Laporan Kwan Men Yon
MAKASSAR: Kalangan perbankan membidik sektor konstruksi dan perdagangan komoditas pertanian di Sulsel untuk mencapai target penyaluran kredit 2009.Dua sektor tersebut dinilai paling potensial karena relatif tidak terlalu terpengaruh dampak krisis finansial global.
Sedangkan sektor konstruksi dianggap bakal lebih meriah pada 2009 apabila BI rate terus dipangkas dengan diikuti penurunan suku bunga komersial. Pemimpin Bank BNI Tbk Wilayah VII Bambang Kuncoro mengatakan banyak potensi kredit yang belum digarap optimal pada tahun lalu menyusul pengetatan likuiditas dan sikap menunggu dari dunia usaha.
Dia menilai manajemen likuiditas melalui mekanisme BI rate serta situasi keamanan menjelang dan seusai pemilu 2009 bakal menentukan mampu tidaknya perbankan meningkatkan laju kredit tahun ini.
Apabila likuiditas melonggar dan kondisi keamanan terjaga dengan baik, Bambang mengaku amat yakin ekspansi kredit yang pesat dalam tiga tahun terakhir bisa dilanjutkan pada 2009. “Jangan salah, (perdagangan) komoditas sempat tidak optimal pada 2008. Konstruksi juga akan meningkat tahun ini, demikian pula dengan kredit konsumtif,” tuturnya, pekan lalu.
Bambang mengatakan target pertumbuhan kredit sebesar 20% yang disampaikan Pemimpin Kantor Bank Indonesia (KBI) Makassar Rizal A. Djaafara bisa jadi hanya sasaran minimal apabila situasi perekonomian berbalik membaik.
Branch Manager Bank Panin Tbk Makassar Onny Gappa menjelaskan perbankan ditantang mempercepat pertumbuhan dana pihak ketiga agar dapat merealisasikan target kredit pada tahun 2009. Menurutnya, bank sentral dan pemerintah harus menerapkan kebijakan relaksasi guna menopang aliran dana ke sektor riil.
“Saya setuju bahwa kredit di Sulsel tahun ini masih bisa tumbuh sampai 20%. Tapi pertumbuhan dananya harus dipacu lebih cepat karena LDR Sulsel sudah 118%,” ujarnya.
Onny mengatakan kendati tidak dapat memerkirakan berapa besar lagi dana masyarakat. yang dapat diserap ke dalam sistem perbankan, tetapi fakta menunjukkan jumlah DPK valas masih cukup besar dan tak terpakai.
Pemimpin KBI Makassar Rizal Djaafara memprediksi kredit di Sulsel pada 2009 masih bisa tumbuh hingga 20% atau sama dengan level pencapaian dalam tiga tahun terakhir, yakni 20%-25%. Dalam lima tahun terakhir sejak 2003, pertumbuhan kredit tertinggi berlangsung pada 2005 dengan 30,24%.
Meski demikian, pertumbuhan terbesar ekspansi dari sisi nominal tampaknya akan terjadi pada 2008 sebab hingga Oktober, total pinjaman baru yang disalurkan telah mencapai Rp5,9 triliun. Jumlah sebesar itu belum pernah terjadi sebelumnya di provinsi terdepan di timur Indonesia itu.
Tiga sektor penyerap kredit terbesar sejauh ini adalah sektor lain-lain (termasuk KPR dan KPM) Rp12,67 triliun, perdagangan Rp8,48 triliun, serta jasa-jasa Rp5,81 triliun.