Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Desember 24, 2008

Dana rehabilitasi kakao Sultra Rp199 miliar

Laporan Kontributor Kendari

KENDARI: Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp199 miliar untuk rehabilitasi lahan kakao Sultra tahun 2009. Kepala Dinas Pertanian Sultra Akhmad Chaidir mengatakan dana itu bersumber dari APBN yang akan dikucurkan di sentra produksi kakao Sultra di lima kabupaten.

”Untuk tahun 2009 mendatang, kami mendapatkan alokasi dana rehabilitasi kakao sebesar Rp199 miliar. Itu untuk peremajaan, rehabilitasi, dan intensifikasi,” kata Chaidir, kemarin.

Menurut dia, program ini akan berlangsung selama tiga tahun yakni 2009-2011. Rencananya, total luas lahan kakao Sultra yang akan direhabilitasi mencapai 99.900 hektare dari luas lahan perkebunan kakao 196.884 ha.

Jumlah petani kakao provinsi itu sebanyak 103.297 orang. Di tahun 2009, kata Chaidir, lahan yang akan direhabilitasi seluas 33.000 ha, yang terdiri dari 4.500 ha yang akan ditebang karena usia yang sudah tua (di atas 25 tahun), 15.000 ha direhabilitasi, dan 13.500 ha masuk program intensifikasi. Rehabilitasi terhadap kakao Sultra, kata Chaidir, memang sudah diperlukan mengingat produksi yang kian menurun.

”Normalnya, setiap ha kebun kakao mampu berproduksi di atas satu ton. Namun, sekarang produksinya maksimal hanya 700 kuintal per ha,” jelasnya. Dia mengatakan penurunan produksi lima tahun terakhir membuat program tersebut mendesak.

”Ini (turunnya produksi) semua akibat serangan hama penyakit tanaman serta umur tanaman yang sebagian besar lebih dari 15 tahun. Produktivitas kakao makin menurun,” jelas Chaidir.

Sementara Direktur Perlindungan Perkebunan Ditjen Perkebunan Departemen Pertanian Herdradjad Natawijaya mengatakan Sultra merupakan salah satu provinsi di Sulawesi yang menjadi obyek program nasional peningkatan mutu dan produktivitas kakao.

Luas areal kakao di Sulawesi mencapai 932.762 ha atau 63,3% dari luas areal nasional dengan produksi 508.135 ton atau 5,21% dari total produksi nasional yang melibatkan 765.910 KK petani. Dari luasan itu, sebanyak 450.000 ha terserang hama penyakit, terdiri dari tanaman tua dengan serangan berat 70.000 ha, tanaman dengan serangan sedang 235.000 ha, serta tanaman dengan serangan ringan dan kurang terpelihara seluas 145.000 ha.

”Potensi kehilangan hasil mencapai 269.698 ton per tahun dengan nilai Rp5,4 triliun per tahun. Akibatnya, pendapatan petani dari hasil kebun kakao menurunmencapai Rp6,5 juta per ha per tahun,” kata Herdradjad.