Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Februari 25, 2009

'Bank Sulsel jangan jalan sendiri'

MAKASSAR:Kinerja PT Bank Sulsel mulai disoroti dunia usaha. Dalam lima tahun terakhir bank milik pemerintah daerah itu sepertinya larut dengan program sendiri untuk mengejar keuntungan. Pada tahun 2009 ini Bank Sulsel mengejar keuntungan Rp330 miliar. Berikut petikan wawancara Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Sulsel Haris Hody kepada Bisnis, kemarin.

Bagaimana pendapat Anda dengan peran Bank Sulsel dalam mendorong pembangunan?

Secara umum, Bank Sulsel telah memperlihatkan kinerja yang baik. Hal itu bisa dilihat dari alokasi kredit yang dikucurkan setiap tahun ke pasar. Pada tahun 2008 sesuai dengan data nilai kredit yang dikucurkan sudah lebih dari Rp3 triliun. Artinya peran Bank Sulsel sudah nampak, bersaing dengan bank umum lain yang beroperasi di Sulsel. Hanya saja jika dilihat dari alokasi dana pemerintah yang terhimpun dalam APBD se-Sulsel, maka alokasi kredit tersebut belum signifikan. Apalagi di saat krisis seperti ini, alokasi dana perbankan sangat dibutuhkan untuk mendorong usaha sektor rill. Bahkan dana kredit yang disiapkan masuk dalam program stimulus daerah untuk menghadapi krisis global.

Selama ini Bank Sulsel mendapatkan dana murah, sebab pemerintah daerah menempatkan dananya baik itu APBN ataupun APBD. Apa harapan Anda?

Di tengah krisis global, Bank Sulsel sebenarnya paling likuid dibanding bank umum lain. Bank Sulsel tidak harus bekerja keras mencari dana pihak ketiga (DPK) sebab dana milik daerah disimpan di bank tersebut jumlahnya cukup besar. Seharusnya dana murah ini tidak hanya dimainkan di SBI, tetapi dikucurkan dalam bentuk kredit produktif. Karena dana tersebut berasal dari daerah, maka manajemen Bank Sulsel harus pandai merespon kebutuhan pasar yang menghendaki bunga murah. Pada saat ini belum tampak adanya kebijakan penurunan suku bunga yang diberlakukan oleh bank daerah itu. Kemungkinan besar hal itu dilakukan karena alokasi kredit yang disalurkan ke pasar masih didominasi sektor konsumtif.

Bagaimana Bank Sulsel sebaik-nya mengelola penyaluran kredit di masa depan dalam kaitannya dengan mendorong ekonomi daerah?

Jika dilihat dari kebutuhan sektor usaha, termasuk untuk pembiayaan usaha kecil dan mikro, maka setiap tahun Sulsel membutuhkan sedikitnya Rp30 triliun hingga Rp40 triliun. Dana ini sebagian besar dari perbankan dan sebagian program pemerintah. Bank Sulsel harus ikut terlibat karena hal ini menjadi stimulus untuk memulihkan kondisi ekonomi masyarakat. Di tengah krisis, kami menilai peran Bank Sulsel menjadi sangat signifikan dalam pembiayaan usaha tersebut mengingat pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota juga mengarahkan kebijakan pembangunan ke bidang pertanian, yakni dengan mengembangkan tanaman pangan khususnya padi, jagung, kakao, rumput laut, dan peternakan.

Seharusnya dari alokasi kredit yang direncanakan pada tahun 2009 sebesar Rp3,9 triliun, Bank Sulsel diharapkan mengarahkan kredit itu ke sektor yang dijadikan komoditas unggulan daerah yakni padi, jagung, kakao, rumput laut, dan peternakan. Bank Sulsel harus jadi pionir sehingga bank umum nasional di Sulsel juga bisa terlibat aktif membantu. Kita berharap Bank Sulsel jangan jalan sendiri, tapi pro aktif membantu kebijakan daerah.