Home - Photo - Blogger

Subscribe: Posts Subscribe to Revolution ChurchComments

Rabu, Februari 18, 2009

Kaltim mulai jual KEK Maloi

JAKARTA: Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan pihaknya segera mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) Maloi, Kabupaten Kutai Timur, dalam upaya mendorong provinsi ini sebagai daerah pengembangan sektor perkebunan. Keseriusan Pemprov Kaltim mem­­bangun kawasan ekonomi khusus di Maloi disampaikan kepada sekitar 42 pengusaha perkebunan yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), di Jakarta, Senin malam (16/2).

Awang mengatakan selain pengembangan Pelabuhan Maloi yang memiliki kedalaman laut mencapai 18 meter, Kaltim juga sudah menyiapkan kawasan pengembangan agrobisnis yang mencapai puluhan ribu hektare, sehingga akan mempermudah investor masuk. Pelabuhan Maloi adalah kawasan terbuka yang langsung menghadap laut lepas di Alur Laut Kepulauan Indonesia (Alki 2) yang saat ini masih sepi dari lalu lintas kapal angkutan barang dan jasa. Namun, saat ini jalur laut Alki 1 sudah sangat padat, sehingga alternatifnya adalah Alki 2. Keberadaan Maloi dnilai sangat tepat untuk kegiatan bongkar muat barang dan jasa di wilayah timur Indonesia.
“Tahun ini kami mendapat dukungan APBN Rp40 miliar untuk perluasan pelabuhan, sehingga kini tinggal pengusaha perkebunan untuk segera memanfaatkan berbagai kawasan ekonomi yang telah ditetapkan,” ujar Awang.

Dia menjelaskan kawasan Maloi dan sekitarnya tidak hanya dikembangkan sebagai outlet komoditas crude palm oil (CPO), namun juga untuk pengembang-an­ berbagai produksi turunan CPO dan terminal angkut­an batu bara. Selain itu, juga akan dikembangkan kawasan perkebunan lainnya, a.l. nanas, sorgum, kenaf, dan berbagai potensi agrobisnis lainnya. Dengan demikian, potensi Pelabuhan Maloi didukung dengan pengembang­an kawasan ekonomi terpadu yang memadai.

Guna mendukung program itu, Kaltim juga berencana membangun jalan bebas hambatan dari Balikpapan, Samarinda-Bontang-Sengatta-Bengalon, Muara Wahau-Kaliurang hingga ke Maloi untuk mendukung kelancaran transportasi. Namun, untuk sementara Kaltim akan berupaya minta pendanaan pemerintah pusat untuk segera memperbaiki jalan lintas Kalimantan di Kaltim yang kondisinya sangat memprihatinkan.

“Kami berharap sejumlah ruas jalan yang rusak di kawasan utara Kaltim segera diperbaiki, sehingga arus lalu lintas barang dan jasa kembali normal untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi di kawasan tersebut,” ujarnya.

Saingi Malaysia
Menyinggung model KEK Maloi, Awang mengatakan setidaknya bisa menyaingi bahkan melebihi Portlang milik Malaysia yang cukup ramai, sehingga mampu menjadi salah satu penopang ekonomi di negeri ini.Awang mengatakan Kaltim­ berupaya bergerak cepat mengembangkan Maloi karena saat ini Malaysia juga berniat membangun pelabuhan yang sama di kawasan Lahan Datu.

“Jika Malaysia lebih dulu, maka kita akan tertinggal sehingga perlu dukungan semua pihak, termasuk swasta untuk segera mewujudkan keinginan tersebut. Maloy harus menjadi andalan di kawasan timur Indonesia,” ujarnya.Sementara itu, Ketua Gapki Kaltim Said Sjafran menyatakan dukungannya terhadap rencana itu, karena dampaknya akan sangat signifikan bagi kegiatan usaha perkebunan, khususnya di Kaltim.

Namun, kata Sjafran, hen­­dak­nya­ rencana itu segera diwujudkan termasuk sarana penunjang berupa infrastruktur jalan yang diperlukan untuk memperlancar lalu lintas barang dan jasa.“Kami harap pembangunan­nya tidak lama, sehingga mampu mendorong pertumbuhan­ ekonomi daerah dengan pengembangan di Maloi dan sekitarnya,” kata Said Sjafran.