Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Juni 12, 2009

Bank Sulut segera tambah modal

MANADO: PT Bank Pembangunan Daerah Sulut (Bank Sulut) menargetkan modal inti perseroan dalam waktu dekat akan mencapai Rp500 miliar dari saat ini sekitar Rp300 miliar.

Keputusan itu diambil dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) di Manado, baru-baru ini. Koreksi modal inti tersebut dilakukan bersamaan dengan perubahan anggaran dasar.

Plt Direktur Utama Bank Sulut Jeffry J. Wurangian mengatakan peningkatan modal inti akan membuat pihaknya lebih leluasa melakukan ekspansi kredit. “Dampak modal yang sudah besar ini akan membuat ekspansi kredit lebih leluasa karena kepercayaan masyarakat semakin banyak,” kata Jeffry kepada Bisnis, kemarin.

Dia menjelaskan seluruh pemegang saham Bank Sulut menyepakati penambahan modal tersebut. Kenaikan modal juga diharapkan memacu rasio kecukupan modal (CAR) dan memperlonggar batas maksimum pemberian kredit (BMPK).

Berdasarkan publikasi laporan keuangan per Maret 2009, total modal inti Bank Sulut sebesar Rp220,8 miliar. Komponen modal ini terdiri atas modal disetor Rp126,5 miliar serta cadangan tambahan modal (disclosed reserved) Rp94,3 miliar.

Modal inti perseroan tercatat meningkat sekitar 25% dibanding posisi Maret 2008.Rilis pers Bank Sulut yang diterima Bisnis, Rabu, menyebutkan posisi modal disetor Rp126,5 miliar itu tidak berubah dari Desember 2008.

Namun, pada perkembangan terakhir, jumlah modal disetor telah menembus Rp133,3 miliar. “Tambahan modal (disetor) berasal dari hibah saham Kabupaten Gorontalo kepada Bone Bolango sebesar Rp10 juta dan dibarengi setoran modal Rp1,87 miliar ditambah setoran saham Pemprov Sulut Rp5 miliar,” tulis rilis itu.

Bank Sulut akan menjajaki sejumlah opsi untuk mewujudkan target penambahan modal inti, a.l. lewat laba ditahan serta suntikan modal baru dari pemegang saham.

Komposisi pemegang saham diisi Pemprov Sulut 55,76%, Pemkab Boalemo 7,41%, Gorontalo 6,16%, Minahasa 5,90%, Bolaang Mongondow 4,93%, dan Pemkot Bitung 4,43%. Selain itu, delapan pemkot/pemkab lain dengan porsi kurang dari 4%, termasuk Koperasi Karyawan Bank Sulut sebesar 1,88%.

Laba tumbuh

Jeffry mengatakan pihaknya juga menargetkan laba setelah pajak tahun ini meningkat dari 2008 yang mencapai Rp47,8 miliar. Tahun lalu laba perseroan tumbuh 35% dibanding 2007.

Meski demikian, Jeffry tidak menyebutkan berapa sasaran laba tahun ini. “Prospek laba diharapkan lebih besar dari 2008 karena modal sudah lebih besar untuk mendukung ekspansi kredit,” paparnya.

Pada triwulan I 2009, Bank Sulut membukukan laba setelah pajak Rp16,5 miliar atau turun sekitar 5% dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp17,3 miliar. Penurunan ini akibat kenaikan beban non bunga yang lebih tinggi dari peningkatan pendapatan non bunga. Kondisi ini memupus lonjakan pendapatan bunga bersih yang naik dari Rp49,8 miliar menjadi Rp55,4 miliar pada Maret 2009.

Perlambatan laba sedikit tertahan oleh melambungnya selisih pendapatan non operasional dari Rp143 juta menjadi Rp4,4 miliar. Perseroan menyalurkan kredit Rp1,7 triliun per Maret 2009, tumbuh 47% terhadap Maret 2008. Total aset dalam periode tersebut menyentuh Rp3,2 triliun atau melesat 45%.

Peningkatan outstanding kredit diiringi naiknya dana yang disimpan di Bank Indonesia, yakni dari Rp373 miliar menjadi Rp557 miliar. Kepemilikan Bank Sulut pada Sertifikat Bank Indonesia mencapai Rp220 miliar dari sebelumnya Rp199 miliar. Bank Sulut mengelola dana masyarakat Rp2,66 triliun, meliputi giro Rp1,04 triliun, tabungan Rp557 miliar, dan deposito Rp1,07 triliun.