Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Juni 25, 2009

Kima terima tunai di bawah 50%

MAKASSAR: PT Kawasan Industri Makassar (Kima) kemungkinan besar hanya menerima secara tunai kurang dari 50% nilai penjualan lahan untuk pembangunan pembangkit listrik 5x2 MW yang rencananya dilakukan PT Tiara Energy.

Selebihnya, hasil pelepasan lahan tersebut akan dikonversi menjadi penyertaan saham Kima atas proyek yang diproyeksikan berjalan tahun ini. Lima pembangkit yang akan dibangun di lokasi berbeda namun masih dalam kawasan Kima itu diperkirakan membutuhkan luas lahan sekitar lima hektare atau masing-masing satu ha per pembangkit.

Dengan kisaran harga tanah sekitar Rp400.000 per meter persegi, nilai transaksi penjualan lahan seluas lima ha dapat mencapai Rp20 miliar.

Direktur Utama PT Kima (Persero) Bachder Djohan mengatakan pihaknya mengantongi opsi nilai tunai Rp7 miliar atau Rp5 miliar dari perkiraan total penjualan Rp20 miliar itu. Dua opsi tersebut sama-sama kurang dari 50% nilai transaksi.

“Opsi pertama kami dapat Rp7 miliar tunai, sisanya sebagai penyertaan modal. Atau bisa juga Rp5 miliar tunai, Rp15 miliar penyertaan,” kata Bachder, ke-marin.

Kendati tidak menerima uang tunai dalam jumlah besar, pembangkit listrik diharapkan menambah fasilitas bagi investor di kawasan industri. Selama ini keterbatasan listrik menjadi kendala bagi upaya menarik investor.

Kima bergerak dalam penjualan lahan, sewa gudang, sewa bangunan pabrik siap pakai (BPSP), dan sewa alat berat. Saat ini perseroan tercatat mempunyai lahan seluas 700 ha, di mana yang telah bernilai komersial sebesar 370 ha.

Bachder menjelaskan pembangkit 5x2 MW tersebut akan dipakai untuk keperluan pengguna kawasan industri. Beban puncak pemakaian listrik Kima sebesar 24 MW. “Setelah itu, kami berharap akan ada lagi pembangkit 15 MW tapi ini untuk pabrik obat,” tukas Bachder.

Seperti diketahui, Tiara Energy juga berencana membangun pabrik obat pertama di kawasan timur Indonesia di Kima. Dalam rencana ini, Tiara menggandeng BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk dan Kima.

Informasi dari situs Web Tiara Energy (tiaraenergy.com) menyebutkan perusahaan ini didirikan pada tahun 2005 dan bergerak di bidang migas, batu bara, pembangkit listrik, pengelolaan limbah, dan bioethanol.

Sayangnya, tak ada informasi lebih terperinci mengenai rekam jejak Tiara dalam bidang-bidang usaha tersebut. Posisi presiden direktur Tiara dijabat Sunarto Ponirin yang tercatat sebagai Wakil Ketua Bidang Pendidikan Yayasan Puri Cikeas.

Yayasan Puri Cikeas merupakan underbouw para pendukung dan pemerhati Susilo Bambang Yudhoyono yang masih menjabat Presiden RI sekaligus calon presiden dalam pemilu 2009.