Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, Agustus 11, 2009

Pelindo IV kejar laba Rp500 miliar

MAKASSAR: PT Pelabuhan­ ­Indonesia IV (Persero) mengincar perolehan laba Rp500 miliar pada tahun 2014 atau meroket hampir 150% dibanding pencapaian­ pada tahun lalu Rp202 miliar.

Direktur Utama Pelindo IV Alfred Natsir mengatakan angka tersebut merupakan target tetap yang sangat mungkin diraih setelah menyimak perkembangan kinerja keuangan dalam lima tahun terakhir.Dengan laba semakin besar, Pelindo IV berharap dapat menjadi BUMN kepelabuhanan yang disegani­ di Tanah Air. Kemampuan untuk ekspansi lahan maupun fasilitas pelabuhan juga diharapkan meningkat seiring dengan itu.

Dia mengatakan untuk merengkuh sasaran lima tahun ini, pihaknya membagi sasaran keuangan­ dalam dua tahap, yaitu fase 2009-2010 serta 2011-2014.Fase pertama, jelasnya, adalah tahap konsolidasi di mana perseroan menetapkan target laba 10%-20% sesuai kondisi eksternal yang masih terpukul krisis ekonomi global.

“Fase kedua 2011-2014 adalah tahap pertumbuhan kembali. Kita harus memperjuangkan tingkat pertumbuhan laba 20%-40%,” kata Alfred saat rapat kerja Pelindo IV di Makassar, kemarin.Menurutnya, lompatan kinerja yang cukup tinggi tersebut dapat diwujudkan dengan intensifikasi pendapatan dan penerapan tarif jasa kepelabuhan yang layak. Status sejumlah terminal konvensional­ juga akan ditingkatkan.

Pelindo IV siap terus berinvestasi dan mengembangkan terminal eksisting serta menjajaki segmen usaha baru. “Kami juga melakukan direct call kapal peti kemas luar negeri,” tuturnya.BUMN ini mengelola 19 pela-buhan­ peti kemas, belum termasuk pelabuhan konvensional. Daerah operasinya meliputi Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Tumbuh 40%
Dalam lima tahun terakhir, pendapatannya tumbuh rerata 20% per tahun, sedangkan laba melesat 40% per tahun. Pada 2006, labanya­ untuk pertama kali mencapai di atas Rp100 miliar dan terus naik hingga Rp202 miliar tahun lalu.Pada 2008 pula, untuk pertama kali laba Pelindo IV tidak berada di posisi buncit terhadap tiga Pelindo lain, yakni melampaui Pelindo I yang hanya Rp157 miliar.

Kenaikan laba diikuti peningkatan­ likuiditas. Kas perseroan yang pada 2004 hanya Rp47 miliar, dalam waktu lima tahun menanjak ke Rp247 miliar. Pada 2006, perseroan melunasi seluruh utang jangka panjang sebesar Rp200 miliar kepada beberapa lembaga keuangan asing, a.l. Asian Development Bank, Nordic Investment Bank, Japan Exim Bank, dan Islamic Development Bank.

Bersamaan dengan itu, kemampuan investasi juga terangkat. Pada tahun ini, dana investasi diperkirakan mencapai Rp263 miliar, padahal 2004 baru Rp9,5 miliar.Alfred mengatakan pihaknya menghadapi ancaman kehilangan pendapatan akibat penerapan UU No.17 Tahun 2008 yang menetapkan pembentukan otoritas pelabuhan­ sehingga Pelindo hanya sebagai salah satu operator terminal.

Total pendapatan yang tergerus bisa mencapai Rp159 miliar per tahun, terdiri atas jasa labuh sekitar Rp55 miliar, jasa pandu Rp30 miliar,­ serta jasa di terminal khusus dan TUKS (terminal untuk kepentingan sendiri) Rp90 miliar.
Ada pula kewajiban membayar royalti atau konsesi atas pelimpahan­ pengelolaan jasa kepelabuhanan, a.l. PNBP pandu Rp1,5 miliar serta jasa tunda Rp1,2 miliar per tahun.


“Ini berarti, segmen usaha bisa hilang, yang masih dikelola harus bayar royalti atau PNBP, sekaligus kami harus bersaing merebut pasar,”­ kata Alfred.Arus peti kemas tahun ini juga diperkirakan hanya naik 2%-4% dibanding tahun lalu akibat krisis.