Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Januari 08, 2009

Target ekspor Sulsel meleset


MAKASSAR: Target ekspor Sulsel 2008 yang dicanangkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebesar US$3,12 miliar dapat dipastikan meleset jauh sebab nilai ekspor sampai November baru mencapai US$2,04 miliar. Sulsel sepertinya tidak berdaya mengatasi kejadian penurunan harga komoditas unggulan di pasar dunia khususnya nikel. Komoditas nikel selama ini menyumbangkan sekitar 70%-80% nilai ekspor. Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulsel Hasan Mujadi mengakui target ekspor sudah mustahil dijangkau menyusul anjloknya harga nikel. Bukan itu saja, pencapaian tahun ini diperkirakan bakal berada di bawah catatan 2007.

Pada periode Januari-November 2007, nilai ekspor sebesar US$2,57 miliar. Dengan demikian, sejauh ini ekspor 2008 mengalami minus 20,64% dibanding tahun sebelumnya.
Ekspor Sulsel di 2007 mencapai US$2,71 miliar atau meningkat 44,78% dari 2006. Awal tahun ini, Disperindag memasang target peningkatan ekspor sebesar 15% dari realisasi 2007, yakni US$3,12 miliar.

“Target ekspor tidak akan tercapai sebab harga nikel anjlok, padahal pertambangan selama ini mendominasi transaksi perdagangan luar negeri Sulsel,” ujar Hasan, pekan ini. Dia mengatakan penurunan harga nikel yang berujung anjloknya kinerja ekspor merupakan imbas dari krisis global. Nilai ekspor nikel Januari-September 2008 baru mencapai US$1,13 miliar, sedangkan periode sama 2007 berkisar US$1,86 miliar. “Untungnya ekspor pertanian dan sektor industri bisa sedikit menutupi penurunan ekspor nikel tersebut.”

Prospek pertanian
Lebih jauh Hasan menambahkan ekspor pertanian berpeluang naik 10% pada 2008. Untuk sektor industri diperkirakan melonjak 15% dari 2007. “Tahun 2009 pemerintah akan mengurangi ketergantungan pada tambang dengan merencanakan ekspor beras, jagung, dan, sapi,” ujarnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Bambang Suprijanto mengatakan ekspor November 2008 hanya mencapai US$99,8 juta, merosot 30% dibanding Oktober.

Penurunan terjadi pada tiga komoditas utama, yakni nikel, karet & barang dari karet, serta kopi, teh, dan rempah-rempah. Ekspor kakao yang merupakan andalan kedua terbesar membukukan kenaikan 10,9% menjadi US$40,05 juta. “Komoditas yang meningkat pada November adalah kakao/coklat, ikan dan udang, kayu dan barang dari kayu, gandum-ganduman, biji-bijian berminyak, dan buah-buahan,” paparnya.

Selama Januari-November, Jepang menjadi negara tujuan ekspor terbesar. Negeri matahari terbit itu menyerap nikel, kayu dan barang dari kayu, ikan dan udang, serta kakao/coklat. BPS juga melaporkan nilai impor selama Januari-November mencapai US$485,8 juta atau hanya meningkat tipis 2,12% dibanding 2007.