Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, November 05, 2009

DRI upayakan harga cengkeh Rp50.000

MANADO: Dewan Rempah Indonesia (DRI) akan memperjuangkan harga cengkeh di Sulawesi Utara saat panen raya tetap di atas Rp50.000 per kilogram agar sesuai dengan kebutuhan hidup petani.

“Sesuai analisa untung rugi, harga ceng-keh­ harus di atas Rp50.000 per kilogram saat tiba panen raya tahun ini,” kata Ketua DRI Wilayah Sulut Octavianus Rondonuwu di Manado, kemarin.Biasanya, menurut Octavianus, saat panen harga cengkeh anjlok menjadi Rp20.000-an per kg. Akibatnya, banyak petani merugi.

Bila harga cengkeh tetap bertahan di atas Rp50.000, petani akan memperoleh keuntungan meskipun masih kecil. Harga beli pedagang pengumpul di Manado saat ini sekitar Rp55.000 per kg, namun pengalaman saat panen tahun-tahun sebelumnya harga akan ambruk ke titik terendah. “Saat petani memiliki stok, justru harga rendah. Tetapi saat stok berpindah ke pedagang harga justru naik. Ini kondisi­ yang tidak normal dan DRI akan terus menyu­a­rakan agar penentuan harga cengkeh lebih­ transparan, “kata Octavianus.

Keberpihakan pabrik rokok sebagai konsumen cengkeh terhadap petani, kata Octavianus, masih sangat kurang terlihat­ dari harga cengkeh ditengarai ditekan sedemikian­ rupa ketika petani justru sedang­ panen. “DRI sebagai asosiasi petani akan menyiap­kan strategi agar petani tidak selalu berada pada sisi lemah, tetapi justru mampu berdiri sama tinggi sebagai penentu­ harga,” katanya.

Guna mencapai maksud tersebut, DRI akan menfasilitasi pertemuan antara pabrik rokok dengan perwakilan petani guna membicarakan harga yang layak bagi petani­ saat panen raya tahun depan. Produksi cengkeh Sulut pada panen raya 2010 diperkirakan mencapai 15.000 ton atau sekitar 15-20% kebutuhan cengkeh nasional yang berkisar 100.000-120.000 ton per tahun.

Resi Gudang

Sementara itu, Sistem Resi Gudang (SRG) diharapkan mampu menjadi alternatif­ untuk­ menjaga harga cengkeh di Sulut tetap tinggi kala panen.“Mekanisme pasar tetap berlaku. Dengan­ SRG, suplai terjaga tidak melebihi permintaan,” ujar Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Selvi Mandey, belum lama ini.

Dalam sistem SRG, kata Selvi, produksi petani tidak langsung dilepas ke pasar tetapi ditahan dulu dalam gudang untuk menunggu harga yang tepat. Bila permintaan pabrik rokok lebih tinggi dari penawaran, harga di tingkat petani bisa bertahan.Harga cengkeh di Manado saat ini berkisar Rp53.000-54.000 per kilogram. Harga tersebut dua kali lebih tinggi dibanding­ panen raya tahun 2007 yang hanya Rp25.000-Rp30.000.

Ketua Persatuan Petani Cengkeh Sulut Nelson Sasauw mengatakan pemerintah harus menjamin harga cengkeh tetap tinggi karena peranan komoditi tersebut terhadap ekonomi daerah amat vital.“Cengkeh masih menjadi pendorong utama laju ekonomi daerah. Bila harga mampu bertahan tinggi maka sektor riil pun akan bergerak cepat,” jelas Nelson.

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sulut, produksi cengkeh daerah ini dalam kondisi panen raya dapat mencapai 15.000-20.000 ton per tahun. Daerah sebaran produksi cengkeh terdapat di sebagian besar kabupaten/kota, dengan produksi tertinggi di Minahasa sekitar 40%-60% total.

Pengaruh kemarau

Dalam perkembangan lain, kemarau panjang di wilayah Indonesia diprediksi justru akan meningkatkan produksi cengkeh.Kepala Dinas Pertanian Sulsel Burhanuddin­ Mustafa mengatakan fenomena­ El Nino bukannya mematikan produksi, tapi justru mendukung peningkatannya tahun depan. “Jika Sulawesi termasuk Sulsel meng­alami kemarau panjang maka tanaman cengkeh justru akan berkembang sangat baik pada musim kering dan menghasilkan produksi yang tinggi,” katanya.

Kondisi curah hujan yang cukup tinggi pada 2008, menurut dia, justru membuat produksi cengkeh menurun 10%. “Kondisi cuaca setahun sebelumnya sangat mempengaruhi tingkat produksi cengkeh,” jelasnya.Selain itu, katanya, penurunan produksi­ tahun ini juga disebabkan pola tanam petani­. Dalam satu hektare lahan seharusnya dapat ditanami 150 pohon, namun kenyataannya petani tidak memaksimalkan keseluruhan jumlah lahan untuk cengkeh tapi juga untuk tanaman lain seperti kakao yang nilai ekonominya lebih tinggi.

Kebanyakan kondisi pohon cengkeh yang ada saat ini juga semakin tinggi dan tidak lagi produktif berhubung pemeliharaannya menjadi sulit. “Buah yang jatuh dari pohon yang tinggi hanya dipergunakan sebagai bibit, sedangkan pohon baru ditanam di bawahnya,” ujar dia.Pada 2008, produksi cengkeh Sulsel mencapai 15.000 ton dari 20.000 ha lahan cengkeh yang tersedia.Sekitar 80%-90% produksi bunga cengkeh Indonesia sekarang diserap oleh industri rokok kretek. Selebihnya disuplai untuk untuk kebutuhan industri rempah-rempah lokal atau diekspor ke sejumlah negara.