Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, Juni 09, 2009

Ikan Teluk Tomini agar dikuota

PALU: Penangkapan ikan di Teluk Tomini harus dibatasi (ada kuota) mengingat potensi lestari penangkapan di kawasan tersebut sangat terbatas hanya sekitar 400.000 ton per tahun.

“Meskipun Teluk Tomini adalah perairan bebas, namun untuk perlindungan terhadap penghidupan masyarakat pantai serta kelestarian ekosistem laut, maka kuota penangkapan harus diatur dengan baik,” kata Hasanuddin Atjo, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tengah di Palu, kemarin.

Hal itu dikemukakannya menyusul tindak lanjut penanda-tanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, dan Gorontalo terkait pengelolaan secara terpadu dan lestari Teluk Tomini di depan empat menteri dalam Konferensi Kelautan Dunia (WOC) di Manado, 13 Mei lalu.

Menteri yang menyaksikan kesepakatan tiga gubernur tersebut adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, dan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Lukman Edi.

Menurut Hasanuddin, setelah Pilpres 8 Juli 2009, para pejabat lintas sektor dari tiga provinsi yang terkait dengan pengelolaan Teluk Tomini akan menggelar rapat koordinasi untuk membahas tindak lanjut MoU. Dia mengatakan untuk mengelola secara lestari Teluk Tomini, ada empat hal yang perlu dilakukan secara simultan, yaitu mengatur kuota penangkapan ikan, pemanfaatan Teluk Tomini sebagai kolam besar kegiatan budidaya, pengembangan potensi wisata, serta pembukaan akses yang lebih memadai.

Hasanuddin menegaskan tiga provinsi serta kabupaten/kota yang memiliki pantai di Teluk Tomini harus bisa menyepakati kuota penangkapan untuk setiap daerah dengan tetap mengacu pada ketentuan zona ekonomi ekslusif (ZEE).

Dalam ketentuan ZEE, kabupaten/kota menguasai zona dari nol sampai 4 mil dan provinsi dari 4 sampai 12 mil. “Sampai saat ini belum ada pengaturan kuota penangkapan di perairan Teluk Tomini tersebut sehingga dikhawatirkan volume penangkapan akan melebihi potensi lestari kawasan itu,” ujarnya.

Rumput laut

Terkait pemanfaatan teluk sebagai ‘kolam besar’, Sulteng yang memiliki 70% panjang pantai di teluk ini akan menjadikannya pusat pengembangan rumput laut, yang tidak hanya menekankan aspek budidaya tetapi juga membangun pergudangan dan industri pengolahan barang setengah jadi (bubuk).

Sedangkan di bidang kepariwisataan, kata Hasanuddin, Kepulauan Togean di Kabupaten Tojo Una-una akan terus dikembangkan sebagai obyek wisata selam dengan keindahan taman laut.

Dari sisi akses, Pemprov Sulteng berencana membangun Terusan Khatulistiwa dari Tambu, Donggala ke Kasimbar, Parigi Moutong di Teluk Tomini.“Rencana ini sudah mendapat dukungan Bappenas dan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Bahkan Bappenas akan membantu Sulteng membuat studi kelayakan pada 2010,” ujarnya.