Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Senin, April 20, 2009

Pertamina bangun 16 SPPBE di Sulawesi

MAKASSAR: Pertamina Region VII Sulawesi, Maluku, dan Papua akan mempercepat pembangunan infrastruktur sedikitnya 16 unit Stasiun Pengisian Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE) di Sulawesi. “Kebijakan ini untuk mengantisipasi kenaikkan pemanfaatan gas elpiji rumah tangga dari program konversi mitan ke gas elpiji tiga kilogram di Sulawesi,” kata Manager Gas Domestik PT Pertamina Region V, R. Zulkifli saat mengunjungi SPPBE PT Permata Alam Sulawesi, Makassar, akhir pekan lalu.

Menurut dia pembangunan SPPBE dipercepat agar lima konsultan konversi mitan ke elpiji tidak menunggu terlalu lama. Nantinya, lanjut dia, setiap SPPBE akan melayani kebutuhan stok elpiji dalam setiap wilayah tertentu di Sulawesi. Dari 16 SPPBE di Sulawesi tersebut, ada 10 unit di Sulsel dan enam unit berada di Sulbar satu unit, Sultra dua unit, Sulteng satu unit, dan di Bitung Menado satu unit.

Khusus stasiun gas di Sulsel itu, kata dia, ada dua unit sudah beroperasi, yakni SPPBE PT Permata Alam Sulawesi di Jl DR Sutami dan satu lagi di Kawasan Industri Makassar (KIMA). Enam SPPBE lain sudah ada yang masuk tahap perizinan, perampungan, dan pembangunan. Untuk tahap perampungan infrastruktur, terdiri dari SPPBE Parepare (85%-90%), Bantaeng (20%), Bone (40%), dan tiga unit di wilayah Luwu Raya, yakni di Palopo dan Luwu Selatan (Lusel).

Dia menjelaskan pembangunan infrastruktur SPPBE di Sulwesi diperkirakan akan rampung tahun 2009 ini. “SPPBE hadir untuk menjamin stok gas untuk program konversi tersedia setiap saat dan tidak akan terjadi kelangkaan. Kami bekerjsama dengan pihak swasta untuk membangun SPPBE,”paparnya.

Dia mengungkapkan kapasitas pengisian SPPBE tiap wilayah akan ditentukan dari kebutuhan dan permintaan. Dia memberi contoh SPPBE PT Permata Alam Sulawesi saat ini memiliki stok tabung 3 kg sekitar 20 ribu tabung yang dapat bekerja dua shift dengan total pengisian 60 ton gas setiap hari.

SPPBE Permata Alam Sulawesi juga melayani gas komersil non subsidi ukuran 12 kg, sehingga total pengisian mencapai 120 ton gas per hari. Menurutnya wilayah kerja SPPBE bisa meliputi beberapa daerah dalam satu wilayah kerja yang terdekat dan mudah terjangkau. “Kami tidak merekomendasi pembangunan SPPBE tiap daerah, tapi kami harapkan tiap SPPBE menjangkau konsumen elpiji di beberapa kawasan agar penyaluran gas lebih efisien,” tutur dia.

Bangun depot

Zulfikar menambahkan untuk menjamin ketersediaan gas di 16 SPPBE tersebut maka Pertamina menyelenggarakan tender pembangunan depot gas berkapasitas 10.000 metric ton gas. Saat ini proses tender sudah tahap menunggu hasil pemenang yang akan melaksanakan pembangunan yang ditargetkan harus rampung tahun ini. Depot perkapasitas besar itu juga akan melayani kebutuhan gas di luar Sulawesi yang masuk dalam KTI.

Dia menjelaskan saat Pertamina Sulawesi, Maluku dan Papua hanya memiliki depot berkapasitas 2.500 metric ton. Jika proyek depot 10.000 metric ton tersebut, tutur dia berjalan sesuai rencanakan maka di akhir tahun Pertamina bisa melayani kebutuhan mencapai 300 ton gas per hari. “Depot 10.000 metric ton tidak hanya melayani Sulawesi, tapi juga Kawasan Timur Indonesia. Lokasi pembangunan depot masih dalam tahap tender dan melibatkan beberapa stage holder,” beber dia.