MAKASSAR: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Perusahaan Daerah (Perusda) Sulsel membentuk tim untuk menjajaki kerja sama pembangunan pembangkit listrik dan pengadaan mesin genset sewa bagi PLN Wilayah Sulselrabar.
Ketua Kadin Sulsel Zulkarnaen Arief menjelaskan pihaknya dan Perusda akan mempelajari lokasi potensial yang diajukan PLN. Rencananya, pembangkit yang dibangun memanfaatkan sumber daya alam seperti tenaga angin di Selayar.Selain itu, tenaga air, gas alam, serta batu bara di wilayah utara Sulsel. Menurutnya, sangat banyak potensi alam yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis untuk dijadikan listrik
“Pekan depan Kadin dan Perusda membentuk tim kerja. Ini merupakan peluang bisnis yang ditawarkan PLN,” kata Zulkarnaen seusai bertemu General Manager PLN Sulselrabar Haryanto WS, kemarin.
Rencana
Dia mengatakan PLN memperlihatkan peta rencana pembangkit listrik 2009–2018 di Sulselrabar yang mencakup sekitar 21 pembangkit (lihat ilustrasi untuk 15 pembangkit).“Ini merupakan peluang yang menguntungkan bagi pemprov dan pengusaha untuk mengatasi krisis listrik di Sulsel dan Sulbar,” ungkap dia.
Direktur Utama Perusda Haris Hodi mengatakan dalam kerja sama ini PLN bertindak sebagai pembeli listrik dari pihak ketiga. Teknologi yang dipakai akan disesuaikan dengan investasi. Jika menggunakan tekno-logi tinggi maka rencana pembangunan akan menggunakan tenaga asing.
Namun, Haris mengungkapkan Kadin dan Perusda tidak akan mendatangkan investor asing untuk modal. “Kita harus bisa menggunakan kemampuan dan pendanaan lokal. Kalaupun ada tenaga asing, hanya sebatas konsultan dan pelaksana proyek serta pelaksana pengadaan mesin,” tutur dia.Rencana membentuk tim kerja, sambungnya, akan dikoordinasikan dengan pemprov yang diyakini akan merestui. Haris memperkirakan cetak biru Kadin dan Perusda bisa siap sebelum akhir 2009.
Dia optimistis jika rencana berjalan, krisis listrik di Sulsel dan Sulbar akan dapat teratasi. Selain itu, dapat membangkitkan sektor industri, misalnya perumahan, kawasan industri, dan sektor produktif lain.
Beli
General Manager PLN Sul-selrabar Haryanto WS mengatakan pihaknya berkomitmen membeli semua produksi listrik dari pihak ketiga, baik yang diproduksi melalui genset ataupun pembangkit listrik.Rencana pembangkit 2009–2018 itu, kata Haryanto, dapat digunakan Kadin dan Perusda untuk melakukan eksplorasi listrik tanpa keterlibatan PLN.
Dia menerangkan jika Kadin dan Perusda terlibat maka akan sangat membantu mengatasi krisis listrik di Sulsel dan Sulbar. Menurutnya, PLN kesulitan mendanai pembangkit di Indonesia, termasuk di Sulselrabar.Selain itu, kebijakan pemerintah menekankan rencana pembangunan pembangkit listrik harus melihat potensi alam daerah, misalnya air, angin, panas bumi, dan batu bara.
“Jangan ada lagi pembangkit yang menggunakan BBM, tapi semua pihak sudah harus memikirkan teknologi non BBM yang ramah lingkungan dan efisiensi,” ujarnya.Dia juga menjelaskan sistem kelistrikan khusus Sulsel, yakni daya terpasang 651 MW, daya mampu 530 MW, beban puncak 527 MW, dan cadangan hanya 4 MW.
Dengan produksi yang terbatas tersebut, kata dia, PLN sukar memenuhi kebutuhan masyarakat Sulsel dan Sulbar. Untuk itu PLN akan melepas proyek rencana kelistrikan 2009–2018 kepada pihak ketiga.
