Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Mei 28, 2009

Prospek industri di KTI menjanjikan

PALU:Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia menilai prospek perkembangan industri di kawasan timur Indonesia (KTI) menjanjikan karena letak geografis yang stra-tegis dan kekayaan alam.

Ketua HKI Indonesia Hendra Lesmana mengatakan letak geografis KTI umumnya berada pada alur pelayaran internasional yang dapat membuka akses ke beberapa negara di Pasifik seperti Jepang, Hongkong, China, Korea Selatan, dan Filipina.

KTI juga memiliki potensi sumber daya alam berupa hasil tambang, pertanian, kehutanan, dan kelautan, yang dapat dikembangkan sebagai bahan baku industri. “Dengan potensi yang dimiliki, diramalkan beberapa daerah di KTI dapat menjadi pusat pertumbuhan industri,” kata Henda dalam sebuah seminar di Palu, kemarin.

Hendra mengatakan terdapat 88 kawasan industri di 13 provinsi di Indonesia. Namun, baru empat provinsi di KTI, yakni Sulsel, Sulut, Sulteng, dan Kaltim yang memiliki kawasan industri. Sebanyak 95% kawasan industri tersebar di wilayah barat Indonesia.

Menurut dia, Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2009 mendukung perkembangan kawasan industri karena adanya kewajiban semua industri berlokasi dalam satu kawasan, kecuali industri tertentu.

Industri dalam satu kawasan dibebaskan dari UUG/HO, Amda, RKL/RPL dan izin lokasi. Selain itu, PP 24/2009 mengatur soal keringanan pajak dan pajak daerah.

Hendra mengatakan untuk menggenjot kawasan industri, daerah di KTI perlu membenahi infrastruktur pelabuhan, jalan, listrik, dan telekomunikasi. Selain itu, pemerintah daerah harus mempertimbangkan pemberian insentif perpajakan, kepabeanan, dan imigrasi. “Sumber daya manusia dan promosi investasi juga mesti ditingkatkan,” katanya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian Dedi Mulyadi mengatakan tiap daerah sebaiknya mengembangkan kompetensi inti guna meningkatkan daya saing. Dia mencontohkan kompetensi berupa komoditi jagung dan perikanan yang dikembangkan Gorontalo, serta rotan di Palu.

Wali Kota Palu Rusdi Mastura mengatakan prospek investasi di Palu dan sekitarnya masih terkendala keterbatasan pasokan listrik PLN.