Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, November 11, 2009

Ekonomi berpeluang tumbuh 7,5%

MAKASSAR: Laju ekonomi­ Sulsel pada akhir 2009 berpeluang­ tumbuh­ 7,5% atau bahkan­ menyamai­ tahun­ lalu 7,78% setelah pertumbuhan­ produk domestik regional bruto (PDRB) per triwulan III dilaporkan menyentuh 6,43%.

Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin­ melansir perekonomian triwulan III secara tahunan tumbuh­ 6,43%,­ kuartalan (q-t-q) 3,55%, dan kumulatif 5,28%. Pertumbuhan kuartalan melampaui triwulan II 2,69%.Kepala BPS Sulsel Bambang Suprijanto mengatakan pemulihan­ pasca krisis global semakin jelas. Krisis itu memukul ekspor dan berdampak pada laju PDRB.

Kendati menolak memprediksi, Bambang tidak menampik kemungkinan pertumbuhan tahun ini menembus 7,5% bahkan menyentuh level tahun lalu 7,78%.“Semua sektor pada triwulan III tumbuh dibanding triwulan II. Dari sisi penggunaan pun, seluruh komponen meningkat termasuk ekspor,” katanya, kemarin.

Dia menjelaskan sumber pertumbuhan terbesar adalah sektor pertanian, disusul perdagang­an-hotel-restoran, angkutan dan komunikasi, serta industri pengolahan. Namun, porsi pertanian dalam struktur PDRB menurun. Pertumbuhan kuartalan terbesar­ dinikmati listrik-gas-air bersih,­ kemudian angkutan dan komuni­ka-si, konstruksi, dan perdagangan­-hotel-restoran.

Pertumbuhan tahunan tertinggi juga dibukukan listrik-gas-air bersih, diikuti konstruksi, keuangan-persewaan-jasa perusahaan, dan industri pengolahan.“Pertanian tetap menjadi sumber pertumbuhan, tapi patut dicermati kecenderungan penurunan porsinya terhadap pembentukan PDRB,” kata Bambang.

Dominasi konsumsi
Kabid Neraca Wilayah dan Analisis­ Statistik BPS Sulsel Pallawa­ mengemukakan PDRB atas dasar harga berlaku kini mencapai Rp25,9 triliun. Komponen konsumsi, kata dia, masih terus mendominasi.Konsumsi rumah tangga dan nirlaba pada triwulan III mewakili 52,7% kue perekonomian, sedangkan konsumsi pemerintah sebesar 22,7%. Bila digabungkan, keduanya mencapai 75,4% atau lebih dari tiga perempat.

“Distribusi komponen pembentukan modal tetap bruto (investasi fisik) hanya 21,7% dan ekspor neto 2,5%,” papar Pallawa.
Kuatnya konsumsi selaras dengan­ porsi sektor perdagangan yang terus meningkat. enurutnya, ketergantungan pada konsumsi harus dikikis dengan­ memperkuat investasi dan ekspor.


BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Sulsel selalu berada di atas rerata nasional sepanjang lima tahun ini. “Hanya memang pertumbuhan yang berkualitas mestinya diiringi dengan penciptaan lapangan kerja di sektor formal,” kata Pallawa.

Ekonom Universitas Hasanuddin­ Agussalim sependapat. Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi baru dikatakan berkualitas jika mampu menciptakan lapangan kerja formal secara optimal dan memeratakan pendapatan.Pemda, kata dia, perlu meng­ubah sudut pandang dari sekadar puas atas angka makroekonomi ke memperhatikan peningkatan indikator mikrososial, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan distribusi pendapatan.

“Pemda jangan terjebak pada indikator makro pertumbuhan­ ekonomi, investasi. Investasi semacam Trans Studio itu relatif kecil efeknya bagi lapangan­ kerja,” kata Agussalim.Dia mengkritik angka buta huruf­ yang jauh melampaui rerata nasional. Di sisi lain, indeks pembangunan manusia (IPM) daerah itu juga di bawah nasional.