Laporan Kwan Men Yon
Sementara dana giro melesat Rp822 miliar, posisi tabungan tercatat hanya naik Rp72 miliar serta deposito lebih gemuk Rp145 miliar. Perkembangan pada Oktober itu sangat berbeda dari kondisi September, di mana saat itu lokomotif pertumbuhan adalah deposito dengan nominal baru Rp488 miliar. Outstanding DPK September meningkat Rp888 miliar. Kenaikan nominal deposito pada Oktober merupakan yang terendah sejak Juni 2008. Kepala Cabang Bank BCA Tbk Makassar Hendrik Sia mengatakan ada dua kemungkinan penyebab mengecilnya pertumbuhan deposito. Pertama, likuiditas di luar system perbankan makin ketat. Kedua, atmosfir hari raya Lebaran yang cenderung memacu konsumsi membuat masyarakat tidak memprioritaskan investasi dana yang salah satunya melalui deposito.
“Suku bunga deposito pada Oktober masih sangat menggiurkan bagi pemilik dana sehingga seharusnya dalam kondisi normal akan menarik mereka,” ujar Hendrik, kemarin Bambang Kuncoro menambahkan kemungkinan lain. Menurutnya, sebagian pemilik dana mengalihkan investasinya ke bentuk lain, a.l. mata uang dolar. Dia menuturkan produk perbankan saat ini relatif sangat fleksibel sehingga nasabah bebas memindahkan dananya dalam sekejap. “Jadinya perpindahan dana ke jenis yang lebih menguntungkan bisa terjadi setiap saat.
” Mengenai kenaikan giro, Hendrik berpendapat hal itu dapat pula diakibatkan meningkatnya transaksi bisnis selama Lebaran. Bank Indonesia melaporkan peningkatan giro pada Oktober terutama dibukukan bank BUMN dengan Rp538 miliar. Bank pelat merah juga meraup kenaikan terbesar dalam jenis deposito dengan Rp80 miliar. Tetapi bank swasta mampu menorehkan pertumbuhan nominal tabungan lebih tinggi dengan meraup Rp49 miliar.