Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Mei 14, 2009

Pertumbuhan ekonomi Sultra melambat

KENDARI: Pemimpin Kantor Bank Indonesia (KBI) Kendari Lawang M. Siagian mengungkapkan pertumbuhan ekonomi di Sultra diproyeksikan melambat pada triwulan I/2009. Perlambatan tersebut akibat penurunan kinerja sejumlah sektor dominan, seperti pertambangan dan industri.

Hal itu diungkapkan Lawang dalam diskusi Review and Outlook Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan I/2009 yang digelar di Aula Bank Indonesia Kendari, Selasa.

Hadir dalam acara itu sejumlah praktisi perbankan, aparat pemerintah, dan akademisi. Menurut Lawang, menurunnya sektor pertambangan di Sultra diakibatkan turunnya permintaan luar negeri pasca krisis keuangan global.

”Pertumbuhan ekonomi Sultra yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) hanya sebesar 6,44%,” jelasnya. Ini lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan sama tahun lalu yang mencapai 7,55%.

Melambatnya aktivitas perekonomian ini berdampak pada berkurangnya permintaan uang kartal masyarakat, terutama untuk kebutuhan transaksi.

"Hal ini tercermin pada lebih tingginya volume uang masuk (inflow) dibanding keluar (outflow) dari dan ke kantor Bank Indonesia Kendari,” jelas Lawang.

Jumlah uang kartal yang diedarkan Bank Indonesia Kendari pada triwulan I baik melalaui perbankan maupun langsung ke masyarakat sebesar Rp124,76 miliar. Jumlah ini turun 81,51% dibanding triwulan IV/2008 yang mencapai Rp674,74 miliar.

Sementara itu, jumlah uang kartal yang masuk dari perbankan dan masyarakat mencapai Rp515,35 miliar, naik 93,8% dibanding triwulan IV/2008 Rp33,69 miliar.

Inflasi

Perlambatan ekonomi ini diperburuk dengan tingginya inflasi di Sultra yang melebihi laju inflasi nasional. Tingkat inflasi triwulan I mencapai 8,42%, sedangkan nasional 7,92%. Menurut Lawang, kelompok bahan makanan menjadi penyumbang inflasi terbesar di Sultra.

“Laju inflasi tahunan kelompok bahan makanan mencapai 35,44%. Ini diakibatkan kelancaran arus distribusi barang, cuaca, dan struktur pembentukan harga di tingkat pelaku usaha,” tambahnya. Lawang memperkirakan triwulan II nanti laju inflasi masih lebih tinggi, dipengaruhi peningkatan konsumsi.

Kendati demikian, BI optimistis pertumbuhan ekonomi triwulan II akan berbalik arah dan cenderung lebih tinggi dari triwulan I. Perkiraan ini sejalan dengan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU), di mana pelaku usaha makin yakin terhadap kinerja perekonomian.