Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Juni 04, 2009

Masa depan Kaltim di Agrobis

SAMARINDA: Masa depan Kaltim terletak pada pengembangan pertanian dan kegiatan usaha agrobisnis sebagai upaya pengalihan ketergantungan daerah itu pada pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang tidak bisa diperbarui.

Selama ini Kaltim masih sangat tergantung pada pemanfaatan sumber daya alam yang tidak bisa diperbarui antara lain minyak, gas dan batu bara yang cadanganya terus menipis dan kemungkinan besar dalam 20 tahun ke depan sudah tidak bisa diandalkan lagi.

“Melihat kenyataan ini, sudah saatnya kita mempersiapkan diri untuk mengantikan SDA yang tidak terbarukan dengan kegiatan usaha yang dapat berkesinambungan, yakni pertanian dalam arti luas,” kata Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak saat memaparkan program pembangunan Kaltim di hadapan Siswa Studi Strategis Dalam Negeri Lemhanas Angkatan XVI , di Lamin Etam kemarin malam.

Menurut Awang, lahan dan tingkat kesuburan tanah di Kaltim sangat tepat untuk pengembangan pertanian dalam arti luas, selain sawit juga dikembangkan perkebunan karet, kakao, kenaf, buah-buahan, peternakan, perikanan yang didukung dengan pengolahan menjadi produksi yang mampu berdaya saing di pasar global.

Diakuinya, tidak mudah untuk mengalihkan sistem ekonomi yang saat ini masih sangat tergantung pada pemanfaatan SDA kepada pengolahan lahan dan pengembangan pertanian yang membutuhkan waktu.
“Namun Kaltim harus bekerja keras mulai sekarang, karena dampaknya baru bisa dirasakan dalam beberapa tahun ke depan, ,” ujarnya.

Selain melakukan revitalisasi pertanian, kata Awang pembangunan sarana pendukung berupa infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, energi listrik, air bersih dan sarana pendukung lainnya juga perlu dipersiapkan seiring dengan pengembangan pertanian dalam arti luas yang sedang berjalan.

Beberapa tahun lalu Kaltim sudah berupaya membangun infrastruktur, antara lain Jembatan Pulau Balang yang menghubungkan Balikpapan dan Penajam Paser Utara sehingga jalur jalan Kaltim - Kalsel sudah terhubung.

Selain itu, dibangun kawasan ekonomi terpadu dan pelabuhan Kariangau, di Balikpapan, pembangunan pengolahan air bersih langsung minum di Samboja untuk kebutuhan warga Balikpapan dan Kutai Kartanegara.

Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan yang saat ini memiliki panjang landasan 2.500 meter akan diperpanjang menjadi 3.250 meter dengan dukungan terminal yang lebih representatif sebagai bandara paling sibuk ke empat secara nasional.

“Sudah terjalin kerja sama dengan PT Angkasa Pura terkait soal pembangunan terminal Bandara Internasional Sepinggan sehingga menjadi bandara yang lebih baik di tanah air ini,” ujarnya. Kaltim juga membangun Bandara Samarinda Baru sebagai pengganti Bandara Temindung yang kondisinya sudah tidak memadai sehingga diharapkan bandara baru yang kini sedang dikerjakan itu dapat didarati pesawat jenis Boing 737-300. Demikian juga untuk Bandara Tarakan dan Berau serta beberapa bandara di kabupaten/kota lainnya.

Kaltim kini memprogramkan pembangunan jalan Freeway dari Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sengatta-Bengalon hingga ke kawasan Pelabuhan Maloy yang diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Saat ini sudah disiapkan anggaran Rp20 miliar untuk pembebasan lahan.

Sedangkan untuk listrik, Kaltim sudah berupaya mendorong PLN dan pihak swasta membangun sejumlah pembangkit listrik dengan bahan bakar gas dan batu bara.

Saat ini telah dibangun PLTGU Sambera 2X20 MW, PLTGU Senipah 2X60 MW dan PLTU Batubara 2X25 MW dan rencananya Kaltim melalui Bank Kaltim akan mendukung pembiayaan pembangunan pembangkit listrik 2X100 MW yang nilainya mencapai Rp2,4 triliun dan masuk dalam program 10.000 MW nasional tahap pertama.