Laporan Afandy Fatriah Mansyur
MAKASSAR: Serangan krisis global menyebabkan PT International Nickel (Inco) Tbk kewalahan merealisasikan target-target keuangan perseroan di tahun 2008.Misalnya, target produksi Inco 77.000 - 79.000 metrik ton nikel dalam matte di tahun 2008, berpeluang gagal terealisasi sebab capaian triwulan III masih minim.
Superintendent Regional Media Relation PT Inco Iskandar Siregar menuturkan, efisiensi di segala sektor ditempuh untuk meminimalisir dampak krisis global bagi perseroan di masa kini dan mendatang. “Kami terpaksa mengantisipasi krisis global tersebut dengan melakukan efisiensi di segala bidang. Kami melakukan penghematan operasional yang cukup besar,” ujar Iskandar kepada Bisnis, kemarin.
Iskandar mengemukakan, krisis global telah menyebabkan harga nikel Inco anjlok serta biaya operasional membengkak dalam rentang enam bulan ter-akhir.
Di sisi biaya, kenaikan disebabkan proses produksi nikel Inco menggunakan bahan baku impor sehingga pembayarannya menggunakan mata uang asing.
“Sekarang yang terpenting bagi Inco adalah berusaha untuk survive karena kondisi krisis menyulitkan kami untuk bekerja optimal,” ujarnya. Iskandar mengutarakan Inco optimistis bisa bertahan serta keluar dari ancaman krisis global, serta berusaha mencapai prestasi keuangan yang lebih baik di tahun 2009.
Dia berharap stabilitas makro dan mikro bisa mendukung perseroan bekerja lebih baik di tahun-tahun mendatang. “Kami berharap semua persoalan krisis bisa kami atasi, dan kembali bekerja secara optimal,” ujarnya.
Total investasi PT Inco sejak 1968 hingga 2004 mencapai US$2,4 juta dengan nilai penjualan US$2,32 juta pada tahun 2007 (US$ 0,12 per saham) atau meningkat kurang lebih 200% dibanding US$513,4 juta pada tahun 2006 (US$ 0,05 per saham).PT Inco memiliki penambangan, yakni di Soroako, Sulsel, seluas 79.160 ha, Sultra 15.860 ha, Sulteng 8.730 ha termasuk hutan lindung di lokasi KK seluas 103.750 ha