Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Juni 25, 2009

Kredit produktif Bank Sulsel menuju 35%

MAKASSAR: PT Bank Sulsel meyakini porsi kredit produktif dalam portofolio perseroan akhir tahun ini dapat mencapai 35% sesuai rencana bisnis yang ditetapkan. Hal itu menyusul pengucuran kredit investasi bersama beberapa bank lain untuk pabrik Semen Tonasa V serta pembangkit listrik di Kabupaten Barru.

Di sisi lain, bank pembangunan daerah (BPD) ini lebih agresif melepas kredit komersial bagi usaha kecil dan menengah (UKM) baik kalangan pegawai negeri sipil maupun debitur lainnya. Direktur Pemasaran Bank Sulsel Rahmat Alimuddin yang juga pelaksana tugas direktur utama mengatakan saat ini porsi kredit produktif telah bergeser ke level 22%, meningkat dari 12% pada akhir 2008.

Posisi kredit kini sekitar Rp3,4 triliun dan diharapkan menembus Rp3,7 triliun akhir tahun nanti. Menurutnya, sebagian besar dari plafon Rp300 miliar berikutnya bakal digelontorkan untuk sektor produktif.

“Kredit sindikasi itu untuk memacu kredit produktif, tapi tidak semua dana ke sana. Kami juga memberi kredit bagi PNS yang memiliki usaha yang layak dibiayai,” tutur Rahmat kepada Bisnis, kemarin. Bank Sulsel terlibat dalam sindikasi kredit pembangunan pabrik Tonasa V senilai total Rp3,55 triliun bersama tiga bank lain.

Dalam kesempatan ini, bank yang tengah menjalani proses pergantian direksi tersebut menyiapkan komitmen kredit Rp15 miliar. Jumlah itu relatif kecil apabila dibandingkan dengan porsi bank lain dalam sindikasi. PT Bank Mandiri Tbk selaku lead arranger berkomitmen memuntahkan Rp2,4 triliun, PT Bank BRI Tbk Rp1 triliun, dan Bank Jatim sekitar Rp100 miliar.

Rahmat menjelaskan pihaknya sebenarnya ingin menyuntikkan hingga Rp50 miliar, namun urung karena khawatir terbentur aturan batas maksimum pemberian kredit (BMPK). “Kami sudah ada komitmen kredit untuk debitur lain juga. Lagipula porsi terbesar ekspansi kredit harus tetap ke sektor UKM sesuai keinginan pemegang saham,” paparnya.


20% Sindikasi

Lebih jauh Rahmat mengungkapkan alokasi kredit sindikasi diproyeksikan maksimal 20% dari rencana ekspansi tahun ini. Pada tahun 2010, kata dia, jumlahnya bisa ditingkatkan sesuai kondisi.

Sebagai gambaran, outstanding kredit Bank Sulsel akhir 2008 sebesar Rp3,3 triliun. Dengan rencana ekspansi sampai Rp3,7 triliun, berarti perseroan menargetkan kenaikan Rp400 miliar.

Jika diambil 20% dari sasaran peningkatan kredit Rp400 miliar tersebut, artinya perseroan siap membenamkan kredit sindikasi sekitar Rp80 miliar tahun ini.

Dengan beberapa rencana keterlibatan seperti dalam pembangunan landas pacu Bandara Sultan Hasanuddin serta jalan trans Makassar-Parepare, Bank Sulsel diperkirakan sanggup melempar Rp100 miliar–Rp150 miliar untuk kredit sindikasi.

“Yang kami bidik proyek investasi di wilayah Sulsel, makanya kami akhirnya tidak jadi ikut pembiayaan tol Waru di Jatim,” imbuh Rahmat.

Dia menambahkan pihaknya akan dengan senang hati menyambut proyek investasi terkait komoditas unggulan seperti coklat. Menurutnya, pabrik industri pengolahan komoditas memenuhi unsur peran Bank Sulsel menggerakkan sektor riil.

Pada akhir 2008, total aset Bank Sulsel tercatat sebesar Rp4,5 triliun atau naik sekitar 10% dibandingkan dengan 2007. Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp2,7 triliun, turun 10% dari Rp3 triliun pada tahun sebelumnya.

Bank itu membukukan kredit Rp3,3 triliun atau melesat sekitar 30% dibanding 2007 Rp2,5 triliun. Hasilnya, perseroan menikmati pendapatan operasional Rp757 miliar dan laba operasional Rp310 miliar pada 2008. Setahun silam, laba operasional Bank Sulsel Rp265 miliar. Tahun ini laba operasional diharapkan mencapai Rp330 miliar.