Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Juni 24, 2009

Bank Sulsel minati kredit sindikasi

MAKASSAR: PT Bank Sulsel siap terlibat dalam lebih banyak sindikasi kredit investasi untuk pembangunan infrastruktur milik pemerintah dan swasta mulai tahun ini.

Bank pembangunan daerah (BPD) tersebut mengucurkan Rp15 miliar untuk sindikasi kredit investasi pembangunan pabrik Semen Tonasa V dan PLTU Tonasa di Kabupaten Pangkep, Sulsel, yang totalnya mencapai Rp3,55 triliun.

Penandatanganan komitmen pinjaman bagi PT Semen Tonasa dilakukan di Jakarta, Senin. Bank Mandiri menjadi pemimpin sindikasi (lead arranger) sekaligus penjamin penuh (underwriter).

Komisaris Utama Bank Sulsel Andi Muallim mengatakan keikutsertaan itu telah mendapat persetujuan dewan komisaris dan termaktub pada rencana bisnis perseroan tahun 2009.

Dia mengemukakan pihaknya sangat mendukung langkah pemberian kredit investasi itu dan membuka peluang model pengucuran pinjaman serupa di masa mendatang.

Bank Sulsel diketahui tengah menjajaki pelepasan kredit sindikasi bersama bank lain untuk proyek infrastruktur, a.l. Jalan Tol Waru di Jatim, pemanjangan landas pacu Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, serta pembangkit listrik di beberapa lokasi.

Bank tersebut ikut serta dalam kredit sindikasi pembangkit listrik di Kabupaten Barru dengan lead arranger Bank BRI Tbk. Untuk proyek ini, Bank Sulsel mengucurkan Rp25 miliar.

“Sepanjang proyek sindikasi itu sudah dikaji dan menguntungkan, kami akan setuju saja. Kredit untuk Tonasa juga sudah dibahas dengan matang,” kata Muallim kepada Bisnis, kemarin.

Direktur Pemasaran Bank Sulsel Rahmat Alimuddin yang menjadi pejabat sementara direktur utama selama menunggu pemilihan direksi baru, belum bersedia memberi penjelasan saat dihubungi kemarin malam.

Besok Rabu hubungi saya jam 10.00,” katanya lewat layanan pesan singkat. Telepon seluler Kepala Bagian Kredit Zainal Abdi juga tidak diaktifkan tadi malam.
Komisaris Bank Sulsel Natali Ikawidjaja mengatakan pembiayaan bagi sektor infrastruktur adalah jalan yang tepat untuk membantu menggerakkan sektor riil di kawasan timur Indonesia.

Senada dengan Andi Muallim, Ikawidjaja menegaskan perseroan siap terlibat lebih banyak dalam pembiayaan sindikasi sektor infrastruktur.

Ikawidjaja menandaskan Bank Sulsel masih pada tahap belajar menggelontorkan kredit sindikasi. Itu sebabnya, kata dia, nominal kredit untuk Semen Tonasa kecil saja, yaitu Rp15 miliar atau di bawah 1% total kredit.

Dari jumlah Rp3,55 triliun, sebanyak Rp2,4 triliun disalurkan Bank Mandiri, Rp1 triliun Bank BRI Tbk, Rp100 miliar Bank Jatim, dan Rp15 miliar Bank Sulsel.

“Kami baru tahap belajar. Angka Rp15 miliar itu disesuaikan juga dengan BMPK (batas maksimum pemberian kredit) karena kami sudah komitmen Rp25 miliar untuk pembangkit listrik di Barru,” jelasnya.

Dia mengakui agar dapat menjadi bank yang kuat dalam kredit sindikasi dan pinjaman investasi, Bank Sulsel harus memiliki modal yang jauh lebih besar dari saat ini.

Pada akhir 2008, total aset Bank Sulsel tercatat sebesar Rp4,5 triliun atau naik sekitar 10% dibandingkan dengan 2007. Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp2,7 triliun, juga turun 10% dari Rp3 triliun pada tahun sebelumnya.

Bank itu membukukan kredit Rp3,3 triliun atau melesat sekitar 30%dibanding 2007 Rp2,5 triliun. Akhir tahun ini kredit ditargetkan menjadi Rp3,7 triliun.

Perseroan menikmati pendapatan operasional Rp757 miliar dan laba operasional Rp310 miliar pada 2008. Setahun sebelumnya, laba Bank Sulsel ‘hanya’ Rp265 miliar.

Bank Sulsel menargetkan pertumbuhan kredit 18% pada 2009. Total laba operasional diharapkan menembus Rp330 miliar. Mulai tahun ini porsi kredit produktif akan dipacu ke kisaran 35% dari selama ini hanya 15%-20%.