Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Juni 17, 2009

Sulsel mampu ekspor di atas 100.000 ton

MAKASSAR: Perum Bulog optimistis Sulsel dapat mengekspor beras 200.000 ton atau melampaui kuota nasional 100.000 ton.

Bulog juga menjamin Departemen Perdagangan memberikan izin ekspor langsung secara penuh. “Melihat produksi beras mendekati surplus dua juta ton, Sulsel bisa melakukan ekspor 200.000 ton.

Kami akan memberi rekomendasi ke pemerintah pusat dan itu pasti dikabulkan,” kata Kepala Perum Bulog Divre Sulsel Herman Agus Machmud kepada Bisnis di Makassar, kemarin. Seperti diketahui, lewat Peraturan Menteri Perdagangan No.13/2009 tertanggal 30 Maret 2009 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Beras, pemerintah telah mengizinkan ekspor beras kelas premium dengan kuota 100.000 ton.

Jadwal ekspor beras semula hanya diberi batas waktu sampai Juni ini, namun akhirnya diperpanjang hingga Agustus mendatang.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, belum lama ini mengaku pihaknya sudah mendapat restu dari pemerintah pusat untuk mengekspor beras dengan kuota 100.000 ton. “Sudah ada SK dari pemerintah pusat yang mengizinkan ekspor beras. Sulsel sudah siap sejak awal untuk melaksanakan ekspor,” kata Syahrul.

Herman menjelaskan, kuota yang diberikan pemerintah 100.000 ton itu termasuk kecil, jika dibanding produksi beras Sulsel. Jaminan Perum Bulog, kata dia, tidak lepas dari data penyerapan beras yang sangat cepat, di mana rata-rata mencapai 5.000–6.000 ton per hari.

Barometer lain, yakni komitmen pemprov mencapai surplus dua juta ton yang dipastikan dapat dipenuhi tahun ini. Pengadaan beras hingga Juni di Gudang Bulog sudah mencapai 233.000 ton dari prognosa 2009.

Pengadaan tersebut naik dua kali lipat dibanding periode sama tahun 2008 yang hanya sekitar 160.000 ton. Sepanjang tahun 2008 Bulog hanya mampu memenuhi 467.000 ton dari prognosa 600.000 ton.

“Kondisi pengadaan di Bulog saja sudah berjalan sangat cepat dibanding tahun 2008. Karena itu, surplus dua juta ton mampu dipenuhi September dan Oktober tahun ini,” ungkap dia.


Beras premium

Herman menjelaskan, beras yang bisa diekspor pada awal Agustus tahun ini, hanya kelas premium dengan varietas, a.l. Sentanur, Pandang Wangi, dan Celebes. Sulsel mengembangkan 10 varietas padi unggulan. Sementara itu, kata dia, beras kelas medium belum akan diekspor karena diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Dia mengatakan tahap awal Bulog Sulsel siap mengekspor beras premium antara 10.000–20.000 ton. “Beras medium tidak boleh lebih dulu diekspor, kemungkinan baru bisa dilaksanakan pada panen berikutnya. Kebutuhan dalam negeri harus lebih dulu terpenuhi,” ujarnya.

Dia mengemukakan untuk mempercepat pelaksanaan ekspor, Bulog Sulsel telah berkoordinasi dengan kalangan pengusaha beras, asosiasi, eksportir, pedagang, dan petani.

Pada kesempatan itu, Herman mendesak pemprov melaksanakan sistem pemetaan lahan padi dari varietas unggulan. Desakan ini setelah Bulog kesulitan menyerap beras unggulan yang siap ekspor. Dengan sistem pemetaan lahan, program ekspor diharapkan berjalan lebih lancar.