Laporan Afandy Fatriah Mansyur MAKASSAR: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel memprediksi total ekspor kakao hingga Desember 2008 mencapai US$277 juta. Menurut Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Hasan Majadi, target tersebut bisa terealisasi sebab akumulasi nilai ekspor tersebut per November 2008 sudah US$267 juta. Tahun 2006 Sulsel bisa mengekspor coklat 152.805 ton dengan nilai US$183,9 juta,
“Tahun [2007] lalu, ekspor kakao hanya mencapai US$224 juta. Jadi ada kenaikan sedikit [3,7%] dibanding posisi tahun lalu,” ujar Hasan Majadi kepada Bisnis, belum lama ini. Hasan mengutarakan pertumbuhan tipis nilai ekspor tersebut disebabkan volume ekspor masih melambat, di mana dalam 11 bulan pertama 2008 hanya mencapai 114.000 ton.
Dia berharap volume ekspor tahun 2008 berhasil mencapai transaksi 133.000 ton, atau sama persis dengan volume pengiriman luar negeri 2007 silam.“Tanaman kakao sekarang susah, jadi volume perdagangan ekspor juga tidak terlalu besar. Kami berharap ada peremajaan kakao di tahun 2009, agar volume ekspor bisa semakin meningkat,” ujarnya.
Hasan mengatakan kakao merupakan ekspor primadona Sulsel selain nikel, udang, kopi, ikan, dan rumput laut. Kakao Sulsel cukup diminati sebab memiliki kuantitas dan kualitas sesuai dengan harapan pasar internasional, meski belum terlalu optimal.
Negara-negara importir kakao Sulsel, sambungnya, seperti Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Spanyol, Belanda, dan Belgia. Selain itu, Korsel, Malaysia, Brasil, Singapura juga meminta pasokan kakao dari Sulsel.