Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, Januari 13, 2009

Kebutuhan KPR di Sulsel Rp750 miliar

MAKASSAR: Kebutuhan kredit pemilikan rumah (KPR) di Sulawesi Selatan tahun ini diperkirakan mencapai sedikitnya Rp750 miliar – Rp1 triliun.Atas dasar itu, kalangan pengembang berharap perbankan segera menurunkan suku bunga mengikuti BI rate. Tingginya suku bunga dinilai paling bertanggung jawab mengurungkan niat konsumen membeli hunian. Direktur Utama PT Nusasembada Bangunindo Idris Manggabarani mengatakan penjualan rumah kelas menengah seharga sekitar Rp200 juta tahun ini diprediksi dapat me­­nembus 5.000 unit.


Dengan perkiraan nilai KPR Rp150 juta per unit maka total kebutuhan KPR di daerah itu sepanjang 2009 sebesar Rp750 miliar.Angka ini diprediksi bisa lebih besar sebab belum menghitung penjualan rumah mewah, rumah toko (ruko), rumah sederhana, dan lainnya. “Penjualan 5.000 unit rumah kelas menengah termasuk pesimis. Kalau angka optimisnya sekitar 7.000 unit,” kata Idris saat dihubungi, kemarin.

sumen kelas menengah bakal makin bergantung kepada KPR untuk membeli rumah sebab belakangan ini harga naik cukup tinggi menyesuaikan dengan biaya bahan baku. Chief Executive Group Business Property Bosowa Safran Yusri menuturkan banyak pengembang kini menaikkan besaran uang muka (down payment/DP) menjadi sekitar 30% dari nilai rumah. Sebelumnya, pengembang masih percaya diri menawarkan DP cukup 10%-20%. “Bahkan ada yang 50%. DP ini dinaikkan karena risiko yang dibarengi tingginya suku bunga,” paparnya.

Dia menjelaskan kebanyakan konsumen rumah kelas menengah yang ingin mengambil KPR mengaku hanya sanggup membayar maksimal 40% harga rumah sebagai uang muka. Menurutnya, hal itu membuat konsumen cenderung menahan diri untuk membeli rumah di tengah tingginya suku bunga. Data Kantor Bank Indonesia (KBI) Makassar menyebutkan tahun lalu total kredit konsumsi baru yang disalurkan di Sulsel (y-t-d sampai November) mencapai Rp2,87 triliun. Posisi kredit konsumsi tumbuh 29% dari Rp9,93 triliun menjadi Rp12,81 triliun.

Lazimnya, jenis kredit konsumsi meliputi KPR, kredit pemilikan ken­daraan, kredit tanpa agunan, kartu kredit, dsb. Sayangnya, KBI Makassar tidak merinci berapa besar outstanding setiap jenis kredit tersebut terhadap total pinjaman.Meski demikian, selama ini outstanding KPR diketahui salah satu yang terbesar di antara kredit konsumsi lainnya.

Tidak membangun
Safran memerkirakan para pengembang di Sulsel tidak akan membangun hunian baru tahun ini, setidaknya selama semester I, dan hanya akan berusaha menghabiskan stok lama. Di tengah perlambatan ekonomi dan kenaikan harga bahan baku, membangun properti baru terlampau berisiko. “Saya pikir pengembang pasti menahan diri. Dulu kami membangun dulu baru mencari pasar, sekarang tidak bisa lagi begitu,” ungkapnya.

Idris yang mantan Ketua REI Sulsel meyakini daya beli masyarakat masih cukup tinggi, tampak dari realisasi penjualan rumah yang hanya sedikit turun di akhir 2008.