Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, Mei 12, 2009

Indonesia ingin komitmen global

MANADO: Pemerintah Indonesia mengincar terbentuknya komitmen global untuk menangani masalah kelautan dalam konteks perubahan iklim dan keragaman hayati selama Konferensi Kelautan Dunia (WOC) 11-15 Mei di Manado.

Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi dalam sambutan pembukaan WOC, kemarin, berharap konferensi kelautan internasional pertama itu menghasilkan komitmen global terutama dari negara-negara peserta.

Hingga Minggu malam, jumlah peserta yang mendaftar ulang untuk mengikuti rangkaian kegiatan WOC dan Temu Prakarsa Segitiga Terumbu Karang (CTI summit) mencapai hampir 2.000 orang yang berasal dari 83 negara.

Jumlah peserta diperkirakan terus bertambah sebab pihak panitia memberi kesempatan registrasi susulan bagi delegasi maupun wartawan peliput. Menteri Freddy mengatakan WOC diharapkan dapat menggalang usaha bersama memerangi dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan air laut, melelehnya daratan es kutub, deviasi pola iklim, dan efek rumah kaca.

“Dari WOC bisa diformulasikan kebijakan dan regulasi untuk keberlanjutan keanekaragaman biota laut dan terumbu karang untuk konservasi jangka panjang,” kata Freddy seperti ditulis Antara, kemarin.

Dia mengatakan rekomendasi di WOC selanjutnya akan menjadi kerangka kerja yang dibahas pada pertemuan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovermental Panel on Climate Change/IPCC) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Kopenhagen, Denmark, Desember 2009 nanti.

Isu kelautan

Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang juga pakar lingkungan hidup Emil Salim mengemukakan sasaran besar yang harus dikejar lewat WOC adalah memasukkan isu kelautan sebagai agenda IPCC kelak.

Ekonom senior itu mengatakan isu kelautan selama ini masih kurang mendapat tempat dalam lobi perubahan iklim di level internasional. “Padahal laut mempunyai potensi luar biasa untuk menyerap CO2,” katanya.

Senada dengan Emil Salim, mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja menuturkan riset tentang laut sangat minim dibicarakan di tingkat internasional padahal laut punya peran penting dalam stabilisasi iklim.

Menurutnya, visi penyela-matan lingkungan dan bumi harus melibatkan problem kelautan sama seperti peran hutan dan sektor lain yang telah lebih dulu menjadi arus utama. “WOC hanya sebagai sarana mengambil kebijakan komprehensif tentang laut yang bisa dimasukkan pada konferensi di Kopenhagen dan perjanjian internasional setelah Protokol Kyoto 2012,” kata Sarwono.

“Harus ada pihak yang membesarkan isu laut secara global, dan Indonesia cocok untuk itu karena merupakan negara kepulauan terbesar di dunia,” imbuh penasehat delegasi RI tersebut.

Dia menandaskan Indonesia juga dapat berperan besar melalui KTT CTI karena mempunyai wilayah terluas pada Segitiga Terumbu Karang. Negeri ini, urainya, sangat berpeluang menjadi pusat riset dan pusat kebijakan terumbu karang. Sarwono mengakui butuh waktu lama untuk mengangkat isu kelautan secara global. Hal ini berkaca dari isu perubahan iklim yang butuh waktu lebih dari 20 tahun untuk masuk Protokol Kyoto tahun 1992 sejak isu tersebut digulirkan 1977.

Sekretariat WOC a

Sementara itu, Pemerintah Indonesia juga berencana mengusulkan Manado menjadi sekretariat WOC dan CTI Summit agar kegiatan operasional terkait kelautan terpusat di kota itu. “Manado Ocean Declaration (MOD) telah dimulai dari daerah itu sehingga tidak salah di Manado berdiri kantor sekretariat WOC dan CTI,” kata Menteri Freddy Numberi.

Dia mendorong pemerintah daerah Sulut mulai menyiapkan semua lahan dan fasilitas untuk menunjang kegiatan sekretariat WOC dan CTI.