Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, Januari 06, 2009

Pekerja sektor informal di Sulsel melonjak

Laporan Kwan Men Yon

MAKASSAR: Pemerintah diharapkan mengantisipasi lonjakan jumlah pekerja sektor informal di Sulsel yang terjadi secara signifikan dalam setahun terakhir. Kegagalan antisipasi dikhawatirkan dapat memicu bukan saja penurunan kesejahteraan, namun juga masalah sosial karena warga yang tidak memiliki kepastian masa depan.

Seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, jumlah setengah pengangguran di Sulsel pada Agustus 2008 mencapai 1,14 juta orang dari sekitar 3,44 juta angkatan kerja. Mereka yang setengah menganggur ini naik 7,8% dibanding Agustus 2007 sebesar 1,06 juta orang.

Pada saat yang sama, terjadi pengurangan jumlah pengangguran terbuka sebesar 19,5% dari 372.700 menjadi 311.800 orang. Meskipun secara persentase lebih besar, namun secara riil sebenarnya jumlah orang yang menjadi setengah pengangguran lebih banyak yaitu 83.100 orang dibanding penurunan angka pengangguran terbuka hanya 60.900 orang.

Dari 1,14 juta orang itu, 546.700 dikategorikan setengah pengangguran terpaksa, yakni penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan. Sementara 603.000 adalah setengah pengangguran sukarela, yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tetapi tidak lagi mencari pekerjaan.

Kepala BPS Sulsel Bambang Suprijanto mengatakan upaya mengatasi pengangguran bisa dianggap cukup berhasil apabila indikatornya tingkat pengangguran terbuka.

“Namun, jika ukurannya penciptaan lapangan kerja riil, kita masih harus berusaha lebih keras. Pekerja sektor informal tidak memiliki kepastian pendapatan sehingga sangat rentan,” ujarnya, kemarin.

Menurutnya, kenaikan pekerja informal menunjukkan tidak memadainya lapangan kerja di sektor formal yang mampu menampung seluruh angkatan kerja yang bekerja.BPS mencatat 51,5% angkatan kerja Sulsel bekerja di sektor pertanian, 5,8% di sektor industri, 4,7% di konstruksi, 18,4% di perdagangan, 6,2% di angkutan/komunikasi, 11,2% di jasa, dan lainnya 2,1%.