Laporan Kwan Men Yon MAKASSAR: Kelompok usaha Bosowa memastikan menunda rencana pembangunan pabrik Semen Bosowa II di Kabupaten Maros, Sulsel, hingga situasi perekonomian akibat krisis global membaik.
Pabrik tersebut diharapkan menaikkan produksi semen Bosowa dari saat ini 1,6 juta – 1,8 juta ton menjadi 3,6 juta – Rp3,8 juta ton pada 2009/2010. Namun, karena berbagai sebab, rencana konstruksi pabrik terus tertunda. Terakhir, Bosowa merencanakan mulai membangun pada awal 2009.
CEO Bosowa Corporation Erwin Aksa mengatakan pihaknya kesulitan mencari sumber pendanaan untuk aksi korporasi itu. menurutnya, likuiditas perbankan yang tengah mengering benar-benar membuat perseroan terpaksa ikut menahan diri. Di sisi lain, opsi pendanaan dari pasar modal melalui penerbitan saham perdana (initial public offering/IPO) tampak makin kurang menarik menyusul anjloknya ekspektasi bursa di seluruh dunia.
“Kami pasti menunda pembangunan Bosowa Unit II karena tidak mungkin dilaksanakan di tengah kondisi sulit sekarang. Untuk menyiasati permintaan pasar, kami akan optimalkan mesin di pabrik lama,” papar Erwin, baru-baru ini. Semen Bosowa memiliki sebuah unit pabrik di Maros, Sulsel, dengan kapasitas terpasang maksimal dua juta ton per tahun. Sekitar 70% produksi pabrik tersebut diserap pasar di kawasan timur Indonesia.
Semen Bosowa mempunyai empat unit pabrik pengemasan (packing plant) yakni di Banten, Banyuwangi, Samarinda, dan Sorong. Baru-baru ini perseroan meresmikan pabrik pengolahan bahan baku (semen mill) di Batam.