Kenaikan kebutuhan listrik di awal tahun 2009 ini telah mencapai angka 12%. Menurut Hakku, naiknya kebutuhan listrik dipicu peningkatan pemakaian alat elektronik. ”Secara tidak langsung, tambang emas di Bombana berimbas pada peningkatan kebutuhan listrik masyarakat Kendari,” katanya, kemarin. Dia mengatakan para penambang yang kembali dari Bombana, beramai-ramai membelanjakan uangnya untuk barang elektronik seperti TV, tape, dan kulkas. Saat ini daya tersedia listrik di Kendari mencapai 33 MW. “Itulah yang menyebabkan pemadaman listrik di ibukota provinsi ini terus berlangsung,” ujarnya. Hingga periode Desember 2008, kenaikan kebutuhan listrik hanya 2 MW atau 6,06%. Hakku menjelaskan peningkatan kebutuhan listrik yang terus melonjak juga dipengaruhi perkembangan kota yang kian pesat. Hal tersebut, katanya, diperparah dengan pembangunan sarana dan prasana yang dilakukan pemerintah. Akibatnya, defisit listrik di Kendari yang sebelumnya hanya 5 MW, kini meningkat menjadi 7 MW. Menurut Hakku, kondisi itu belum termasuk daftar tunggu calon pelanggan PLN sebanyak 11.000 rumah tangga dan bahkan terus meningkat tiap bulan.
Dengan naiknya kebutuhan mencapai 12% atau 3,96 MW, kebutuhan listrik di Kendari menjadi 36,96 MW.
Di dunia usaha, pembangunan ruko maupun pengembangan kawasan perumahan menjadi pemicu meningkatnya permintaan pasokan listrik.
Browse » Home »
Laporan Kontibutor palu
» Kebutuhan listrik Kendari melonjak 12%
Rabu, April 22, 2009
Kebutuhan listrik Kendari melonjak 12%
Diposting oleh
Regional Timur
KENDARI: Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sultra Muhammad Hakku Wahab kembali merilis data terbaru mengenai peningkatan kebutuhan listrik di Kota Kendari dalam empat bulan terakhir.