Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Mei 28, 2009

BI: Ekonomi triwulan II lebih tinggi

MAKASSAR: Kantor Bank Indonesia (KBI) Makassar memperkirakan ekonomi Sulsel pada triwulan II 2009 akan tumbuh di kisaran 5,5% plus minus 1% y-o-y atau lebih tinggi dibanding laju triwulan I 4,04%.Sementara itu, bank sentral menilai masih tersedia ruang cukup lebar untuk menggenjot penyaluran kredit perbankan agar bisa bertahan tumbuh sekitar 18% hingga akhir tahun ini.

Secara umum ekspektasi konsumen dan pelaku usaha di Sulsel terhadap kondisi ekonomi pada triwulan mendatang disebut masih stabil bahkan meningkat dibanding triwulan I. Di sisi lain, kenaikan indeks penghasilan diyakini dapat mendorong konsumsi.

Pemimpin KBI Makassar Lambok Antonius Siahaan mengatakan semua indikator makro ekonomi, kecuali tingkat inflasi, cukup baik. “Inflasi kita lebih tinggi dari inflasi nasional. Ini harus diperhatikan supaya tidak berdampak buruk bagi daya beli masyarakat,” kata Lambok dalam paparan kepada pers mengenai perkembangan ekonomi Sulsel, kemarin.

Laju inflasi Sulsel pada triwulan I 2009 tercatat sebesar 9,01% y-o-y, lebih rendah dari triwulan IV 2008 12,4%, namun di atas rerata nasional 7,92%.BI menduga laju produk domestik regional bruto (PDRB) triwulan II 2009 bakal ditopang sisi konsumsi, baik konsumsi rumah tangga maupun pemerintah.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan bergerak oleh kampanye pemilihan presiden serta musim tahun ajaran baru, sedangkan konsumsi pemerintah menggeliat seiring mengucurnya anggaran.

Deputi Pemimpin KBI Makassar Satrio Wibowo mengingatkan dalam jangka panjang perekonomian tidak dapat hanya bergantung pada komponen konsumsi. Aspek investasi dan ekspor juga perlu dipacu agar ada kesinambungan.

Dari sisi penawaran, laju triwulan II diprediksi bersumber dari sektor pertanian, industri pengolahan, bangunan/konstruksi, serta perdagangan, hotel, dan restoran. Peneliti Ekonomi Madya KBI Makassar Nugroho Santoso mengatakan selama harga dan permintaan ekspor nikel masih rendah, perekonomian Sulsel akan terkena dampak negatif dalam bentuk koreksi laju PDRB.

Pada triwulan I 2009, laju ekonomi bisa lebih tinggi sekitar 1% atau menembus 5% y-o-y apabila tidak menghitung sektor pertambangan yang berkontribusi negatif. Nugroho menambahkan kegiatan pilpres bisa menjadi pedang bermata dua. Bila terjadi kisruh, iklim bisnis dipastikan terganggu. Kredit perbankan

Pada kesempatan itu, Pemimpin KBI meyakini kredit perbankan sampai akhir tahun ini masih berpeluang tumbuh hingga 18% atau kira-kira sama dengan kondisi per Maret 2009 y-o-y. Lambok menuturkan bank sentral juga terus meminta bankir di daerah itu memacu kredit produktif agar tercipta efek simultan lebih besar bagi perekonomian.

Pangsa kredit produktif yang mencakup pinjaman modal kerja dan investasi terhadap total kredit pada Maret 2009 tercatat 58%. Pinjaman selebihnya merupakan kredit konsumtif dengan share mencapai 41%.“NPL (non performing loan) gross sebesar 3,82% dan NPL net 1,7%. Ada tren kenaikan NPL kredit konsumsi, tapi kami belum mengetahui angka persis,” jelas Lambok.