AMBON: Sampai bulan Februari 2009, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan di Ambon, Maluku, mencapai Rp4,38 triliun atau tumbuh hingga 10,3%. Sedangkan posisi kredit juga meningkat dari Rp1,6 triliun menjadi Rp2,4 triliun atau naik hampir 50%. Laju pertumbuhan kredit yang lebih besar dibandingkan dengan DPK mempengaruhi rasio kredit terhadap DPK (loan to deposit ratio/LDR).
“Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya loan to deposit ratio dari 36,57% pada Februari tahun lalu menjadi 49,67%,” kata Pemimpin Bank Indonesia Ambon Totok Hermiyanto, kemarin. Totok menjelaskan, peningkatan LDR dipengaruhi menurunnya pertumbuhan DPK, sedangkan tren penyaluran kredit meningkat.
Meski demikian, katanya, angka LDR tersebut masih jauh dari ideal. Bila dibanding rerata nasional yang berada di kisaran 70%, LDR perbankan di Maluku masih harus terus dipacu. Menurut Totok, relatif rendahnya LDR dipengaruhi kebijakan pemberian kredit perbankan yang berhati-hati.
Ini karena mempertimbangkan dampak dari kenaikan harga, serta berbagai kemungkinan risiko yang dapat mempengaruhi kondisi dan prospek usaha debitur. ”Oleh karena itu, peningkatan kredit perlu didorong dengan tetap mengacu pada prinsip pemberian kredit sehat,” tandasnya. Meskipun laporan bulan ini menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 10,3%, namun jika dibanding bulan sebelumnya yakni Januari 2009, DPK anjlok dari Rp4,87 triliun menjadi Rp4,82 triliun.
Kenaikan DPK dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya terutama didorong pertumbuhan simpanan jenis deposito yang tumbuh sebesar 45%. Sedangkan kenaikan angka penyaluran kredit dipengaruhi naiknya harga barang-barang konsumsi. “Penggunaan konsumtif meningkat 45,01% dan diperkirakan dipengaruhi meningkatnya harga barang-barang konsumtif seperti kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, dan harga bahan konsumtif lainnya,” tutur Totok.
Meski demikian, kata Totok, beberapa indikator pokok lainnya menunjukkan terjadi perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu terlihat pada penurunan aset sebesar -2,6% di tahun ini dibanding bulan sebelumnya, yakni dari Rp6,05 triliun menjadi Rp5,89 triliun. Totok menuturkan perbandingan laju aset dengan bulan yang sama tahun lalu justru membukukan hasil lebih baik dengan kenaikan mencapai 15,36%.
“Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya loan to deposit ratio dari 36,57% pada Februari tahun lalu menjadi 49,67%,” kata Pemimpin Bank Indonesia Ambon Totok Hermiyanto, kemarin. Totok menjelaskan, peningkatan LDR dipengaruhi menurunnya pertumbuhan DPK, sedangkan tren penyaluran kredit meningkat.
Meski demikian, katanya, angka LDR tersebut masih jauh dari ideal. Bila dibanding rerata nasional yang berada di kisaran 70%, LDR perbankan di Maluku masih harus terus dipacu. Menurut Totok, relatif rendahnya LDR dipengaruhi kebijakan pemberian kredit perbankan yang berhati-hati.
Ini karena mempertimbangkan dampak dari kenaikan harga, serta berbagai kemungkinan risiko yang dapat mempengaruhi kondisi dan prospek usaha debitur. ”Oleh karena itu, peningkatan kredit perlu didorong dengan tetap mengacu pada prinsip pemberian kredit sehat,” tandasnya. Meskipun laporan bulan ini menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 10,3%, namun jika dibanding bulan sebelumnya yakni Januari 2009, DPK anjlok dari Rp4,87 triliun menjadi Rp4,82 triliun.
Kenaikan DPK dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya terutama didorong pertumbuhan simpanan jenis deposito yang tumbuh sebesar 45%. Sedangkan kenaikan angka penyaluran kredit dipengaruhi naiknya harga barang-barang konsumsi. “Penggunaan konsumtif meningkat 45,01% dan diperkirakan dipengaruhi meningkatnya harga barang-barang konsumtif seperti kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, dan harga bahan konsumtif lainnya,” tutur Totok.
Meski demikian, kata Totok, beberapa indikator pokok lainnya menunjukkan terjadi perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu terlihat pada penurunan aset sebesar -2,6% di tahun ini dibanding bulan sebelumnya, yakni dari Rp6,05 triliun menjadi Rp5,89 triliun. Totok menuturkan perbandingan laju aset dengan bulan yang sama tahun lalu justru membukukan hasil lebih baik dengan kenaikan mencapai 15,36%.