Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Senin, April 20, 2009

Invetor Jepang keluhkan pasokan jarak

MAKASSAR: Investor asal Jepang mengeluhkan kurangnya pasokan jarak untuk mendukung operasional pabrik biofuel di Sulsel dengan target 8.000 ton minyak jarak setiap tahun. Presiden Direktur PT Jais Bone Sejahtera (JBS), Motoharu Tatebe alias Kamal Miftah, mengatakan uji coba pabrik jarak tak mampu dilakukan karena pasokan jarak tak tersedia. Padahal peluang dan lahan di Sulsel sangat baik.

Dia juga mengatakan, sebagian besar tanaman jarak dikuasai PT Jarak Pagar Nusantara (JPN). Dari data yang ada sekitar 8.500 ha dari 11.000 ha tanaman jarak diklaim milik PT JPN. Hal ini yang menyulitkan investor lain mengakses ke petani. “Kami telah melakukan pertemuan dengan pihak JPN tapi belum ada pembicaraan lanjutan,” katanya, Kamis.

Rencanya, Kamal akan menanamkan investasi untuk pembangunan pabrik Rp10 miliar, sebagai tahap awal, di kawasan industri Makassar dan pergudangan Parangloe. Diperkirakan untuk uji coba, pabrik akan menghasilkan sekitar 80 ton, namun secara bertahap ditargetkan produksi mencapai 8.000 ton setiap tahun. “Kami berencana pada September tahun ini pabrik beroperasi,” katanya.

Dia juga menjelaskan, saat ini pihaknya telah mengalakkan kembali penanaman jarak di Polmas, Sulbar sekitar 1.200 ha, sebab sebagian besar petani telah menebang tanaman jarak yang dinilai kurang berpotensi dibanding komoditas lainnya. Di tempat yang sama, Direktur PT Jais Bone Sejahtera, Fakhruddin, menuturkan keengganan petani untuk menjual ke perusahaan lain hingga menebang tanaman jaraknya, karena mereka terikat dengan PT JPN. JPN selama ini menyediakan bibit bagi para petani.

Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, mengatakan pemerintah daerah siap membantu PT JBS memperoleh jarak. Menurutnya, ide untuk pembelian jarak dan pengembangan industri biofuel sangat baik. “Pemerintah akan berusaha memfasilitasi, saya kira ini lebih baik dari pada petani tak menjual jaraknya,” kata Agus.