Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Jumat, Desember 12, 2008

REI Sulsel optimalkan peningkatan RSh

Laporan Sulfaedar

MAKASSAR:DPD Real Estate Indonesia (REI) Sulsel tahun 2009 akan fokus pada penyediaan rumah sehat sederhana (RSh) dengan memanfaatkan potensi pasar di daerah kabupaten.

“REI akan meningkatkan pembangunan RSh sebesar 20% atau naik sekitar 4.000 unit. Perubahan arah pembangunan tersebut dipengaruhi kenaikkan kebutuhan pasar RSh di daerah,” kata Wakil Ketua REI Harris Hody, kemarin.

Dia mengungkapkan hal komitmen untuk memperbesar pasar RSh disebabkan daya beli masyarakat yang kian menurun. Perubahan kebijakan REI tersebut, kata dia juga sangat dipengaruhi dari market share RSh yang setiap tahun mencapai 60%.

Ia contohkan dari target tahun 2008 sebesar 12.000 – 14.000 unit rumah maka diprediksi terealisasi 7.000 - 8.000 unit, di mana penjualannya 60% atau sekitar 6.000 unit didominasi RSh.

Komitmen REI tersebut, kata dia, juga diperkuat komitmen pemerintah yang memberikan subsidi bunga pinjaman dan harga jual RSh sebesar Rp59 juta.

“Pemerintah secara resmi telah menurunkan PPh RSh sebesar 1%. Ini juga memicu antusiasme pengembang untuk lebih fokus membangun RSh di tahun 2009,” ungkap Harris.

Perombakan arah kebijakan REI itu, lanjut dia, dipengaruh pada gejolak krisis ekonomi global yang memaksa bank menaikkan suku bunga antara 12% - 15% per bulan. Bank juga mengambil kebijakan memperketat dan lebih selektif dalam untuk menyalurkan KPR dan kredit konstruksi.

Meski begitu dia mengaku target penjualan rumah RSh dan rumah menengah belum memenuhi target tahun 2008. Rata-rata dalam setiap tahun REI hanya merealisasikan antara 60% - 65% dari total target, sementara waiting list sudah mencapai 23 ribu.
Harris Hody menambahkan, khusus pembangunan rumah menengah dilaksanakan sesuai kebutuhan dan permintaan pasar. Dia menolak kebijakan tersebut sebagai cara memperlambat pembangunan.

Namun cara itu sebagai formulasi baru untuk memberikan kemudahan pengembang dan konsumen bertransaksi.
Selain itu REI sudah menghimbau pengembang menerapkan sistem pembelian subsidi bunga antara 2% - 3%. Termasuk sistem angsur uang muka pembelian rumah atau KPR tiga sampai enam bulan, serta membangun sesuai permintaan.

“Terus terang saja meski REI pusat berencana menurunkan harga, namun REI Sulsel tetap mempertahankan. Harga lahan di Jakarta berbeda dengan di Sulsel. Untuk turun mungkin tidak dilakukan, namun akan memberikan potongan harga dan keringanan lain,” kata dia.

Dia menjelaskan sekitar 90% material produksi rumah di Sulsel masih didatangkan dari Jakarta dan Jawa. Sehingga sangat mustahil REI dapat menurunkan harga jual rumah di tahun 2009. Sementara kandungan lokal yang ada di Sulsel hanya berupa semen dan tambang galian C.