Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, Juni 30, 2009

PLN akan terlibat dalam gas Sengkang

MAKASSAR: Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) memberi lampu hijau kepada PT PLN (Persero) untuk terlibat lebih jauh dalam kilang gas Blok Sengkang, Wajo, Sulsel.Persetujuan itu diharapkan menjadi celah untuk memecah kebuntuan menyusul belum keluarnya izin bagi PT Energy Equity Epic Sengkang, investor asing yang memegang hak eksplorasi gas di Sengkang, untuk melakukan proses produksi lanjutan.

Tertundanya izin bagi Energy Equity sendiri disebabkan BP Migas khawatir pihak investor menjual gas terlalu murah apabila hanya kepada satu pihak, yakni perusahaan afiliasi PT Energy Sengkang, yang ujung-ujungnya bakal merugikan negara.

Energy Sengkang mengelola sejumlah pembangkit di Wajo dan saat ini telah merupakan produsen listrik terbesar bagi sistem kelistrikan Sulsel. Sumber Bisnis yang mengetahui persoalan tersebut mengatakan PLN akan segera berunding dengan Ener-gy Sengkang mengenai mekanisme keterlibatan BUMN kelistrikan itu dalam proyek gas Energy Equity.

Sejauh ini muncul dua kemungkinan. Pertama, PLN akan ikut menangani pemanfaatan gas di Blok Keera, Sengkang. Kedua, PLN membeli seluruh gas Sengkang dan berhak menentukan kepada siapa sumber daya alam tak terbarui itu akan dijual.

General Manager PT PLN Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (Sulselrabar) Hariyanto mengatakan pihaknya terus mendorong agar segera tercapai kesepakatan tentang teknis produksi dan harga gas Sengkang.

“BP Migas setuju gas akan dikelola PLN dan kami sudah memberitahu ke Energy Sengkang untuk memulai perundingan dan pembahasan,” jelas Hariyanto, kemarin.


Mengenai bentuk keterlibatan, dia memastikan terjadi perubahan skema dari selama ini PLN hanya sebagai salah satu pembeli. “Itu termasuk yang akan dibahas karena skemanya agak berbeda dengan yang sudah ada selama ini,” imbuhnya.

PLN telah berencana membeli gas kilang LNG Energy Equity di Keera yang diperkirakan beroperasi Maret 2011. Rencananya gas dikapalkan dalam bentuk padat (compressed natural gas) ke terminal di Pelabuhan Makassar.

Pembelian itu untuk gasifikasi pembangkit berbahan bakar HSD (high speed diesel) agar lebih hemat dan ramah lingkungan. Gasifikasi tahap pertama direncanakan di PLTD Tello berkapasitas 166 MW.

Sebelumnya, Kepala BP Migas Kalimantan dan Sulawesi Agus Suryono mengatakan gas di Sengkang milik negara. Konsekuensinya, tidak serta merta kesepakatan jual beli bisa dilaksanakan.

Menurutnya, permohonan Energy Sengkang untuk pengembangan proyek kelistrikan di Wajo sudah diajukan ke BP Migas dan Menteri ESDM di Jakarta, namun hingga kini belum ada persetujuan karena masih dikaji lagi.

Agus mengatakan harga jual gas harus mengikuti UU No.22 Tahun 2001 tentang Migas dan PP No.42 Tahun 2002 tentang BP Migas. “Kalau Energy Equity menjual gas ke Energy Sengkang dengan harga murah maka negara akan dirugikan,” ujarnya.

Energy Equity sebenarnya tidak hanya menerima permintaan gas dari Energy Sengkang saja, tetapi dari beberapa perusahaan seperti PT Indonesia Power, PT Makassar Power, dan PT Aneka Tambang Tbk.

Agus menjelaskan pihaknya akan mempelajari dengan seksama mekanisme penetapan harga dalam kontrak jual beli gas antara Energy Equity dan Energy Sengkang.

“Sepanjang kesepakatan harga pembelian tidak merugikan negara, peluang Energy Sengkang melanjutkan proyek PLTG tahap II-III bisa dilaksanakan,” paparnya.

Proyek PLTG tahap II dan III yang dimaksud adalah pembangunan pembangkit listrik baru berkapasitas masing-masing 60 MW. Berdasarkan catatan Bisnis, Energy Sengkang sejauh ini telah memproduksi 195 MW untuk Sulselbar. Produksi Sengkang Extension II 60 MW semula direncanakan dapat dimulai Januari dan rampung Agustus 2009 namun sampai kini belum terealisasi.