Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Senin, April 06, 2009

Proyek Gas City telan Rp40 miliar

MAKASSAR: Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyetujui rencana Pemprov Sulsel membangun fasilitas pemipaan gas kota (gas city) dengan memanfaatkan produksi liquified natural gas (LNG) PT South Sulawesi LNG Sengkang. Dalam kaitan itu, pemerintah akan menyiapkan dana awal sebesar Rp40 miliar yang bersumber dari APBN untuk pembangunan infrastruktur pipanisasi di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulsel.

“Gas city sudah pernah dimiliki Sulsel khususnya di Makassar pada masa penjajahan Belanda tahun 1910 – 1950 yang berbahan batu bara. Pada tahun 1950 – 1985 diambilalih PN Gas,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Sulsel Sampara Salman melalui telepon, pekan lalu.

Rencana tersebut, ungkap Sampara, sudah mendapat persetujuan. Tahap pertama dilakukan pembangunan pipanisasi di Sengkang dengan dana APBN 2009. Sementara infrastruktur terdiri dari kilang gas, pelabuhan, dan pipanisasi di Makassar menunggu hasil kajian BPH Migas. Proses kajian gas city di Makassar, menurutnya, membutuhkan waktu dua tahun dan diperkirakan berakhir 2010. Sementara kebutuhan dana pembangunan infrastruktur ditentukan kajian BPH Migas. “Pembangunan infrastruktur di Sengkang sudah bisa berjalan tahun 2009 ini. Sementara untuk Makassar akan ditentukan setelah proses kajian dari BPH Migas berakhir. Kami yakin gas city di Sulsel akan menjadi yang pertama di Indonesia,” tutur dia.

Sementara untuk infrastruktur di Makassar diperkirakan sudah dapat berjalan di tahun 2011, terdiri dari pembangunan terminal depot gas di Pelabuhan Soekarno Hatta dan pipanisasi ke pelanggan rumah tangga dan industri. Menurut dia, metode pelayan­an akan sama dengan layanan PDAM yang menggunakan sistem meteran air, di mana tagihan dilakukan setiap bulan sesuai jumlah pemakaian. Jika rencana berjalan sesuai jadwal, dipastikan Sulsel akan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang memiliki layanan pipanisasi gas langsung ke pelanggan.

Selain itu, masyarakat akan dapat menikmati gas berharga murah dan tidak membutuhkan tabung gas. Apalagi gas yang dialirkan dalam bentuk LNG lebih ramah lingkungan dan aman diban-ding gas tabung. Dia mengaku LNG dari Sengkang dapat memenuhi kebutuhan gas Sulsel yang selama ini sebesar 102 ton per hari. “Kami kira PT South Sulawesi LNG dapat melaksanakan pembangunan dan memenuhi kebutuhan gas rumah dan industri di Sulsel.”

Investasi US$500 juta
Beberapa waktu lalu, Stewart WG Williott, Managing Director & CEO Energy World Corporation Ltd (EWC) Ltd, holding company PT Energy Equity Epic Sengkang (EEES), mengatakan pihaknya sudah mulai membangun kilang LNG di Keera, Sengkang. “Equiptment LNG Plant sudah dipabrikasi dan siap diinstal secara bertahap. Gas rumah akan disalurkan melalui pipa dengan harga murah,” kata Stewart. Stewart mengaku proyek pengolahan gas alam menjadi cair akan rampung tahun 2011. LNG Plant yang akan berdiri di lahan seluas 35 hektare mampu memproduksi 2 juta – 5 juta ton LNG per tahun dengan total investasi US$500 juta.

Dengan produksi setiap hari mencapai 280 juta mbtu (matric british thermal unit), distribusi LNG akan menggunakan tiga cara, yakni pipanisasi, pengapalan, dan pengiriman melalui truk tangki gas. Namun dia mengaku untuk merealisasikan housing gas di Sulsel dan Kota Makassar harus mendapat izin BPH Migas.

Selain membangun kilang gas, juga membangun pelabuhan dan terminal penampungan. Gas akan disalurkan melalui pipanisasi sejauh 19 km dari lapangan gas alam Sengkang ke kilang gas Keera di Teluk Bone. Dari data Bisnis, Energy Equity berencana memproduksi LNG secara bertahap mulai dari 140 ton, satu juta ton, sampai dua juta ton per tahun.

Produksi LNG akan dijual ke PT Aneka Tambang (Antam) Pomalaa Sultra sebesar 400 ton per hari dan kebutuhan SS LNG di Jatim 400 ton per hari. LNG juga akan didistribusikan 800 ton per hari ke PLN Bali, PLTGU Tello serta PLN Sulselrabar 400 ton per hari atau ekuivalen 22 juta mbtu per hari.