Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, November 12, 2009

Musim tanam ketiga bergeser

MAKASSAR: Musim tanam ketiga September-Desember yang mundur akibat kemarau panjang berpotensi menekan produksi padi di Sulsel dan mengancam target surplus beras dua juta ton.

Meski demikian, dengan persiapan sarana produksi (saprodi) serta alat dan mesin pertanian (alsintan) yang jauh lebih baik dibanding tahun lalu, tercipta celah untuk menutupi dampak negatif dari kemunduran musim tanam tersebut.Ketua Kerukunan Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sulsel Rahman Daeng Tayang mengatakan persoalan musim yang kurang bersahabat tahun ini membuat keberhasilan mempertahankan tingkat produksi 2008 saja sebenarnya sudah bagus.

Berdasarkan pengalaman sebe-lumnya,­ kata dia, hampir bisa dipastikan kemunduran musim tanam bakal mengurangi produksi­ seiring timbulnya efek turunan seperti hama dan kekeringan. “Padi kalau tidak ditanam di saat tertentu pasti kurang bagus hasilnya. Begitu musim tanam mundur, produksi juga selalu turun,” kata Rahman, kemarin..

Badan Pusat Statistik (BPS) pekan ini mengeluarkan angka ramalan III (ARAM III) produksi padi Sulsel yang diperkirakan mencapai 4,37 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 7% dari angka tetap (ATAP) 2008.Produksi tersebut meliputi padi sawah 4,34 juta ton dan padi ladang 30.000 ton. Peningkatan dipicu naiknya luas panen sebesar 4,7% dan produktivitas 2,2%.

Perkiraan produksi itu masih defisit 700.000 ton dari target 5,08 juta ton GKG untuk menghasilkan surplus beras dua juta ton. Surplus menjadi niscaya jika GKG menembus lima juta dengan asumsi konsumsi lokal dan peng­adaan beras Bulog satu juta ton.Kabid Statistik Produksi BPS Laode Sarman mengatakan defisit 700.000 ton tidak mustahil dijangkau asal proses produksi berjalan normal dan produk­tivitas melejit.

“Kita jangan pesimis dulu. Mudah-mudahan luas panen masih bisa lebih tinggi dan produktivitas lahan benar-benar melonjak,” kata Laode.Output ARAM III telah lebih tinggi dari ARAM II sebesar 4,14 juta ton GKG. ARAM III memasuk­kan realisasi Januari-April dan Mei-Agustus, serta prediksi panen September-Desember.

BPS akan merilis data ARAM IV atau ATAP 2009 yang notabene lebih akurat dibanding ARAM III awal tahun depan. Menurut ARAM III, produksi­ tertinggi 2009 dicapai pada musim tanam Januari-April sebesar 1,77 juta ton GKG.

Pasok non urea
Kepala Dinas Pertanian Sulsel Lutfi Halide yang dihubungi meminta waktu sebelum memberi keterangan karena tengah berobat.Namun, belum lama ini dia mengatakan optimistis surplus dua juta ton masih terjangkau sebab pihaknya telah agresif membagikan bibit hibrida ke beberapa daerah sentra produksi, a.l. Luwu Raya, Sidrap, Pinrang, dan Bone yang bila dijumlahkan dapat mencapai 90.000 ha.

Produktivitas padi hibrida di­klaim sanggup menembus 10 ton per ha bahkan 13 ton, sedang­kan rerata produktivitas benih biasa 4-5 ton.Rahman Tayang mengemukakan kabar baiknya adalah persiapan stok saprodi maupun alsintan di sentra produksi kini relatif sangat memadai. Dia memuji kesigapan pihak terkait menyediakan bibit, pupuk urea, dan pompa.

“Tetapi yang agak mengkhawatirkan untuk Desember-Januari nanti adalah stok pupuk non urea. Kami minta ini diperhatikan karena laporan dari daerah,­ pasokannya menipis,” kata Rahman.Kendati hanya pelengkap, pupuk organik seperti ZA, NPK, dan SP-36 sangat dibutuhkan untuk membantu menjaga ke­suburun tanah. Petani lazim memadukan pupuk urea dan non urea