Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Mei 15, 2009

Kredit maritim Mandiri capai Rp3 triliun

MANADO: Kredit Bank Mandiri Tbk untuk sektor perhubungan laut mencapai Rp3 triliun hingga akhir 2008 atau meningkat 59,31% dibanding tahun sebelumnya Rp1,8 triliun. Area Manager Bank Mandiri Manado Eduard Dauhan mengatakan kredit segmen komersial khususnya untuk pembiayaan di bidang pelayaran mencapai 73,6%, sedangkan segmen korporasi dan small sebesar 25,1% dan 1,3%.

“Sampai saat ini, Bank Mandiri telah membiayai sektor ini yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Tidak hanya di kawasan timur Indonesia (KTI), tetapi alokasi kredit itu untuk nasional,” katanya kepada wartawan di Manado, kemarin. Dauhan mengatakan pembiayaan dari hulu ke hilir ini, selain mampu menyerap banyak tenaga kerja, industri transportasi laut juga menarik industri lain untuk berkembang.

“Kami melihat potensi di bidang ini masih cukup besar. Hingga tahun 2010 kebutuhan kapal Indonesia diperkirakan mencapai 654 unit dengan total dana sebesar US$4,6 miliar,” katanya. Menurut dia, kebutuhan terbesar terdapat pada kapal berjenis angkutan batu bara (coal carrier) seiring dengan potensi pengangkutan batu bara di Indonesia yang hingga 2010 diperkirakan mencapai 216 juta ton serta 318 juta ton pada 2025.

Untuk pengangkutan batubara, lanjut dia, pangsa kapal Indonesia hanya sebesar 40%, sementara pengangkutan minyak sebesar 39%. Dauhan mengatakan dalam lima tahun terakhir, perkembangan jumlah armada angkutan laut juga mengalami kenaikan meski tidak signifikan.

“Sebagai negara bahari dan kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi pengembangan industri maritim yang besar dan beragam,” katanya. Dia menuturkan ditunjang stabilitas ekonomi dalam negeri, sektor industri maritim terutama transportasi laut domestik diharapkan dapat tumbuh pesat.

”Selain itu dengan adanya penerapan kawasan khusus di Indonesia, seperti kawasan industri dan zona perdagangan bebas (free trade zone), diharapkan dapat mendukung pengembangan industri maritim tanah air,” kata Dauhan.

BNI dan WWF

Dalam perkembangan lain, di sela acara pendukung World Ocean Conference (WOC) 2009, Direktur Korporasi Bank BNI Tbk Kemal Stamboel dan pihak Yayasan WWF Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama penyediaan produk dana perbankan untuk mendukung kegiatan konservasi lingkungan hidup.

Bentuk kerjasama BNI dan WWF dalam kegiatan konservasi lingkungan hidup lebih diutamakan penyelamatan terumbu karang, perikanan, dan spesies laut yang terancam punah.Bentuk kegiatannya, a.l. pengelolaan kemitraan dan bina lingkungan masya rakat nelayan pesisir dalam menerapkan kaidah praktik perikanan berkelanjutan, serta pembiayaan kegiatan konservasi lingkungan dari point reward pemegang kartu kredit BNI.

Kerjasama penyediaan dana perbankan, meliputi penyediaan layanan integrated cash management, layanan penyimpanan dan pengelolaan dana (deposit on call, money changer account, dan deposito baik rupiah maupun valuta asing).
Selain itu, dana pensiun, payroll gaji, kartu kredit korporat, dan lain-lain. Stamboel mengemukakan kerja sama ini merupakan salah satu komitmen BNI untuk menjalankan bisnis perbankan yang fokus pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan.

“BNI menilai terpeliharanya kelestarian lingkungan, termasuk menjaga kelangsungan hidup spesies laut dan terumbu karang merupakan prinsip bisnis yang memberikan manfaat dan keuntungan bersama dan berkelanjutan,” paparnya. Karena itu, lanjut dia, pihaknya sangat mendukung adanya upaya semua pihak dalam membangun pelestarian lingkungan hidup.

”Ini yang menjadi dasar dari kerja sama antara BNI dan WWF karena memiliki visi yang sama,” ujarnya. Pada kesempatan itu, Pemimpin Wilayah BNI Manado Joppy Lamonge mengatakan pihaknya optimis kerja sama ini akan membantu Sulut menjadi salah satu tujuan investasi kelautan dunia.