu Papua membukukan LDR terendah 35%. Di provinsi ini, perbankan mengumpulkan dana Rp14,9 triliun namun hanya menggelontorkan Rp5,2 triliun sebagai kredit.


UMKM

Meski demikian, pesatnya laju kredit di KTI ternyata belum sepenuhnya dinikmati oleh sektor UMKM (usaha mikro, kecil, menengah). Data bank sentral menunjukkan porsi UMKM terhadap total kredit pada September sebesar 63,73% atau hanya naik tipis disbanding awal tahun 63,22%. Bahkan porsi UMKM tersebut merosot dari posisi September 2007 sebesar 66,33%.

Pemimpin Bank BNI Tbk Wilayah VII Bambang Kuncoro menduga pertumbuhan kredit di wilayah itu akan cenderung terkoreksi sampai akhir tahun ini disebabkan menyusutnya kegiatan perdagangan hasil bumi Tetapi, kata Bambang, kegiatan usaha di KTI relatif dapat lebih cepat bangkit dari kelesuan karena mayoritas tidak bersifat padat modal.