Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Juni 17, 2009

Laju kredit kembali tertahan

MAKASSAR: Laju kredit di Sulawesi Selatan kembali tertahan pada April setelah sempat menggeliat lincah pada bulan sebelumnya. Posisi kredit investasi merosot, pinjaman modal kerja relatif stagnan, sedangkan kredit konsumsi menguat.

Total kredit per April 2009 tercatat sebesar Rp31,69 triliun atau melemah tipis dibanding bulan Maret yang mencapai Rp31,77 triliun. Pada Maret terjadi ekspansi cukup tinggi menembus Rp531 miliar.

Secara tahunan, posisi kredit April tumbuh 15% dibanding bulan sama tahun lalu. Kenaikan itu jauh lebih rendah apabila dikomparasikan dengan pertumbuhan year on year akhir 2008 yang berada di kisaran 23%.

Sepanjang tahun ini posisi kredit melemah tipis Rp33 miliar terhadap Desember 2008. Outstanding kredit modal kerja tahun ini berkurang Rp148 miliar, begitu pula pinjaman investasi menukik Rp350 miliar.

Hanya kredit konsumsi yang masih tumbuh positif tahun ini jika ditinjau dari posisi awal tahun. Total penyaluran kredit konsumsi baru hingga April 2009 mencapai Rp465 miliar atau naik 3,6%.

Kepala Cabang PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Makassar Hendrik Sia mengatakan di tengah kondisi sektor riil relatif belum bergerak, kredit konsumsi memang biasanya mampu berputar terus sebab kebutuhan konsumsi masyarakat tidak berhenti.

Di sisi lain, kata dia, penurunan kredit modal kerja dapat dimaklumi sebagai pertanda sikap menunggu pengusaha menghadapi ketidakpastian pasar.

Apalagi, tambahnya, posisi pinjaman modal kerja pada akhir tahun lalu sempat memuncak seiring meningkatnya kebutuhan pengadaan barang dan jasa serta aksi poles kinerja (window dressing) perbankan khususnya perusahaan publik.

“Kalau kita lihat kondisi ekonomi sekarang, kecenderungan modal kerja memang turun. Di Sulsel dan daerah lain di kawasan timur Indonesia, modal kerja baru akan mulai pemakaian pada saat komoditi panen,” kata Hendrik, kemarin.

Koreksi outstanding kredit modal kerja juga tergambar dari perlambatan kredit jasa-jasa selama 2009. Pada April, posisi pinjaman sektor jasa-jasa terbenam di angka Rp5,21 triliun, turun dibanding akhir tahun lalu Rp5,66 triliun.

Sebaliknya, kredit perdagangan yang notabene terbesar kedua dalam hal porsi terhadap total pinjaman masih membukukan kenaikan, yakni dari Rp8,56 triliun menjadi Rp8,68 triliun.

Mikro

Kepala Bagian Bisnis Program PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Makassar Oka Maharjana mengatakan kredit bank pelat merah tersebut di Sulsel selama tahun ini masih tumbuh positif dibanding akhir 2008, khususnya jenis mikro dan kecil.

Pinjaman mikro BRI ditetapkan maksimal Rp100 juta, sedangkan kredit kecil antara Rp100 juta sampai Rp500 juta. “Berbeda dari industri, kami masih membukukan pertumbuhan di semua jenis kredit baik modal kerja maupun konsumsi. Mungkin karena 80% kredit kami untuk nasabah mikro dan kecil,” kata Oka.

Dia menuturkan debitur kredit menengah yang plafon kreditnya antara Rp500 juta sampai Rp5 miliar relatif mengurangi permintaan karena khawatir beban suku bunga.

“Debitur mikro dan kecil tampaknya tidak terlalu risau soal bunga karena pokok pinjaman mereka juga kecil,” tukasnya. Pemimpin Bank Danamon Wilayah IV Andrew Wongjaya mengatakan hal sama terjadi di bank swasta yang juga termasuk paling banyak menyalurkan kredit mikro dan kecil itu.

Pinjaman konsumsi serta jenis kredit mikro dan kecil di Danamon masih tumbuh positif. Menurut Andrew, penurunan justru tampak pada kredit modal kerja. Dia menilai kondisi ini disebabkan pelepasan kredit baru lebih kecil dibanding pelunasan.

Selain itu, kata dia, tingkat kredit yang dicairkan namun belum ditarik (unused plafond) tercatat lumayan tinggi belakangan ini. “Bank tetap lepas kredit, hanya cukup besar plafon yang ternyata tidak dicairkan nasabah,” ujarnya.