Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Selasa, Desember 02, 2008

Harga sawit turun, penghasilan petani menyusut

Laporan Sulfaedar

MAKASSAR: Badan pengurus daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulawesi Barat (Sulbar) menyatakan krisis ekonomi global telah mengancam kehidupan para petani dan pengusaha yang bergerak di bidang kelapa sawit.

Keadaan ini dialami akibat harga jual kelapa sawit anjlok dari Rp2.000 menjadi Rp500 per kg. Penurunan harga jual itu mengakibatkan penghasilan petani sawit menyusut menjadi hanya Rp1 juta per bulan.

Padahal sebelum terjadi krisis keuangan global, penghasilan petani sawit di Sulbar rata-rata antara Rp4 juta – Rp5 juta per bulan. Akibat kondisi itu sebagian besar petani dan pemilik perkebunan plasma mengurangi aktivitasi produksi sawit. Bahkan cenderung membiarkan buah kelapa sawit membusuk di pohon.

“Sejak krisis ekonomi perusahaan yang memiliki perkebunan inti, menurunkan harga beli sawit dari petani dan pengusaha lokal. Jika kondisi berlangsung hingga tahun 2009 maka perkebunan plasma tidak dikelola lagi,” kata Ketua Umum BPD HIPMI Muh Asri Anas kepada Bisnis, di Hotel Clarion, Minggu.

Asri menjelaskan sebagian besar anggota HIPMI Sulbar bergerak di bidang usaha kelapa sawit dan perkebunan kakao. Namun sejak krisis ekonomi global yang melanda AS membuat para pengusaha mengurangi produksi petik kelapa sawit. Kondisi itu pula akan mengancam pengurangan ribuan tenaga kerja.

Apalagi hasil penjualan kelapa sawit per bulan turun dan tidak seimbang dengan biaya perawatan, petik, dan transportasi. HIPMI memperkirakan kondisi tersebut, berlangsung hingga April 2009 yang tidak menguntungkan bagi petani dan pengusaha pengumpul.

Selama ini pengusaha dan petani plasma Sulbar menjual kelapa sawit ke PT Astra dan PT Unggulan Widya Lestari (UWL). Kedua perusahaan nasional tersebut mengelola 46 ribu ha perkebunan inti yang sejak awal November 2008 sudah menurunkan harga beli kelapa sawit petani karena alasan anjloknya mata uang rupiah terhadap dolar AS.