Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, April 03, 2009

Kredit di Maluku naik 50%

AMBON: Sampai bulan Februari 2009, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan­ di Ambon, Maluku, mencapai Rp4,38 triliun atau tumbuh hingga 10,3%. Sedangkan posisi kredit juga meningkat dari Rp1,6 triliun menjadi Rp2,4 triliun atau naik hampir 50%. Laju pertumbuhan kredit yang lebih besar dibandingkan dengan DPK mempengaruhi rasio kredit terhadap DPK (loan to deposit ratio/LDR).

“Hal itu ditunjukkan dengan meningkatnya loan to deposit ratio dari 36,57% pada Februari tahun lalu menjadi 49,67%,” kata Pemimpin Bank Indonesia Ambon Totok Hermiyanto, kemarin. Totok menjelaskan, peningkatan LDR dipengaruhi menurunnya pertumbuhan DPK, se­­­­dangkan tren penyaluran kre­­­dit meningkat.

Meski demi­­kian, katanya, angka LDR ter­­se­­but masih jauh dari ideal. Bila dibanding rerata nasional­ yang berada di kisaran 70%, LDR perbankan di Maluku masih harus terus dipacu. Menurut Totok, relatif rendahnya LDR dipengaruhi kebi­­­jakan pemberian kredit per­­bankan yang berhati-hati.

Ini kare­­na mempertimbangkan dam­­­pak dari kenaikan harga, ser­­ta berbagai kemungkinan risiko yang dapat mempengaruhi kondisi dan prospek usaha debitur. ”Oleh karena itu, peningkatan­ kredit perlu didorong dengan tetap mengacu pada prinsip pemberian kredit sehat,” tandasnya. Meskipun laporan bulan ini menunjukkan peningkatan tahunan sebesar 10,3%, namun jika dibanding bulan sebelumnya yakni Januari 2009, DPK anjlok dari Rp4,87 triliun menjadi Rp4,82 triliun.

Kenaikan DPK dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya­ terutama didorong pertumbuhan simpanan jenis deposito yang tumbuh sebesar 45%. Sedangkan kenaikan angka penyaluran kredit dipengaruhi naiknya harga barang-barang konsumsi. “Penggunaan konsumtif meningkat 45,01% dan diperkirakan dipengaruhi meningkatnya harga barang-barang konsumtif seperti kendaraan bermotor, peralatan rumah tangga, dan harga bahan konsumtif lainnya,” tutur Totok.

Meski demikian, kata Totok, beberapa indikator pokok­ lainnya menunjukkan terjadi perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu terlihat pada penurunan aset sebesar -2,6% di tahun ini dibanding bulan sebelumnya, yakni dari Rp6,05 triliun menjadi Rp5,89 triliun. Totok menuturkan perban­ding­an­ laju aset dengan bulan yang sama tahun lalu justru membukukan hasil lebih baik dengan kenaikan mencapai 15,36%.