Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Agustus 21, 2009

Wika bangun pabrik aspal buton

KENDARI: BUMN PT Wijaya Karya Tbk (Wika) berencana membangun pabrik aspal cair di Kabupaten Buton, Sulawesi­ ­­Tenggara, pada 2010.Sebagai tahap awal, perusahaan pelat merah tersebut telah membangun pabrik mini di Cibinong untuk menguji teknologi pabrik aspal padat menjadi cair.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sultra Dody P. Djalante mengatakan­ Wika telah menyatakan­ minat menggelontorkan investasinya­ sejak­ awal tahun ini. Aspal Buton­ menjadi­ salah satu komoditas­ andalan­ Sultra yang dilirik perusahaan­ itu. “Rencana ini disambut baik pemerintah sebab aspal buton selama­ ini cenderung diabaikan, padahal potensi dan kualitasnya cukup bersaing,” katanya kepada Bisnis di Kendari, kemarin.

Menurut Dody, deposit aspal di Kabupaten Buton masih cukup besar mencapai 700 juta ton. Dia mengatakan Wika menyampaikan optimisme dapat mengelola pabrik dengan baik sebab telah diuji coba di pabrik mini.Produksi aspal cair nantinya akan disalurkan untuk kebutuhan aspal dalam negeri. Dody menuturkan rencana Wika juga telah mendapat lampu hijau dari Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

“Produksinya akan dipasarkan untuk kebutuhan dalam negeri sebab selama ini kita harus ekspor aspal dengan harga jauh lebih mahal,”­ tambahnya.Namun, Dody mengaku belum mengetahui berapa tepatnya nilai investasi yang bakal dikucurkan serta kapasitas produksi pabrik tersebut.

Produksi aspal Buton masih berupa aspal padat yang dikelola sejumlah perusahaan pemegang kuasa pertambangan seperti PT Sarana­ Karya dan PT Kapal Api.Aspal ini masih jarang dimanfaatkan khususnya di Provinsi Sultra. Beberapa waktu lalu, aspal padat Buton pernah dimanfaatkan­ oleh Dinas Pekerjaan Umum untuk­ mengaspal jalan di areal Pusat Promosi­ dan Informasi Daerah (P2ID).

Dody mengatakan harga aspal­ Buton lebih mahal dibanding aspal­ daerah lain disebabkan biaya­ produksi lebih besar. Perbedaan­ biaya­ terutama terletak pada penggunaan­ teknologi, di mana teknologi produksi aspal Buton lebih sederhana.Lebih jauh, dia mengemukakan­ Wika juga berminat mengelola potensi marmer di Kecamatan Moramo,­ Kabupaten Konawe Selatan,­ namun karena alasan biaya produksi yang besar perusahaan itu membatalkan rencana investasi.

Izin KPPada kesempatan itu, Dody mengatakan­ investasi aspal Buton­ Wika terhadang persoalan izin kuasa­ pertambangan (KP). Pasalnya,­ izin KP telah habis dibagikan kepada perusahaan­ lain.“Wijaya Karya sebenarnya ingin­ segera memulai investasi ini. Sayangnya­ izin KP di kawasan pertambangan aspal telah habis,” tuturnya.

Atas hal itu, Wika diketahui telah meminta secara khusus kepada­ Gubernur Sultra Nur Alam agar dicarikan jalan keluar. Menurut Dody, pemerintah seharusnya bisa mencabut izin KP perusahaan yang tidak aktif serta mengalihkannya ke Wika.

Menanggapi permintaan Wika, jelas Dody, Gubernur Sultra berjanji­ akan mengupayakan perusahaan itu segera memperoleh izin KP sehingga bisa beroperasi pada 2010 mendatang. Kehadiran perusahaan itu diharapkan mampu mendukung rencana Gubernur Nur Alam untuk menjadikan Sultra salah satu pusat industri tambang nasional.

Kadar
Berdasarkan catatan Bisnis, potensi­ dan cadangan deposit aspal buton sekitar 650 juta ton dengan kadar aspal 10%-40%.Aspal Buton terletak 1,5 meter­ di bawah permukaan tanah.­ Bandingkan­ dengan kadar­ aspal alam di Amerika Serikat hanya 12%-15% dan Prancis (Danau­ Trinidad)­ 6%-10% serta ratusan­ meter di bawah permukaan tanah.


Lokasi aspal terletak di Pulau Buton,­ yaitu Waisiu, Kabungka,­ Winto, Wariti, Lawele, dan Epe dengan luas areal mencapai 70.000 hektare membujur dari Teluk­ Sampolawa­ di sebelah selatan sampai­ Teluk Lawele di utara.Potensi aspal telah dikelola beberapa perusahaan, a.l. PT Sarana Karya dengan KP eksploitasi aspal­ mulai berlaku 1 Januari 1991 sampai 1 Januari 2001. Wilayah konsesinya 8.000 ha dan produksi 500.000 ton per tahun.

Kendala dalam pengelolaan aspal­ ini adalah belum dapat bersaing­ dari segi mutu dengan aspal minyak­ dan perlu investasi besar dengan teknologi baru untuk mengekstraksi­ aspal. Produksi aspal Buton hanya menyumbang sekitar 1,46% total kebutuhan aspal nasional. Tahun 2008, produksi aspal Buton hanya mencapai 17.500 ton dari 1,2 juta ton kebutuhan nasional.


Sementara itu, jumlah produksi aspal nasional per tahun hanya 600.000 ton sehingga sisanya diimpor.Tahun lalu harga aspal minyak­ mencapai US$540 atau setara Rp5,4 juta per ton. Harga aspal Buton­ jauh lebih murah, yaitu US$250 atau Rp2,5 juta per ton.