Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, April 22, 2009

Akhir 2009 usaha mikro diharapkan tumbuh 300%

MAKASSAR:Pertumbuhan sektor mikro akhir tahun 2009 di Sulsel diprediksi mencapai 200%-300%. Sektor-sektor yang mendominasi pertumbuhan adalah perdagangan, lembaga keuangan mikro, pertanian, perikanan, dan kelautan. Wakil Ketua DPD Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel Idris Manggabarani mengatakan usaha mikro sudah menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi di daerah ini.

Idris mengatakan di Sulsel sekitar 85% usaha bergerak di sektor mikro dan 15% usaha menengah ke atas seperti industri pengolahan, properti, infrastruktur, ekspor, dan impor. “Sektor mikro tumbuh karena pelaku usaha bergerak cepat dengan menggunakan modal minimal Rp50 juta. Sementara usaha menengah mengalami penurunan kinerja selama terjadi krisis global,” kata mantan Ketua DPD REI Sulsel di Makassar, kemarin.

Pertumbuhan sektor mikro, kata dia, karena sudah terbangun komitmen perbankan untuk melayani dan menyediakan dana segar dengan bunga pinjaman murah. Bahkan sejumlah bank memberikan syarat ringan dengan tidak menetapkan sistem jaminan fisik. Dia menjelaskan, sektor mikro tumbuh pesat karena uang yang mengalir cukup besar dengan pinjaman modal kerja antara Rp50 juta – Rp1 miliar.

Sektor mikro tersebut, ungkap dia, juga telah menciptakan lapangan kerja baru yang secara otomatis membantu pemerintah menekan angka pengangguran. Untuk mempertahankan kondisi tersebut, Kadin meminta pemerintah dan perbankan tetap berkomitmen melayani sektor mikro.

Ini mengingat sektor mikro merupakan lahan subur bagi lembaga keuangan mikro dan perbankan, termasuk pengusaha besar yang siap memberi bantuan keuangan. “Dulu lembaga keuangan seperti bank hanya fokus pada pembiayaan korporat. Tapi sekarang perbankan mulai melirik ke mikro karena uang beredar cukup besar, sementara sektor menengah mengalami penurunan drastis,” ujar Idris.

Dia menambahkan, margin keuntungan di sektor mikro sangat tinggi di atas 50%, dibanding sektor menengah yang mendapatkan keuntungan kecil ditambah beban bunga pinjaman perbankan. Idris mengatakan untuk mempertahankan eksistensi sektor mikro diperlukan komitmen pemerintah, lembaga keuangan, dan pengusaha dengan mempermudah segala persyaratan.

Selain itu dia meminta pemerintah lebih cepat mendatangkan investor untuk menanamkan modal di sektor industri pengolahan.

“Pemerintah harus mendatangkan investor untuk menciptakan industri pengolahan agar semua produk mentah dapat dikelola di Sulsel. Ini akan membuat harga produk menjadi lebih murah dan terjangkau,” kata dia.
Secara terpisah, Wakil Ketua Kadin Sulsel Mubyl Handaling mengatakan sektor mikro relatif tidak terpengaruh oleh krisis global.

Menurutnya, fakta itu secara empiris tampak dari tetap kuatnya permintaan pembiayaan mikro sebagaimana dialami mayoritas perusahaan microfinancing miliknya yang bernaung di bawah bendera Grup Multi Niaga.

“Permintaan kredit mikro sama sekali tidak turun. Ekspansi pembiayaan yang kami salurkan bukan terkendala permintaan, tapi modal kerja dari bank. Kalau pasar, berapa pun diserap,” tukasnya.