Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Kamis, Desember 18, 2008

Tahun 2009 Bosowa batasi ekspansi

Laporan M. Noor korompot & Afrina

MAKASSAR: Kelompok usaha Bosowa milik keluarga Aksa Mahmud mengambil sikap hati-hati dengan membatasi ekspansi pengembangan usahanya, menyusul perkiraan melemahnya pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2009.

“Bosowa akan lebih fokus meningkatkan pelayanan dan melanjutkan investasi yang sudah berjalan. Sedangkan tiga sektor an da lan yang akan dimaksimalkan itu adalah otomotif, infrastruktur ter masuk jalan tol dan power plant, serta properti,” kata CEO Bosowa Cor poration Erwin Aksa kepada Bisnis, kemarin.

Menurut dia, pada tahun 2008 Bosowa berhasil mengembangkan usahanya untuk tiga sektor usaha yakni jalan tol di Makassar dan Jakarta, perhotelan dengan mengakuisisi Hotel Imperial Aryaduta dari Lippo Group dan properti termasuk Menara Bosowa, serta pembangunan pabrik semen Batam. Erwin mengatakan dari sekian pro yek yang dikembangkan Bosowa tersebut diperkirakan menelan dana lebih dari Rp1 triliun.

“Pada tahun 2009, investasi Bosowa akan dipangkas hingga 50% karena kondisi ekonomi nasional belum mendukung,” paparnya. Dampak krisis global pada akhir 2008, kata Erwin, telah menyebabkan perusahaan-perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa keuangan, properti, dan manufaktur harus melakukan efisiensi.

Pada 2008, lanjut dia, Bosowa telah mencatat pertumbuhan sektor usaha di bidang otomotif di mana untuk penjualan unit mobil lebih dari 100% target. Sedangkan untuk penjualan produksi semen Bosowa, total produksi hanya mencapai 1,8 juta ton. Padahal target yang diharapkan sebanyak 2 juta ton.

“Tidak tercepainya target produksi Semen Bosowa lebih disebabkan masalah listrik yang terbatas,” tegasnya. Pada akhir 2008 ini, menurut Erwin, Semen Bosowa mengembangkan pabrik di Batam dengan total produksi mencapai 1,2 juta ton.

“Kami berharap total produksi Semen Bosowa pada 2009 bisa mencapai 3 juta ton,” ujarnya. Proyeksi ekonomi Erwin Aksa yang juga ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai perekonomian Indonesia pada 2009 mendatang diproyeksikan tetap mengalami pertumbuhan, tetapi tidak setinggi tahun ini yang menembus angka 6%. Erwin mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun depan diproyeksikan hanya menembus angka 4%.

Perkiraan itu dikarenakan beberapa faktor penunjang mengalami penurunan seperti investasi pihak swasta. Selain itu, sektor perkebunan dan pertanian yang selama ini menjadi tren memicu pertumbuhan ke depan tidak menjadi sektor yang menjanjikan.

“Melambatnya pertumbuhan ekonomi pada 2009 mendatang, tidak hanya dipengaruhi beberapa sektor tadi, tapi juga dipengaruhi sistem birokrasi yang masih rancu sehingga berimbas terhadap penye rapan APBN,” kata Erwin usai menyerahkan bantuan hibah mobil pemadam kebakaran dan ambulance untuk Pemkot Makassar di Makassar, kemarin.

Erwin menambahkan daya beli masyarakat juga diperkirakan akan mengalami penurunan seiring dengan melambatnya laju ekonomi yang menyebabkan menurunnya permintaan. Sedangkan kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) premium dan solar dinilai tidak terlalu efektif untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurut Erwin, subsidi BBM yang diberikan pemerintah untuk membantu masyarakat golongan menengah ke bawah selama ini tidak efektif karena tidak tepat sasaran.“Yang menikmati BBM bersubsidi hanya golongan masyarakat menengah ke atas,” ungkapnya.