Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, April 15, 2009

Listrik Punagaya diusulkan 4 sen per kwh

MAKASSAR: Kelompok usaha Bosowa meminta PLN menaikkan harga beli listrik PLTU Punagaya 2x100 MW di Kabupaten Jeneponto, Sulsel, dari semula 3,7 sen dolar per Kwh menjadi di atas 4 sen dolar. Managing Director Bosowa Corporation Sadikin Aksa mengatakan permintaan eskalasi harga jual tersebut telah disampaikan kepada PLN. Dia mengklaim eskalasi didasarkan melonjaknya biaya investasi dan komponen lainnya. Meski demikian, Sadikin mengaku belum dapat memastikan apakah PLN akan memenuhi keinginan pihaknya. Bosowa, kata dia, juga masih meneruskan kajian teknis terkait proyek itu.

PLTU Punagaya 2x100 MW merupakan inisiatif pembangunan pembangkit oleh sektor swasta yang tidak masuk program 10.000 MW versi pemerintah. Bosowa meresmikan gong proyek ini pada 19 Agustus 2007 namun hingga kini belum terwujud. Pihak Bosowa berkilah tertundanya proyek menyusul kondisi krisis keuangan global yang membuat kreditur, dalam hal ini China Development Bank, mengurungkan sementara penyaluran pinjaman.

“Idealnya harga jual listrik di atas 4 sen dolar per kwh. Kalau di bawah itu, kurang ekonomis bagi kami selaku investor maupun mitra kontraktor kami,” ujar Sadikin di Makassar, baru-baru ini. Kendati proyek tersendat, Sadikin menegaskan Bosowa berkomitmen meneruskan pembangunan pembangkit segera setelah situasi global membaik.

Bosowa dan PLN menandatangani perjanjian jual beli listrik PLTU Jeneponto pada April 2007. Waktu itu pembangkit diproyeksikan siap beroperasi 2010 untuk membantu mengatasi krisis kelistrikan di Sulsel dan Sulbar. Berdasarkan kontrak awal, PLN bersedia membeli seluruh produk listrik PLTU Bosowa seharga 3,7 sen dolar per Kwh dengan jaminan availability factor 80% dan durasi kontrak 30 tahun.

Sebelumnya, Chief Executive Officer Bosowa Corporation Erwin Aksa mengatakan permintaan eskalasi tersebut sesuai dengan yang diminta kontraktor Chengda Engineering Corp. kepada Bosowa sebagai pemilik proyek listrik swasta ini. Erwin mengatakan tertundanya pelaksanaan konstruksi PLTU batubara itu juga disebabkan permintaan eskalasi dari kontraktor seiring lonjakan harga bahan baku.