MAKASSAR: Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengaku tidak terlalu khawatir mengenai penurunan nilai ekspor pada 2008 yang diperkirakan dapat berlanjut tahun ini seiring krisis global.
Pasalnya, menurut Gubernur, pelemahan ekspor bukan disebabkan soal fundamental dalam perekonomian, namun lebih kepada anjloknya harga nikel yang menyumbangkan 70%-80% nilai ekspor.
Syahrul mengatakan eksportir UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang menggeluti komoditas pertanian malah relatif masih menikmati kenaikan pendapatan akibat apresiasi harga.
“Yang turun hanya nikel dan itu saya tidak terlalu khawatir. Kami akan lebih berkonsentrasi meningkatkan komoditas pertanian yang dekat dengan kepentingan rakyat banyak,” katanya, kemarin.
Gubernur menuturkan pemerintah tetap memberi perhatian kepada kinerja ekspor, namun tidak akan menjadi fokus utama, setidaknya pada tahun ini. Syahrul mengisyaratkan nilai ekspor yang melambung tinggi pada 2006 dan 2007 juga tidak memberi pengaruh besar bagi kebanyakan warga Sulsel sebab hanya dinikmati produsen nikel.
Target ekspor Sulsel 2008 yang dicanangkan Disperindag pada awal 2008 sebesar US$3,12 miliar dapat dipastikan meleset sebab realisasi sampai November baru US$2,04 miliar. Sulsel tidak berdaya mengatasi penurunan harga komoditas unggulan khususnya nikel. Pada periode Januari-November 2007, nilai ekspor sebesar US$2,57 miliar. Dengan demikian, sejauh ini ekspor 2008 mengalami minus 20,64% dibanding tahun sebelumnya.
Pasalnya, menurut Gubernur, pelemahan ekspor bukan disebabkan soal fundamental dalam perekonomian, namun lebih kepada anjloknya harga nikel yang menyumbangkan 70%-80% nilai ekspor.
Syahrul mengatakan eksportir UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) yang menggeluti komoditas pertanian malah relatif masih menikmati kenaikan pendapatan akibat apresiasi harga.
“Yang turun hanya nikel dan itu saya tidak terlalu khawatir. Kami akan lebih berkonsentrasi meningkatkan komoditas pertanian yang dekat dengan kepentingan rakyat banyak,” katanya, kemarin.
Gubernur menuturkan pemerintah tetap memberi perhatian kepada kinerja ekspor, namun tidak akan menjadi fokus utama, setidaknya pada tahun ini. Syahrul mengisyaratkan nilai ekspor yang melambung tinggi pada 2006 dan 2007 juga tidak memberi pengaruh besar bagi kebanyakan warga Sulsel sebab hanya dinikmati produsen nikel.
Target ekspor Sulsel 2008 yang dicanangkan Disperindag pada awal 2008 sebesar US$3,12 miliar dapat dipastikan meleset sebab realisasi sampai November baru US$2,04 miliar. Sulsel tidak berdaya mengatasi penurunan harga komoditas unggulan khususnya nikel. Pada periode Januari-November 2007, nilai ekspor sebesar US$2,57 miliar. Dengan demikian, sejauh ini ekspor 2008 mengalami minus 20,64% dibanding tahun sebelumnya.