“Silakan eksplorasi semua sumber alam yang dapat dijadikan energi listrik. PLN akan membeli,” tuturnya.
Ketua Kadin Sulsel Zulkarnaen Arief menjelaskan pihaknya dan Perusda akan mempelajari lokasi potensial yang diajukan PLN. Rencananya, pembangkit yang dibangun memanfaatkan sumber daya alam seperti tenaga angin di Selayar.Selain itu, tenaga air, gas alam, serta batu bara di wilayah utara Sulsel. Menurutnya, sangat banyak potensi alam yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis untuk dijadikan listrik
“Pekan depan Kadin dan Perusda membentuk tim kerja. Ini merupakan peluang bisnis yang ditawarkan PLN,” kata Zulkarnaen seusai bertemu General Manager PLN Sulselrabar Haryanto WS, kemarin.
Rencana
Dia mengatakan PLN memperlihatkan peta rencana pembangkit listrik 2009–2018 di Sulselrabar yang mencakup sekitar 21 pembangkit (lihat ilustrasi untuk 15 pembangkit).“Ini merupakan peluang yang menguntungkan bagi pemprov dan pengusaha untuk mengatasi krisis listrik di Sulsel dan Sulbar,” ungkap dia.
Direktur Utama Perusda Haris Hodi mengatakan dalam kerja sama ini PLN bertindak sebagai pembeli listrik dari pihak ketiga. Teknologi yang dipakai akan disesuaikan dengan investasi. Jika menggunakan tekno-logi tinggi maka rencana pembangunan akan menggunakan tenaga asing.
Namun, Haris mengungkapkan Kadin dan Perusda tidak akan mendatangkan investor asing untuk modal. “Kita harus bisa menggunakan kemampuan dan pendanaan lokal. Kalaupun ada tenaga asing, hanya sebatas konsultan dan pelaksana proyek serta pelaksana pengadaan mesin,” tutur dia.Rencana membentuk tim kerja, sambungnya, akan dikoordinasikan dengan pemprov yang diyakini akan merestui. Haris memperkirakan cetak biru Kadin dan Perusda bisa siap sebelum akhir 2009.
Dia optimistis jika rencana berjalan, krisis listrik di Sulsel dan Sulbar akan dapat teratasi. Selain itu, dapat membangkitkan sektor industri, misalnya perumahan, kawasan industri, dan sektor produktif lain.
Beli
General Manager PLN Sul-selrabar Haryanto WS mengatakan pihaknya berkomitmen membeli semua produksi listrik dari pihak ketiga, baik yang diproduksi melalui genset ataupun pembangkit listrik.Rencana pembangkit 2009–2018 itu, kata Haryanto, dapat digunakan Kadin dan Perusda untuk melakukan eksplorasi listrik tanpa keterlibatan PLN.
Dia menerangkan jika Kadin dan Perusda terlibat maka akan sangat membantu mengatasi krisis listrik di Sulsel dan Sulbar. Menurutnya, PLN kesulitan mendanai pembangkit di Indonesia, termasuk di Sulselrabar.Selain itu, kebijakan pemerintah menekankan rencana pembangunan pembangkit listrik harus melihat potensi alam daerah, misalnya air, angin, panas bumi, dan batu bara.
“Jangan ada lagi pembangkit yang menggunakan BBM, tapi semua pihak sudah harus memikirkan teknologi non BBM yang ramah lingkungan dan efisiensi,” ujarnya.Dia juga menjelaskan sistem kelistrikan khusus Sulsel, yakni daya terpasang 651 MW, daya mampu 530 MW, beban puncak 527 MW, dan cadangan hanya 4 MW.
Dengan produksi yang terbatas tersebut, kata dia, PLN sukar memenuhi kebutuhan masyarakat Sulsel dan Sulbar. Untuk itu PLN akan melepas proyek rencana kelistrikan 2009–2018 kepada pihak ketiga.
“Silakan eksplorasi semua sumber alam yang dapat dijadikan energi listrik. PLN akan membeli,” tuturnya.